Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Teori Konstruktivistik

TEORI KONSTRUKTIVISTIK
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Belajar
Dra. Hj. Yuyun Yuniawati, M.Pd.




Oleh :
1.      Santi Ilmiati                            (172121011)
2.      Septya Yola Indriani               (172121012)
3.      Dewi Sulistiawati                    (172121019)
4.      Siti Hajar Agustin                   (172121040)
                                                                                                           




JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017
Lembar Pengesahan


Makalah ini telah diperiksa dan dinilai oleh:




Dra. Hj. Yuyun Yuniawati, M.Pd.





















KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yanga Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusuns dapat menyusun makalah Teori Belajar yang berjudul “Teori Konstruktivistik’’. Terima kasih penyusun sampaikan kepada Ibu Dra. Hj Yuyun Yuniawati, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Teori Belajar yang telah mengajarkan dan membimbing demi lancarnya tugas makalah ini.
            Demikianlah tugas makalah ini disusun, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran, kritik, dan saran-saran dari para pembaca demi penyempurnaan selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan dan bermaanfaat bagi para pembaca.
                                   
                                                                        Tasikmalaya, 10 September 2017

                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C.     Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivistik ............................ 3
B.     Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik .......................... 3
C.     Prinsip-Prinsip Dalam Teori Belajar Konstruktivistik ......................... 5
D.    Metode Belajar Dalam Teori Konstruktivistik ................................... 6
E.     Kelemahan dan Kelebihan Teori Konstruktivistik ............................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah adanya teori belajar konstruktivistik yang pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat peserta didik secara aktif menemukan dan mencari ilmu pengetahuan untuk memecahkan berbagai permasalahan. Filsafat konstruktivistik dapat digolongkan dalam filsafat pengetahuan, bagian dari filsafat yang mempertanyakan masalah pengetahuan dan bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu.
Dewasa ini, filsafat konstruktivistik banyak mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Dalam filsafat konstruktivistik, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja oleh pendidik kepada peserta didik. Pengetahuan yang didapat oleh peserta didik bukanlah suatu perumusan yang diciptakan oleh orang lain, melainkan dibangun (konstruksi) oleh peserta didik itu sendiri. Dalam praktek pengajaran, penyelesaian materi dan hasil bukanlah merupakan hal terpenting. Yang lebih penting adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan peserta didik untuk aktif dalam memecahkan masalah.
Pendekatan pembelajaran konstruktivistik merupakan salah satu model pembelajaran CTL (Contektual Teaching and Learning). Pada pendekatan teori konstruktifistik merubah paradigma lama yang mengatakan bahwa pendidikan itu adalah berpusat pada pendidik, menjadi berpusat pada peserta didik. Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang teori belajar konstruktivistik.





B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang sudah dipaparkan maka yang menjadi masalah dalam pembahasan makalah ini yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan belajar menurut teori konstruktivistik?
2.      Siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat dalam teori konstruktivistik?
3.      Apa prinsip-prinsip belajar menurut teori konstruktivistik?
4.      Bagaimana metode belajar dalam teori konstruktivistik?
5.      Apa kelemahan dan kelebihan dari teori belajar konstruktivistik ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan pada makalah ini adalah:
1.      Mengetahui pengertian belajar menurut teori konstruktivistik.
2.      Mengetahui tokoh-tokoh yang terdapat dalam teori belajar konstruktivistik.
3.      Mendeskripsikan prinsip-prinsip belajar menurut teori konstruktivistik.
4.      Mengetahui metode belajar yang digunakan dalam pembelajaran konstruktivistik.
5.      Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari teori konstruktivistik.







BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivistik
Konstruktivistik merupakan salah satu landasan berpikir pendekatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual yaitu pengetahuan yang dibangun oleh peserta didik sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Konstruktivistik memandang belajar sebagai proses dimana peserta didik secara aktif mengonstruksi atau membangun gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik di masa lalu atau ada pada saat itu. Dengan kata lain, “Belajar melibatkan konstruksi pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri”. Dengan demikian, belajar menurut konstruktivisme merupakan upaya keras yang sangat personal, sedangkan internalisasi konsep hukum, dan prinsip-prinsip umum sebagai konsekuensinya seharusnya diaplikasikan dalam konteks dunia nyata.
Teori Konstruktivistik menekankan pada prinsip belajar yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik  harus berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan tugas pendidik adalah membantu membuat kondisi yang memungkinkan peserta didik secara aktif untuk menemukan pengetahuan, fakta,dan  konsep atau prinsip.

