ANALISIS SISI PSIKOLOGI DARI KARYA DAN BIOGRAFI CHAIRIL ANWAR
ANALISIS SISI PSIKOLOGI DARI KARYA DAN BIOGRAFI CHAIRIL
ANWAR
Kelompok 1 :
1.
Sefri Hidayat
2.
Astri Asri Sitanggang
3.
Leyli Fajriani
4.
Yola Widi Rahayu
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara
pada 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha,
ayahnya berasal dari Taeh Baruah. Ayahnya pernah menjabat sebagai Bupati
Kabupaten Inderagiri, Riau. Sedangkan ibunya berasal dari Situjug, Limapuluh
Kota Ia masih punya pertalian kerabat dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri
pertama Indonesia.
Sebagai anak tunggal yang biasanya selalu dimanjakan
oleh orang tuanya, namun Chairil Anwar tidak mengalami hal tersebut. Bahkan ia
dibesarkan dalam keluarga yang terbilang tidak baik. Kedua orang tuanya
bercerai, dan ayahnya menikah lagi. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan,
sewaktu kecil Nenek dari Chairil Anwar merupakan teman akrab yang cukup
mengesankan dalam hidupnya. Kepedihan mendalam yang ia alami pada saat neneknya
meninggal dunia.
Chairil Anwar bersekolah di Hollandsch-Inlandsche
School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan
Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar
sebelum lulus. Dia mulai menulis puisi ketika remaja, tetapi tidak satupun
puisi yang berhasil ia buat yang sesuai dengan keinginannya.
Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan sekolahnya,
tetapi ia tidak membuang waktunya sia-sia, ia mengisi waktunya dengan membaca
karya-karya pengarang Internasional ternama, seperti : Rainer Maria Rike, W.H.
Auden, Archibald Macleish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron.
Ia juga menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman.
Pada saat berusia 19 tahun, ia pindah ke Batavia
(sekarang Jakarta) bersama dengan ibunya pada tahun 1940 dimana ia mulai kenal
dan serius menggeluti dunia sastra. Puisi pertama yang telah ia publikasikan,
yaitu pada tahun 1942. Chairil terus menulis berbagai puisi. Puisinya memiliki
berbagai macam tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan
eksistensialisme.
Selain nenek, ibu adalah wanita yang paling Chairil
cinta. Ia bahkan terbiasa menyebut nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu,
sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil acapkali
kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga menunjukkan
kecintaannya pada ibunya.
Setelah kamu membaca karya - karya Chairil Anwar
yang berupa puisi, kami memiliki beberapa pendapat mengenai sisi psikologis dari
puisi karya Chairil Anwar. Secara umum memang puisi karya Chairil Anwar sangat
luar biasa dimana beliau dapat membuat pembaca puisi maupun pendengar pembacaan
puisi karyanya ikut terbawa suasana yang ada dalam puisi yang dibacakan.
Pada puisi Doa karya Chairil Anwar diceritakan bahwa
penyair tengah mengalami krisis iman, sehingga diksi yang digunakan oleh
penyair adalah diksi yang menggambarkan perasaan yang ragu, bimbang, dan lemah.
Pada puisi tersebut terdapat beberapa diksi seperti “Penuh seluruh” memang dua
kata tersebut mempunyai makna yang sama namun penulis menuliskannya sedemikian
rupa untuk menyatakan bahwa Tuhan ada dan berada dimana-mana.
Lalu, ada pula kata “Lilin”. Dari kondisi penulis
yang krisis iman penulis memunculkan kata lilin. Lalu menyandingkannya dengan
kalimat “Kerlip lilin di kelam sunyi”. Pada kutipan tersebut kata lilin berarti
penerangan dan dalam kehidupan kita bisa diartikan sebagai petunjuk.
Lalu pada larik ke-9 terdapat kata “Hilang bentuk”.
Kata hilang bentuk menggambarkan bahwa penulis tengah mengalami keadaan yang
luar bisa, tidak seperti kondisi pada umumnya. Penulis telah hancur atau sudah
terjerumus terlalu dalam pada kesesatan yang akhirnya mengakibatkan dirinya
hancur
Bagi saya dalam puisi ini menegaskan SEMANGAT yang besar
(maju) dari judulnya. Hidup ini hanya sekali, buatlah yang berarti (sekali
berarti). Semua orang akan mati, jika diliat dari (sudah itu mati).
Sekali berarti
Sudah itu mati.
Cinta tanah air, memperjuangkan kemerdekaan (Bagimu
negri) , semangat yang tak pernah putus (Menyediakan
api).
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Baris tersebut memberikan makna dan arti yang
mendalam jika kita memaknai dan merasakanya, dan dapat kita pahami.
Kondisi kejiwaan atau kondisi psiokologi Chairil
Anwar pada saat menulis puisi tersebut ialah menyemangati masyarakat Indonesia
harus lebih berjuang dalam memajukan negri. Jangan mau lagi di tindas hingga
bangsa Indonesia di jajah kembali. Dia mengajak masyarakat Indonesia untuk
terus berjuang, seperti kata katanya dalam puisi " maju , serbu , serang
dan terjang
Puisi ”AKU” Kondisi kejiwaan atau kondisi psiokologi
Chairil Anwar pada saat menulis puisi tersebut ialah Chairil Anwar memiliki
keberanian dalam menghadapi segala hal walaupun peluru sekalipun, itu tersurat
pada bait kedua pusisi tersebut. Selain itu, Ia juga memiliki semangat yang
tinggi untuk hidup tercerimin dari kalimat Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Puisi Chairil Anwar “Aku Berkaca”
Kondisi psikolgis chairil anwar dalam puisi ini Ia
merasa bahwa Ia harus berkaca atau mengintrospeksi dirinya sendiri dengan
mendengarkan kata hatinya. Dalam hal ini
juga kami dapat berpendapat bahwa kondisi psikologis pada puisi ini berpesan
kepada para pembaca agar senantiasa tidak menyombongkan diri.
Setelah membaca karya dan biografi dari Chairil
Anwar, maka kami memiliki beberapa kesimpulan yang dapat dipetik, diantaranya :
1.
Sebagai seorang
sastrawan yang memiliki karya luar biasa dan telah terkenal di seluruh pelosok
negeri, Chairil Anwar menggunakan kisah pada perjalanan hidupnya sebagai bahan
inspirasi pada setiap karya – karya yang beliau ciptakan.
2.
Meskipun telah
melalui berbagai macam hambatan dan cobaan dalam hidupnya, namun beliau tetap
semangat dan pantang menyerah, hal itu di sebutkan dalam beberapa karyanya yang
menggunakan kata – kata penyemangat agar pembaca dapat mengambil hikmahnya.
3.
“ Sekali berarti,
setelah itu mati “, itu merupakan kata – kata dari salah satu karya beliau yang
sangat melegenda, bahkan sering digunakan oleh beberapa orator untuk menyulut
semangat para pendengar. Dalam hal ini kita tahu bahwa Chairil Anwar merupakan
motivator pagi penikmat karya – karyanya, yang tentu secara psikologis pembaca
akan terpacu kembali dan semangat.
4.
Selain memacu
semangat, beliau juga menciptakan karya yang religius. Hal ini dibuktikan pada
karyanya yang berjudul “Doa”. Kami dapat menyimpulkan bahwa dari sisi ketuhanan
atau religi, Chairil Anwar juga memilikinya yang diungkapkan dengan karya
puisinya tersebut.
Puisi ini mengisahkan tentang apa ya
ReplyDelete