Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Teori Humanistik
TEORI BELAJAR
(TEORI HUMANISTIK)
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Teori Belajar
Oleh :
Kelompok 8
-
Rindang Mekarsasi 172121025
-
Risda Ayulia Apandi 172121024
-
Tasha Fuji Ayuni 172121016
-
Tsani Nurmaisah 172121017
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017
LEMBAR
PENGESAHAN/PENERIMAAN
Makalah
ini telah diterima pada hari……... tanggal………
Oleh
Dosen
Mata Kuliah Teori Belajar Bahasa Indonesia,
Dra.
Yuyun Yuniawati, M. Pd
NIDN
0014125401
KATA PENGANTAR
Puji syukur milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami panjatkan selawat
serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Teori Belajar yang kami beri judul Teori Humanistik
Dalam
makalah ini kami menguraikan mengenai pengertian Teori Belajar Humanistik, Tokoh Teori Belajar
Humanistik, Prinsip
Dalam Teori Belajar Humanistik,
Aplikasi Teori Belajar Humanistik, Implikasi Teori Belajar Humanistik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat
dan memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.
Tasikmalaya, Agustus 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah....................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teori Belajar Humanistik.................................................... 2
B.
Tokoh-tokoh
Teori Belajar Humanistik................................................ 2
C.
Prinsip
Dalam Teori Belajar Humanistik.............................................. 4
D.
Aplikasi
Teori Belajar Humanistik........................................................ 5
E.
Implikasi
Teori Belajar Humanistik...................................................... 6
BAB III KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan........................................................................................... 8
B.
Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan
pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan
tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya
penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang
diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada
siswa.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu
didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar di
kelompokan dalam lima kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar
Behavioristik (2) Teori Belajar Mentalistik (3) Teori Belajar Kognitifistik (4)
Teori Belajar Humanistik (5) Teori Belajar Kontruktivistik
Untuk memahami lebih lanjut maka dalam
makalah ini akan membahas mengenai teori belajar humanistik. Pada hakikatnya
teori ini berkembang dari aliran psikologi yang kemudian berpengaruh terhadap
arah pengembangan teori, praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran humanistik.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik?
2.
Siapa sajakah tokoh Teori Belajar
Humanistik?
3.
Apa Saja Prinsip Dalam Teori Belajar
Humanistik?
4.
Bagaimana Aplikasi Teori Belajar
Humanistik?
5.
Apa Implikasi Teori Belajar Humanistik?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian teori belajar humanistik
2.
Untuk
mengetahui siapa saja tokoh teori belajar humanistik
3.
Untuk
mengetahui prinsip teori belajar humanistik
4.
Untuk
mengetahui aplikasi teori belajar humanistik
5.
Untuk
mengetahui implikasi teori belajar humanistik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori Belajar Humanistik
Dalam
teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini
sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini
lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya
yang paling ideal. Dengan kata lain,
teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam
dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk
“memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat
tercapai.
Dalam
teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan
utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut
hemat kami, Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
B.
Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik
1. Carl
Rogers
Carl
R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar
dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar
yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual
maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar
humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.
Roger
membedakan dua ciri belajar, yaitu:
·
Belajar
yang bermakna, jika
dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik
·
Belajar
yang tidak bermakna, jika
dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan
aspek perasaan peserta didik.
Menurut Rogerm peranan guru dalam
kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai
fasilitator yang berperan aktif dalam :
·
membantu menciptakan iklim kelas yang
kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar
·
membantu siswa untuk memperjelas tujuan
belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar
·
membantu siswa untuk memanfaatkan
dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar
·
menyediakan berbagai sumber belajar
kepada siswa, dan
·
menerima pertanyaan dan pendapat, serta
perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.
2.
Arthur Combs
Combs
berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa
mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana
mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga
yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi
pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan
kehidupannya.
Combs
memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu lingkaran kecil adalah gambaran dari
persepsi diri dan lingkungan besar adalah persepsi dunia. Semakin jauh peristiwa-peristiwa itu
dari persepsi diri maka semakin
berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai
sedikit hubungan dengan diri, semakin
mudah hal itu terlupakan.