B.       Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik
1.        Jean Piaget
Teori belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget dikenal dengan nama konstruktivistik kognitif. Teori ini dianggap “konstruktivis”, yang berarti bahwa tidak seperti teori nativis (yang berpendapat bahwa perkembangan kognitif sebagai perkembangan dari pengetahuan dan kemampuan bawaan) ataupun teori empiris (yang berpendapat bahwa perkembangan kognitif sebagai perolehan gradual dari pengetahuan melalui pengalaman), teori ini berpendapat bahwa peserta didik harus


mengonstruksi kemampuan kognitif melalui kegiatan motivasi diri dalam dunia nyata. Ada empat konsep dasar yang diperkenalkan oleh Piaget yaitu:
a.    Schemata adalah kumpulan konsep yang digunakan peserta didik ketika beradaptasi pada lingkungan baru dengan menggunakan intelektualnya.
b.    Asimilasi adalah proses penyesuaian atau mengolah informasi yang akan diterima sehingga memiliki kesamaan dengan apa yang sudah ada di skema.
c.    Akomodasi adalah penempatan informasi yang sudah diubah dalam schemata yang sudah ada, untuk penempatan tersebut skema perlu menyesuaikan diri.
d.   Equilibirium (keseimbangan) adalah proses adaptasi oleh peserta didik terhadap lingkungan individu, agar berusaha untuk mencapai struktural mental atau schemata yang seimbang antara asimilasi dan akomodasi.

2.        Vygotsky
Teori Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran. Dalam mengonstruksi pengetahuannya, peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan sosial di sekitarnya. Pengetahuan, sikap, pikiran, tata nilai yang dimiliki peserta didik akan berkembang melalui proses interaksi. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu:
a.    Zone Of Proximal Development (ZPD) adalah jarak antara perkembangan potensial di mana peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan di bawah bimbingan orang dewasa.
b.    Scaffolding adalah pemberian peserta didik selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang makin besar setelah dapat melakukannya sendiri.
Menurut teori Vygosky untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk, maka dirangkum dalam dua penjelasan yaitu:
a.    Realitas dan kebenaran dari dunia luar mengarahkan dan menentukan pengetahuan.


b.    Faktor internal dan eksternal mengarahkan pembentukan pengetahuan yang tumbuh melalui interaksi faktor-faktor internal (lingkungan dan sosial) dan eksternal (kognitif).

3.        Jhon Dewey dan Von Graselfeld
Hal ini dikemukakan oleh Robert B. Innes (2004: 21) bahwa pandangan penganut konstruktivistik mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang membagi perspektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh peserta didik bukan di transfer ke peserta didik. Kebanyakan dari teori seperti ini berakar dali filsafat Jhon Dewey yang menjelaskan bahwa manusia tidak selayaknya dibagi ke dalam dua bagian, satunya emotional dan yang lainnya intelektual yang satunya materi nyata, lainnya imajinatif.

C.      Prinsip-Prinsip Dalam Teori Belajar Konstruktivistik
Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivistik yang diterapkan dalam kegiatan belajar adalah:
a.         Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri, maksudnya adalah seorang peserta didik harus aktif membangun dan menalar pengetahuan sehingga akan terjadi perubahan konsep ilmiah, dan pendidik hanya membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
b.        Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik, maksudnya adalah seorang pendidik dapat membantu proses pembelajaran dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi peserta didik, yaitu dengan cara:
1.    Struktur pembelajaran seputar konsep diutamakan pada pentingnya sebuah pertanyaan.
2.    Pendidik mencari dan menilai pendapat peserta didik pada saat proses pembelajaran.
3.    Pendidik menyesuaikan bahan pengajaran untuk menganggapi anggapan peserta didik.


D.      Metode Belajar Dalam Teori Konstruktivistik
1.      Pandangan Teori Konstruktivistik Tentang Belajar
Menurut teori konstruktivistik, belajar merupakan proses aktif pelajar/siswa dalam mengonstruksi pengetahuan. Satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya, guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.
Dalam proses belajar di kelas, siswa harus dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna untuk dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Oleh karena itu, Slavin mengatakan bahwa dalam proses belajar, siswa harus terlibat aktif.
Dalam teori konstruktivistik, guru berperan membantu proses pengonstruksian pengetahuan siswa agar belajar lancar, membimbing siswa dalam memahami pengetahuan dan memberdayakan seluruh potensi siswa agar mampu berpikir. Guru tidak mentransferkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.
2.      Metode Belajar Dalam Teori Konstruktivistik
Metode belajar yang tepat dalam teori konstruktivistik adalah Cooperative Learning, yaitu metode yang digunakan untuk proses belajar, di mana siswa akan lebih mudah menemukan konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya dengan siswa yang lain tentang masalah yang dihadapi. Dalam metode Cooperative Learning, siswa belajar secara


berkelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Cooperative Learning ini lebih menekankan pada lingkungan sosial belajar dan menjadikan kelompok belajar sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan, dan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh individu.

