Hayatmu Panutanku (Bacharuddin Jusuf Habibie) | Meneladani Habibie #5
Oleh : Ades Yulandari
Hayatmu Panutanku
(Bacharuddin Jusuf Habibie)
Seorang
pekerja keras, itulah yang tergambar pertama kali dalam pikiran saat mengenal
sosok bapak teknologi Indonesia yakni Bacharuddin Jusuf Habibie. Hal ini
dilihat dari semangatnya yang tak pernah menyerah dalam meraih cita-citanya
yakni membuat pesawat terbang untuk negeri tercinta.
Sejak
kecil sampai remaja prestasi yang didapatnya merupakan suatu pencapaian yang
patut kita contoh. Tak berhenti sampai disitu, B.J. Habibie juga merupakan
mahasiswa peraih predikat cumlaude. Kesungguhannya dalam menuntut ilmu di dunia pendidikan
mengantarkannya meraih beasiswa ke Jerman. Disana ia ditemani sang istri
tercintanya yakni Ibu Ainun. Segala rintangan dan tantangan hidup mereka lalui
bersama. Habibie juga dikenal sebagai seorang yang sederhana, setiap berangkat
menuntut ilmu ia selalu menggunakan sepatu yang sudah tak layak pakai. Ia lebih
mengutamakan pendidikan daripada gaya hidup. Ia juga dikenal oleh teman-temannya
sebagai sosok yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Ketekunannya dalam
keinginan masa kecilnya membuat pesawat terbang ia lanjutkan disana. Setiap
hari ia selalu merancang dan memikirkan bagaimana caranya membuat pesawat
terbang. Gagal, bangkit lagi. Setelah itu, ia mengirimkan surat kepada presiden
Indonesia untuk disetujui dan didanai atas penemuannya, namun balasan surat
yang ia dapat tak seperti harapannya presiden Indonesia menolak hasil
pemikirannya karena dianggap akan menghabiskan biaya yang besar. Hati B.J
Habibie kala itu sangat sedih, namun kesedihannya tidak menjadikan Habibie
berhenti sampai disitu, ia kemudian membuat pesawat di Jerman. Mengetahui hal
ini, presiden Indonesia menyuruh Habibie untuk pulang dan mengabdikan diri disana.
Tanpa
berpikir panjang Habibie langsung pulang ke Indonesia dan membuat pabrik
pesawat terbang, yang perancangannya dibantu oleh para pemuda berintektual
Indonesia.
Kecintaannya
terhadap ibu Ainun juga merupakan panutan, bahwa dalam hidup kita pasti membutuhkan
pasangan yang akan kita jadikan teman untuk berbagi suka dan duka dalam hal
apapun. Saling mengingatkan dan menguatkan satu sama lain.
B.J
Habibie telah membuktikan bahwa dengan bersungguh-sungguh, tekun, ulet, teliti,
dan yakin tidak akan ada yang tidak mungkin di dunia ini untuk dicapai. Kunci
utamanya adalah jangan mudah putus asa dan terkontaminasi dengan orang lain
atau lingkungan sekitar. Mendobrak segala pintu ketidakmungkinan menjadi
mungkin. Selalu libatkan Allah swt. dalam setiap langkah. Ilmu tanpa iman dan
amal tak akan pernah sampai pada tujuan.
0 Response to "Hayatmu Panutanku (Bacharuddin Jusuf Habibie) | Meneladani Habibie #5"
Post a Comment