C. Prinsip
Dalam Teori Belajar Humanistik
Beberapa
prinsip Teori belajar Humanistik:
1. Manusia
mempunyai belajar alami
2. Belajar
signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi
dengan maksud tertentu
3. Belajar
yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
5. Bila
bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara.
6. Belajar
yang bermakna diperolaeh jika siswa
melakukannya
7. Belajar
lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
8. Belajar
yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan
pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
10. Belajar
sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
Roger
sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar
yang penting yaitu:
·
Manusia itu memiliki keinginan alamiah
untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan
keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru
·
Belajar akan cepat dan lebih bermakna
bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan siswa
·
Belajar
dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar
·
Belajar
secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang
belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
·
Belajar
atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih
baik dan tahan lama, dan
·
Kebebasan,
kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan
evaluasi diri orang lain tidak begitu penting.
D.
Aplikasi Teori Belajar Humanistik
Aplikasi
teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran
yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran
humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan
motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru
memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa
berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan
potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negatif.
Tujuan
pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun
proses yang umumnya dilalui adalah :
1.
Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.
Mengusahakan partisipasi aktif siswa
melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3.
Mendorong siswa untuk mengembangkan
kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.
Mendorong siswa untuk peka berpikir
kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5.
Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan
pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan
menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6.
Guru menerima siswa apa adanya, berusaha
memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong
siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses
belajarnya.
7.
Memberikan kesempatan murid untuk maju
sesuai dengan kecepatannya
8.
Evaluasi diberikan secara individual
berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori
humanistik ini cocok untuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa
merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola
pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia
yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
E.
Implikasi Teori Belajar Humanistik
1.
Guru Sebagai Fasilitator
Psikologi humanistik memberi perhatian atas
guru sebagai fasilitator. Berikut ini
adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas
fasilitator:
·
Fasilitator sebaiknya memberi perhatian
kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
·
Fasilitator membantu untuk memperoleh
dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan
kelompok yang bersifat umum.
·
Dia mempercayai adanya keinginan dari
masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi
dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang
bermakna tadi.
·
Dia mencoba mengatur dan menyediakan
sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa
untuk membantu mencapai tujuan mereka.
·
Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai
suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
·
Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di
dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan
sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik
bagi individual ataupun bagi kelompok
·
Bilamana cuaca penerima kelas telah
mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa
yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan
pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
·
Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta
dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga
tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja
digunakan atau ditolak oleh siswa
·
Dia harus tetap waspada terhadap
ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama
belajar
·
Di dalam berperan sebagai seorang
fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima
keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Ciri-ciri guru yang
fasilitatif adalah :
1. Merespon
perasaan siswa
2. Menggunakan
ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3. Berdialog
dan berdiskusi dengan siswa
4. Menghargai
siswa
5. Kesesuaian
antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan
isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari
siswa)
7. Tersenyum
pada siswa
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Demikian
yang dapat kami berikan kepada sahabat-sahabat mahasiswa, dapat kami berikan
sedikit kesimpulan awal, bahwa:
1. Teori
Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya.
2. Tokoh
dalam teori ini adalah C. Roger dan Arthur Comb.
3. Aplikasi
dalam teori ini, Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak
terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan ,
norma , disiplin atau etika yang berlaku. Serta guru hanya sebagai fasilitator.
Ciri-ciri guru yang
fasilitatif adalah :
1) Merespon
perasaan siswa
2) Menggunakan ide-ide siswa untuk
melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3) Berdialog
dan berdiskusi dengan siswa
4) Menghargai
siswa
5) Kesesuaian
antara perilaku dan perbuatan
6) Menyesuaikan
isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari
siswa)
7) Tersenyum
pada siswa
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
penulis menyarankan kepada para pembaca, khususnya kepada mahasiswa yang
mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia jenjang S1 untuk dapat
meningkatkan pemahamannya mengenai pembahasan Teori Belajar Humanistik.
Kami pun menyadari makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada para
pembaca untuk tetap terus menggali sumber-sumber yang menunjang terhadap
pembahasan makalah ini untuk perbaikan yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Ahmadi, Drs. Psikologi
Belajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2004.
0 Response to "Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Teori Humanistik"
Post a Comment