E.       Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Konstruktivistik
1)      Kelemahan teori belajar konstruktivistik yaitu:
a.       Peserta didik mengonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa  hasil konstruksi peserta didik tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
b.      Konstruktivistik menanamkan agar peserta didik membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap peserta didik memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
c.       Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas peserta didik.
2)      Kelebihan teori belajar konstruktivistik yaitu:
a.       Berpikir: Dalam proses membina pengetahuan baru, peserta didik berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan.
b.      Paham: Peserta didik akan lebih paham dan bisa mengaplikasikan ilmunya dalam semua situasi, karena peserta didik terlibat secara langsung dalam membentuk pengetahuan baru.
c.       Ingat: Peserta didik akan ingat semua konsep yang telah dikonstruksi, karena peserta didik terlibat secara langsung dengan aktif.
d.      Kemahiran sosial: Kemahiran sosial dapat diperoleh melalui interaksi dengan pendidik dan teman dalam membentuk pengetahuan baru.
e.       Menyenangkan: Peserta didik akan senang belajar dalam membangun pengetahuan baru, karena mereka terlibat secara aktif, mereka paham, ingat, dan bisa berinteraksi dengan pendidik dan teman-temannya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Konstruktivistik merupakan salah satu landasan berpikir pendekatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual yaitu pengetahuan yang dibangun oleh peserta didik sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Teori konstruktivistik menekankan prinsip belajar yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan tugas pendidik adalah membantu membuat kondisi yang memungkinkan peserta didik secara aktif untuk menemukan pengetahuan, fakta, dan konsep atau prinsip.
Ø  Tokoh-tokoh yang terdapat pada teori belajar konstruktivistik yaitu:
-        Jean Piaget
-        Vygotsky
-        Jhon Dewey dan Von Graselfeld
Ø  Prinsip teori belajar konstruktivistik yaitu:
-        Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri.
-        Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik, pendidik harus mengajar dengan cara:
·         Struktur pembelajaran seputar konsep diutamakan pada pentingnya sebuah pertanyaan.
·         Pendidik mencari dan menilai pendapat peserta didik pada saat proses pembelajaran.
·         Pendidik menyesuaikan bahan pengajaran menganggapi anggapan peserta didik.
Ø  Metode belajar dalam teori konstruktivistik
Pandangan teori konstruktivistik terhadap belajar adalah belajar merupakan proses aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan. Guru tidak mentransferkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Metode belajarnya dapat dilakukan dengan Cooperatif Learning.
Ø  Kelemahan dan kelebihan teori belajar konstruktivistik
1.      Kelemahan
-        Hasil konstruksi peserta didik ada yang tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
-        Akan membutuhkan waktu yang cukup lama karena setiap peserta didik memerlukan penanganan yang berbeda-beda dalam menemukan informasi.
-        Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah berbeda-beda yang dapat membantu kreatifitas peserta didik.
2.      Kelebihan
-        Peserta didik lebih giat berfikir dalam memecahkan suatu masalah.
-        Peserta didik akan lebih paham dalam menyerap pembelajaran dan akan mengaplikasikannya dalam semua situasi
-        Peserta didik akan mengingat lebih lama semua konsep pembelajaran.
-        Peserta didik memiliki kemahiran sosial.
-        Peserta didik akan senang belajar dalam membina pengetahuan baru.

B.     Saran
Salah satu kelemahan konstruktivistik yaitu dalam pengembangan pendidikan adalah kurangnya nilai-nilai kemanusiaan yang diinternalisasi oleh pendidik. Mengajar bukan hanya sebatas memberikan pemahaman terhadap suatu persoalan, tetapi memberikan pendidik harus memiliki moralitas tinggi dan memberikan contoh bagaimana berperilaku yang baik kepada peserta didiknya. Pendidik bertanggung jawab membentuk peserta didik yang memiliki karakter multidimensi dan sangat kompleks terdiri dari psikis dan fisik yang terbagi pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.




DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Aunurrahman.  2009.  Belajar  dan Pembelajaran.  Bandung: Alfa Beta.
Budiningsih,  C.  A.  2005.  Belajar dan Pembelajaran.  Jakarta:  Rineka Cipta.
Sanjaya,  Wina.  2008.  Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar  Proses
Pendidikan.  Jakarta: Prenada Media Group.
Trianto,  M.Pd.  2010. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif- Progresif:
Konsep Landasan, dan Inplementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP). Jakarta:  Kencana.
Yulaelawati, E. 2004.  Kurikulum dan Pembelajaran:  Filosofi, Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Pakaraya.

0 Response to "Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Teori Konstruktivistik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel