ANALISIS MANTRA UNTUK BERDAGANG
ANALISIS
MANTRA DASARAN/BERDAGANG
Oleh : Nurlaeli Rafih 152121063
(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Siliwangi)
ABSTRAK
Mantra merupakan suatu hal yang dianggap mampu “menciptakan perubahan”. Dalam suatu masyarakat daerah, mantra masih menjadi hal yang wajar untuk digunakan dalam suatu hal misalnya dalam melakukan jual beli atau berdagang. Untuk mengetahui atau menganalisis mantra tersebut, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis. Penuturan mantra dasaran ini menggunakan bahasa jawa yang mudah dipahami. Penggunaan mantra ini tergantung bagaimana si penutur mempercayainya.
Kata-kata Kunci : Mantra, berdagang, perubahan.
PENDAHULUAN
Di kalangan masyarakat nusantara banyak sekali tradisi atau adat istiadat yang secara turun-temurun masih tetap dilakukan misalnya mantra. Mantra dianggap mampu menciptakan suatu perubahan. Akan tetapi, jenis dan kegunaan mantra berbeda-beda tergantung mahzab dan filsafat yang terkait dengan mantra tersebut.
Dalam suatu masyarakat daerah yang masih kental dengan adat dan istiadat, mantra masih menjadi hal yang wajar untuk digunakan dalam suatu hal misalnya dalam melakukan jual beli atau berdagang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai mantra dasaran/berdagang dalam konteks penuturan, konteks ideologi, dan konteks sosial-budaya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Nazir dalam Soenardi (1964:63) berpendapat bahwa metode deskriptif adalah alat untuk membedah/meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, atau suatu sistem pemikiran. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi (gambaran atau lukisan) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Melalui metode deskriptif analitis ini peneliti berusaha menganalisis kaitan mantra dengan penggunaanya di dalam sebuah masyarakat. Oleh sebab itu, metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis bagaimana penggunaan mantra di masyarakat dalam konteks budaya, sosial, dan ideologi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan kegiatan wawancara kepada narasumber yang bernama Mbah Pur yang tinggal di kaki Gunung Sumbing tepatnya di Ds. Tanjung Kec. Tlogomulyo Kab. Temanggung Prov. Jawa Tengah. Mbah Pur bekerja sebagai guru mengaji di Madrasah Diniyah di kampungnya dan jugabekerja sebagai petani.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi berupa rekaman. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis mantra dengan berpedoman pada sistematika pembuatan jurnal ilmiah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Mantra
Dalam bahasa jawa
Niat ingsun ngadek ing bumi jembar
Mulat ngetan mulat ngulon
Mulat ngalor mulat ngidul
Mulat munggah mulat medun
Ngadek kemrecek
Ndodok kemropyok
Semar dasar petruk celuk-celuk
Gareng nyeneng bagong sing ngrogoh kantong
Legi paing pon wage kliwon
Kuwi dina pasaranku
Gampang gampang gampang
Kersaning Allah
Struktur Teks
Formula Sintaksis
Teks Mantra
Formula Sintaksis
Fungsi
Kategori
Peran
Niat ingsun ngadek ing bumi jembar
Ket. Cara
Verba
Pelaku
Mulat ngetan mulat ngulon
Ket. Arah
Verba
Penderita
Mulat ngalor mulat ngidul
Ket. Arah
Verba
Penderita
Mulat munggah mulat medun
Ket. Arah
Verba
Penderita
Ngadek kemrecek
Ket. keadaan
adjectiva
Penerima
Ndodok kemropyok
Ket. keadaan
adjectiva
Penerima
Semar dasar petruk celuk-celuk
Ket. keadaan
Verba
Penderita
Gareng nyeneng bagong sing ngrogoh kantong
Ket. keadaan
Verba
Penderita
Legi paing pon wage kliwon
Kuwi dina pasaranku
Ket. keadaan
Pronomina
Penerima
Gampang gampang gampang kersaning Allah
Ket. Cara
Verba
Penerima
Formula Bunyi
Alitrasi
Niat ingsun ngadek ing bumi jembar
Terdapat pengulangan bunyi konsonan /t/, /n/, /k/, /ng/ dan /r/ yang lebih dominan pada baris diatas.
Asonansi
Mulat ngetan mulat ngulon
Mulat ngalor mulat ngidul
Mulat munggah mulat medun
Terdapat pengulangan bunyi vokal yang lebih dominan pada baris diatas.
Rima
Mulat ngetan mulat ngulon
Mulat ngalor mulat ngidul
Mulat munggah mulat medun
Rima pada mantra dasaran ini terdapat pada awal kalimat baris ke-2 hingga 4.
Irama
Teks Mantra
Formula Irama
Rendah (∩)
Sedang (≥)
Naik-turun (≈)
Niat ingsun ngadek ing bumi jembar
√
Mulat ngetan mulat ngulon
√
Mulat ngalor mulat ngidul
√
Mulat munggah mulat medun
√
Ngadek kemrecek
√
Ndodok kemropyok
√
Semar dasar petruk celuk-celuk
√
Gareng nyeneng bagong sing ngrogoh kantong
√
Legi paing pon wage kliwon
Kuwi dina pasaranku
√
Gampang gampang gampang kersaning Allah
√
Gaya Bahasa
Mantra dasaran ini didominasi oleh majas asosiasi atau perumpamaan antara keadaaan yang satu dengan keadaan yang lain yang kemungkinan hakikatnya tidak sama.
Ngadek kemrecek
Ngadek (berdiri), kemrecek (bunyi gemercik air mengalir)
Ndodok kemropyok
Ndodok (jongkok), kemropyok (bunga yang mekar)
Diksi
Bahasa yang digunakan dalam mantra merupakan bahasa yang dapat dikategorikan dalam bahasa jawa ngetan yang biasa digunakan sehari-hari.
Tema
Mantra dasaran ini bertemakan mengenai bagaimana caranya seseorang yang berdagang menjadi laris atau banyak yang membeli.
Konteks Penutur
Penuturan mantra dasaran ini menggunakan bahasa jawa yang mudah dipahami.
Waktu penuturannya yaitu ketika si penutur sedang dasaran atau berdagang, diucapkan di dalam hati agar pembeli tidak tahu, didahului membaca basmalah dan di akhiri dengan memuji Allah swt.
3.4 Konteks Ideologi
Penggunaan mantra ini tergantung bagaimana si penutur mempercayainya. Menurut keterangan dan menurut bukti, seseorang yang selalu menggunakan mantra dan tak pernah membuangnya, ia akan menjadi gila atau bahkan susah meninggal.
Konteks Sosial Budaya
Menurut keterangan, mantra itu sebenarnya ada yang hanya sebuah bacaan dan ada pula mantra yang disertai dengan barang yang harus dirawat. Mantra dasaran ini berasal dari sebuah kitab yang tebal yang berisi macam-macam mantra. Mantra dasaran ini masih banyak digunakan, khususnya pada masyarakat yang memang masih mempercayai hal-hal mistis dan masih kental dengan adat dan istiadat dari leluhurnya.
Pola Penuturan
Pola penuturan secara vertical yakni berdasarkan garis keturunan, namun bisa saja jika orang lain meminta akan diberi, namun hanya mantra yang berbentuk bacaan, untuk mantra bacaan yang disertai dengan benda yang dianggap sangat ampuh maka orang tersebut harus mencari sendiri, namun mbah pur juga ikut membantu hanya saja cukup memberi petunjuk misalnya orang tersebut harus pergi ke kuburan pada malam jumat kliwon pada pukul sekian untuk mengambil jimat yang berbentuk benda.
Fungsi Mantra
Bagi penuturnya, mantra dasaran ini berfungsi sebagai penglaris dalam berdagang, agar dagangannya banyak yang membeli atau suka membeli pada pedagang tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan mantra dasaran itu bertujuan sebagai penglaris dalam berdagang. Adapun penggunaannya itu tergantung keyakinan dan kepercayaan si penutur pada mantra dasaran tersebut. Penelitian ini baru sebatas mendeskripsikan bagaimana penggunaan mantra di sebuah masyarakat belum menemukan secara akurat apakah mantra ini benar-benar bereaksi jika digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh peneliti lain, misalnya berupa eksperimen, yang berkaitan dengan penggunaan mantra-mantra asihan.
DAFTAR PUSTAKA
Dalman. (2012). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
0 Response to "ANALISIS MANTRA UNTUK BERDAGANG"
Post a Comment