Makalah HAKIKAT MEMBACA DAN ANEKA JENIS MEMBACA


HAKIKAT MEMBACA DAN ANEKA JENIS MEMBACA
MAKALAH
DOSEN PEMBIMBING : TITIN KUSMINI, M.Pd.
unsil-500 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Membaca






OLEH
KELOMPOK 2
Meitsa Widi N.L.                   (172121005)
Dewi Sulistiawati                   (172121019)
Ersya Nurul Ihza                    (172121026)
Sefri Hidayat                          (172121038)
Resya Amelia                         (172121041)


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TAHUN 2018



A.    Upaya Meningkatkan Minat Baca
     Peranan minat dalam membaca menduduki posisi yang sangat sentral dan penting, karena minat merupakan salah satu faktor alasan pendorong yang sangat kuat pada diri seseorang untuk berbuat dan meningkatkan keberhasilan aktivitas membaca.
     Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan parameter untuk mengetahui apakah seseorang telah memiliki minat baca yang tinggi atau masih rendah yaitu :
a.     Frekuensi dan kuantitas membaca
Orang yang telah memiliki minat baca yang tinggi umumnya frekuensi membacanya pun sangat tinggi dan waktu yang dipergunakannya pun akan sangat tinggi pula. Seorang pembaca melakukan aktivitas membaca bergantung pada tuntutan kebutuhan orang tersebut serta kecepatan membaca yang dimilikinya. Menurut penelitian jika mahasiswa ingin selalu lulus ujian dengan hasil yang memuaskan, sementara kecepatan efektifitas membaca yang dimiliki mahasiswa hanya berkisar 250 kata/menit maka, waktu yang harus diluangkan untuk membaca setiap harinya sekitar 8 jam/hari karena volume bacaan yang harus ada setiap minggunya mencapai 850.000 kata/minggu. Kondisi yang terjadi saat ini menurut penelitian Syahbadyni (Kompas, 5 April 1990) umumnya waktu yang dipergunakan oleh sebagian besar mahasiswa kita untuk membaca rata-rata kurang dari 2 jam pada setiap harinya.
b.    Kuantitas Sumber Bacaan
      Menurut penelitian Edward Kimman (1984) aktivitas membaca masyarakat Indonesia beserta jenis bacaan dibagi menjadi 4 kategori. Pertama kelompok orang yang hanya sekali-kali saja melakukan aktivitas membaca. Artinya kelompok orang tersebut hanya akan melakukan aktivitas membaca kala ada tuntutan harus membaca, seperti kala menerima surat. Kedua, kelompok orang yang melakukan aktivitas membaca hanya sekedar mencari hiburan atau kesenangan. Jenis bacaan kelompok ini antara lain komik, novel, majalah, dan koran. Ketiga, kelompok masyarakat yang membaca karena didorong oleh kebutuhan ingin mendapatkan informasi. Jenis bacaan mereka terutama surat kabar, majalah berita, jurnal, serta buku-buku ilmu pengetahuan. Keempat, kelompok orang yang melakukan aktivitas membaca karena hal itu telah menjadi bagian dari kebutuhan hidupnya. Jenis bacaan kelompok ini yang sesungguhnya merupakan konsumen terbesar dari hasil-hasil penerbitan (media masa, cetak dan buku-buku).


     
Upaya-upaya yang harus dilakukan oleh orangtua untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak-anak yaitu :
a)      Kenalkan anak-anak dengan kegiatan membaca sejak dini
        Anak usia prasekolah umumnya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan para anggota keluarganya, seperti dengan ayah-ibunya maupun saudara-saudara lainnya. Untuk itu biasanya anak akan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya itu. Oleh karenanya libatkanlah mereka ketika orangtua atau anggota keluarga lainnya tengah melakukan kegiatan membaca. Janganlah anak-anak terlalu banyak dilarang apalagi dihardik saat mereka ikut mengganggu orang tua atau anggota keluarganya tengah melakukan aktivitas membaca. Sebab bila hal itu kerap dilakukan maka boleh jadi mereka akan mempunyai persepsi yang salah terhadap membaca, seolah-olah membaca itu merupakan kegatan yang serius dan penuh dengan kerut kening dan bukan kegiatan yang membahagiakan.
b)      Bacakan aneka cerita-cerita menarik kepada mereka
        Anak-anak prasekolah umumnya mempunyai rasa ingin tau yang sangat besar. Oleh karena itu seharusnya orangtua mampu memberikan dan mengarahkan rasa ingin tahu mereka dengan benar. Untuk membina minat baca anak, langkah yang dapat dilakukan oleh para orangtua adalah dengan sering membacakan cerita-cerita menarik atau lucu kepada mereka sesuai dengan usia dan perkembangan kejiwaan mereka. Dengan cara semacam itu lambat laun anak akan tertarik untuk memerhatikan dan mulai membuka-buka buku bacaan tersebut.
c)      Dorong anak bercerita apa saja yang telah didengar atau dibacanya
        Untuk mendorong anak agar menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya, ajukan sejumlah pertanyaan. Selain itu, gunakan cara-cara kreatif misalnya minta anak untuk gantian bercerita. Kalau dia tidak mau menggunakan ide lain misalnya dengan merekam suaranya ketika bercerita. Kualitas komunikasi antara orangtua dengan anak benar-benar dibutuhkan dalam proses menumbuhkan minat baca pada mereka. Meminta anak bercerita tentang sesuatu yang telah dibacanya atau didengarnya membuat mereka lebih akrab dengan bahasa dan tutur kata.
d)     Sediakan bahan bacaan yang cocok untuk mereka
        Menurut Donna N.Norton (1989), seorang pakar membaca dari Universitas Texas mengatakan bahwa sebuah persepsi yang salah jika banyak orangtua yang mengatakan bahwa anak-anak itu tidak memiliki kesenangan membaca buku. Menurut hasil-hasil penelitian yang ia lakukan, dia berkesimpulan bahwa pada dasarnya semua anak senang melakukannya. Hanya saja syaratnya pihak orangtua harus mau menyediakan buku-buku bacaan yang memang cocok dengan kondisi mereka, baik dari segi isi maupun bahasanya. Oleh karena itu, menurutnya untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak-anak salah satu caranya sediakan saja bacaan yang mereka sukai, pasti anak-anak dengan penuh suka cita akan melakukannya.
        Mengupayakan agar anak-anak gemar dan mahir membaca, memang bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dan murah. Penyebabnya selain karena faktor-faktor yang turut memengaruhi minat serta kemahiran membaca pada diri seseorang itu tidaklah tunggal, jika tidak mau dikatakan cukup kompleks, juga karena kemampuan membaca bukanlah kemampuan bawaan (innate) tetapi kemampuan kehadirannya harus diupayakan. Dalam mengupayakannya sebagaimana dikemukakan oleh Ajip Rosidi diperlukan adanya dukungan dan bantuan serta kerjasama antara berbagai pihak, seperti pihak sekolah, keluarga, lingkungan masyarakat dan juga pemerintah.
e)      Ciptakan perpustakaan keluarga
        Jika memungkinkan, buatlah perpustakaan keluarga di rumah. Tidak harus mewah dan lengkap, mulailah dari yang sederhana dulu. Kumpulkan buku anak dalam satu lemari khusus yang mudah mereka ambil, tidak terlalu tinggi, tersembunyi, apalagi terkunci, tambahkan karpet yang membuat nyaman.




Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca pada kalangan remaja yaitu sebagai berikut :
1.    Tersedianya perpustakaan yang dikelola dengan baik
        Perpustakaan di lingkungan sekolah harus memberikan pelayanan yang baik dan kebutuhan referensi buku yang lengkap. Misalnya menyediakan buku-buku ilmiah, novel, cerpen, atau jenis buku yang lainnya.
2.    Promosi gerakan membaca di lingkungan sekolah
             Cara untuk melakukan promosi ini bisa bekerja sama dengan pihak kepala sekolah bersama jajarannya. Akan lebih baik lagi jika kepala sekolah, guru dan staff sekolah menjadi orang pertama yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca.
3.    Memberikan penghargaan untuk siswa yang rajin membaca
             Caranya bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan kepada siswa yang paling sering meminjam buku di perpustakaan. Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat prestasinya. Ini penting supaya siswa tidak hanya mengejar hadiah kemudian mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacaya. Jadi ada semacam ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membacanya. Hadiah bisa berupa sertifikat atau benda.
4.    Menyediakan buku murah atau dengan menyelenggarakan pameran buku.
             Selain menyediakan buku-buku baru juga sebaiknya menyediakan buku-buku bekas yang berharga murah namun masih dalam kondisi yang bagus. Sehingga pengunjung terutama pelajar, punya keinginan untuk membeli buku yang murah untuk membelinya.

B.       Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati
a)   Membaca nyaring
     Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya pengkomunikasian isi bacaan maka si pembaca dituntut harus mampu menghafalakan dengan suara nyaring lambang-lambang bunyi bahasa saja, melainkan dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang yang mendengarkannya. Dengan demikian jelaslah bahwa proses membaca nyaring sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. Menurut A. Gates (1974) dalam Dictionary Of Reading (1983:221) dikatakan bawasannya membaca nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca dalam hati.
     Kesulitan proses membaca nyaring ini juga dapat dilihat dari tingkat keterlibatan organ-organ tubuh yang turut beraktivitas. Pada membaca dalam hati, kita hanya menggunakan ingatan visual (Visual Memory). Dalam hal ini yang aktif adalah mata (pandangan atau penglihatan dan ingatan) sedangkan dalam membaca nyaring selain penglihatan dan ingatan turut juga aktif dalam ingatan pendengaran (auditory memory) dan ingatan yang bersangkutan dengan otot-otot kita (motor memory), seperti alat-alat ucap kita. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keterampilan membaca jenis ini sangat mutlak diperlukan adanya proses latihan secara terencana dan sungguh-sungguh dibawah asuhan guru yang propesional.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembaca nyaring secara umum antara lain :
1.    Harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Maksudnya adalah pembaca harus memahami dan mendapatkan makna yang terkandung dalam isi bacaan tersebut.
2.    Harus mempelajari keterampilan menafsirkan lambang-lambang tertulis. Maksudnya adalah pembaca harus dapat menafsirkan tanda baca misalnya titik (.), koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), dan sejenisnya agar pembaca dapat menyusun kata-kata dengan intonasi yang sesuai dengan maksud si penulis serta ucapan-ucapan yang disampaikannya terasa hidup.
3.    Harus memiliki kecepatan penglihatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh. Maksudnya adalah pembaca harus melihat pada bacaan untuk memelihara kontak dengan para pendengar.
4.    Harus dapat mengelompokkan kata-kata. Maksudnya adalah pembaca harus mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar. Menurut H.G. Tarigan (1986:26) untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka pembaca nyaring haruslah menggunakan berbagai cara, antara lain :
a.    Menyoroti ide-ide baru dengan menggunakan penekanan yang    jelas. Maksudnya adalah pembaca harus menggunakan penekanan yang jelas ketika menjelaskan informasi penting pada isi bacaan.
b.    Menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide berikutnya. Maksudnya adalah pembaca harus menjelaskan pokok pikiran dari setiap paragraf.
c.    Merencanakan kesatuan ide pikiran didalam satuan kalimat. Maksudnya adalah pembaca harus memahami dan mendapatkan makna dari setiap kalimat yang dibacanya.
d.   Menjaga suaranya agar senantiasa nyaring dan jelas. Maksudnya adalah pembaca harus menjaga suaranya agar nyaring dan jelas ketika menjelaskan isi bacaan.
e.    Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan ekspresi yang baik dan tepat. Maksudnya adalah pembaca harus menjelaskan isi bacaan dengan menggunakan ekspresi yang dapat mendukung apa yang diucapkannya.

b)        Membaca dalam hati
Pengertian membaca dalam hati menurut para ahli :
Aminuddin
     Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun  pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerakan lisan maupun suara.

Robin
     Membaca dalam hati adalah proses intelektual yang kompleks yang mecakup kemampuan utama yaitu penguasaan makna dan kemampuan berfikir tentang konsep verbal.
     Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa membaca dalam hati adalah cara membaca tanpa suara yang membutuhkan konsentrasi untuk memahami isi dan makna bacaan secara lebih mendalam.
     Ada beberapa hal yang menghambat pada proses membaca dalam hati yaitu :
a.    Membaca sambil bersuara seperti berbisik atau dengan bibir bergerak-gerak atau membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris bacaan, atau membaca dengan menunjuk baris bacaan dengan menggunakan jari, pensil atau alat lainnya.
b.    Kebiasaan melakukan regresi
     Regresi adalah kegiatan mengulang kembali bagian bacaan yang telah dilalui karena merasa diri gagal mendapatkan pengalaman. Menurut Frank Smith (1986:156) ada 6 hal yang dapat menyebabkan seseorang terjebak melakukan regresi antara lain :
a)    Akibat kurang memiliki kepercayaan diri.
     Maksudnya adalah pembaca kurang memiliki kepercayaan diri yang mengakibatkan pembaca tidak mampu untuk memahami apa yang telah dibaca.
b)   Sering tergoda melakukan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan cetak.
     Maksudnya adalah pembaca sering terpusat pada kesalahan cetak pada bacaan, misalnya terdapat kata yang typo.
c)    Menemui kata-kata yang sulit
     Maksudnya adalah pembaca menemui kata-kata yang sulit, misalnya kata-kata bahasa inggris yang tidak tahu artinya.
d)   Tidak konsentrasi dalam membaca
     Maksudnya adalah pembaca ketika melakukan kegiatan membaca tidak berkonsentrasi bisa akibat memikirkan masalah pribadi atau yang lainnya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan seorang pembaca untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam hati yaitu sebagai berikut :
a.    Harus berkonsentrasi ketika melakukan kegiatan membaca, tidak boleh memikirkan masalah pribadi yang dapat menghambat memahami makna isi bacaan.
b.    Berlatih dan berusaha ketika membaca tidak mengeluarkan suara, tidak bergumam, dan tidak menggunakan alat bantu.
c.    Perbanyaklah mencari kata-kata yang sulit, misalnya mencari arti kata yang menggunakan bahasa inggris ataupun bahasa lainnya.










DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
A Harras, Kholid dan Sulistianingsih, Lilis. 1997. Membaca 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nurhadi. 2005. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Mashita, Firly. 2017. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Pelajar. https/www.kompasiana.com/firlymashita/meningkatkan-minat-baca-di-kalangan-pelajar_550ff090a33311bf37ba7e51. Diakses pada 4 Februari 2018.


0 Response to "Makalah HAKIKAT MEMBACA DAN ANEKA JENIS MEMBACA "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel