Fonologi - Fonetik


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan saling membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk dapat berinteraksi dengan orang lain tentunya manusia memerlukan alat untuk berinteraksi tersebut, salah satu  alat yang dapat digunakan adalah bahasa. Ketika seseorang tidak memiliki bahasa dapat kita bayangkan pastinya dia tidak akan bisa berinteraksi dengan sesama manusia lainnya.
Salah satu pengkajian bahasa adalah mengkaji  bunyi bahasa yang dikaji oleh fonologi yang termasuk dalam ilmu linguistik. Bunyi bahasa  ada yang dapat membedakan makna dari bunyi tersebut ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, cabang ilmu fonologi ini dibagi menjadi fonetik dan fonemik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan fonetik?
2.      Apa saja jenis-jenis fonetik?
C.    Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui pengertian fonetik
2.      Untuk mengetahui apa saja  jenis-jenis fonetik
D.    Kegunaan Makalah
1.      Kegunaan teoritis
Menambah wawasan bagi pembabca dan penulis makalah tentang materi hakekat fonetik.
2.      Kegunaan praktis
Meningkatkan keterampilan penulisan karya tulis ilmiah bagi penulis.
E.      Prosedur Makalah
Makalah ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif, teknik studi pustaka dan cara pengolahan eksposisi.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kajian Pustaka
1.      Pengertian Fonetik
Chaer dalam buku Fonologi Bahasa Indonesia (2013: 1) “Fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian lingusitik yang mempelajari, membahas, membicarakan dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia”. Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Kita akan membahas mengenai fonetik, Chaer dalam buku Linguistik Umum (2015: 102) “Fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak”. Sedangkan Muslich dalam buku Fonologi Bahasa Indonesia (2009: 8) “Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan (science) yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia”. (O’Connor, 1982: 10-11, Ladefoged, 1982: 1). Clark dan Yallop (1990) dalam buku Muslich berjudul Fonologi Bahasa Indonesia (2009: 8) “Fonetik merupakan bidang yang berkaitan erat dengan kajian bagaimana cara manusia berbahasa serta mendengar dan memproses ujaran yang diterima”. Verhaar dalam buku Asas-asas Linguistik Umum (2008: 19) “Fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti dasar “fisik” tersebut, yaitu: segi alat-alat bicara serta penggunaanya dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa; dan sifat-sifat akustik bunyi yang telah dihasilkan”. Sedangkan Marsono dalam buku Fonetik (2008: 1) “Fonetik (phonetics) ialah ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa (langue)”.
2.      Jenis-jenis Fonetik
Sudah dikemukakan sebelumnya bahwa fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat apakah bunyi tersebut dapat membedakan makna atau tidak. Hal ini berbeda dengan fonemik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa dengan melihat bunyi itu sebagai satuan yang dapat membedakan makna kata.
Kemudian, menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu:
a.       Fonetik artikulatoris atau fonetik organis
Sebagaimana kita ketahui, manusia yang normal tentu mampu menghasilkan berbagai bunyi bahasa dengan menggerakan atau memanfaatkan organ-organ tuturnya, misalnya lidah, bibir dan gigi bawah (yang digerakan oleh rahang bawah). Singh dalam buku Muslich berjudul Fonologi Bahasa Indonesia (2009: 9) berpendapat bahwa seseorang yang ingin mengkaji bunyi-bunyi bahasa harus mengetahui juga berbagai struktur mekanisme pertuturan, memahami fungsi setiap mekanisme tersebut, dan peranannya dalam menghasilkan berbagai bunyi bahasa.
Chaer dalam buku Linguistik Umum (2015: 103) “Jenis fonetik ini mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklarifikasikan”. Sedangkan Chaer dalam bukunya yang lain Fonologi Bahasa Indonesia (2013: 11) “Jenis fonetik ini pembahasannya meliputi masalah alat-alat ucap yang digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa itu; mekanisme arus udara yang digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa; bagaimana bunyi bahasa itu dibuat; mengenai klasifikasi bunyi bahasa yang dihasilkan serta apa kriteria yang digunakan; mengenai silabel; dan juga mengenai unsur-unsur atau ciri-ciri suprasegmental, seperti tekanan, jeda, durasi dan nada”.
Bila kita bicara, kita menghasilkan bunyi bahasa. Tentu saja, kita bisa menghasilkan bunyi-bunyi lain juga dengan alat-alat itu, seperti bila kita berteriak, bernyanyi, batuk, dan lain sebagainya. Bila kita bicara, udara dipompakan dari paru-paru, melalui batang tenggorokan ke pangkal tenggorok yang di dalamnya terdapat pita-pita suara. Pita-pita itu harus terbuka supaya udara bisa keluar melalui rongga mulut atau rongga hidung (atau kedua-duanya). Apabila udara keluar tanpa hambatan apa-apa di sana-sini, kita tidak menghasilkan bunyi bahasa; contohnya adalah bernafas saja. Hambatan yang perlu untuk menghasilkan bunyi bahasa dapat ada pada pita-pita suara, dan pada berbagai tempat “artikulasi” di atas pita-pita itu, khususnya di antara salah satu bagian lidah dan salah satu tempat lain, seperti langit-langit, gusi, gigi dan lain sebagainya.
b.      Fonetik Akustik
Chaer dalam buku Fonologi Bahasa Indonesia (2013: 11)  “Objek kajian fonetik akustik adalah bunyi bahasa ketika merambat di udara. Jadi antara lain membicarakan gelombang bunyi beserta frekusensi dan kecepatannya ketika merambat di udara, spektrum, tekanan dan intensitas bunyi. Juga mengenai skala desibel, resonansi, akustik produksi bunyi, serta pengukuran akustik itu”. Painter dalam buku Muslich berjudul Fonologi Bahasa Indonesia (2009: 9) “ada tiga ciri utama bunyi-bunyi bahasa yang mendapatkan penekanan dalam kajian fonetik akustik, yaitu frekuensi, tempo dan kenyaringan”. Alat-alat yang digunakan untuk mengkaji gelombang bunyi bahasa dan mengukur pergerakan udara antara lain, spektograf  (alat untuk menganalisis dan memaparkan frekuensi dan tekanan, oscilloskop (alat untuk memaparkan ciri-ciri kenyaringan bunyi).
c.       Fonetik Auditoris
Muslich dalam bukunya Fonologi Bahasa Indonesia (2009: 9) “Fonetik auditoris mengarahkan kajiannya pada persoalan bagaimana manusia menentukan pilihan bunyi-bunyi yang diterima alat pendengarnya”. Atau dengan kata lain meneliti bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu diterima oleh telinga, sehingga bunyi-bunyi itu didengar dan dapat dipahami. Dalam hal ini tentunya pembahasan mengenai struktur dan fungsi alat dengar (telinga) itu bekerja. Bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu, sehingga bisa dipahami.
Dengan luas dan kompleksnya kajian fonetik maka Heryadi dalam buku Fonologi Bahasa Indonesia (2009: ) “Pengkajian fonetik perlu dilakukan secara interdisipliner (melibatkan banyak bidang disiplin ilmu). Fonetik artikulatoris lebih dominan dikaji oleh para ilmuan bahasa atau linguis karena fonetik ini terfokus pada pengkajian proses memproduksi bunyi ujar dalam berbahasa. Fonetik akustik lebih banyak dikaji oleh para ahli dalam bidang ilmu fisika karena fonetik ini terfokus pada gelombang suara. Sedangkan fonetik auditoris lebih banyak dipelajari dan dikaji oleh para ilmuan kedokteran karena fonetik ini lebih terfokus pada kajian fungsi-fungsi syaraf indra dengar dalam menangkan bunyi (termasuk bunyi ujar)”.
B.     Pembahasan
Di dalam studi linguistik kita mengenal 4 bidang ilmu yang mengkajii ilmu yang berbeda, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Di sini kita akan membahas mengenai fonologi, fonologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia. Menurut fungsinya atau hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Kita akan membahas mengenai fonetik, fonetik adalah cabang ilmu atau studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa yang dihasilkan manusia dalam bentuk ujaran tanpa memperhatikan bunyi bahasa tersebut dapat membedakan makna atau tidak.
Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu fonetik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a.       Fonetik artikulatoris atau fonetik organis
Jenis fonetik ini mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan oleh alat ucap manusia (penutur) serta bagaimana bunyi tersebut diklasifikasikan.
b.      Fonetik Akustik
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa ketika merambat di udara sebelum sampai ke telinga pendengar.
c.       Fonetik Auditoris
Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu didengar di telinga pendengar.



BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Pengertian fonetik menurut beberapa ahli antara lain:
Abdul Chaer
Cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
Masnur Muslich
Bidang kajian ilmu pengetahuan (science) yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
Clark dan Yallop
Bidang yang berkaitan erat dengan kajian bagaimana cara manusia berbahasa serta mendengar dan memproses ujaran yang diterima.
Verhaar
Cabang ilmu linguistik yang meneliti dasar “fisik” tersebut, yaitu: segi alat-alat bicara serta penggunaanya dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa; dan sifat-sifat akustik bunyi yang telah dihasilkan.
Marsono
Ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa (langue).
            Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu:
1.      Fonetik Artikulatoris atau Fonetik Organis
2.      Fonetik Akustik
3.      Fonetik Auditoris

B.     Saran
Sebagai penulis kami menyarankan kepada pembaca agar jangan menjadikan makalah ini satu-satunya referensi bagi aktivitas pembaca melainkan mencari sumber yang lain sebagai pembanding bagi makalah ini. Sedangkan untuk para penulis yang akan datang yang juga akan melakukan penulisan makalah diharapkan penulis selanjutnya dapat mencari sumber sebanyak-banyaknya agar materi yang dimuat dalam makalah menjadi lebih bervariasi.



DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2013. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2015. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Heryadi, Dedi. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Tasikmalaya:
Marsono. 2008. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada      University Press.



0 Response to "Fonologi - Fonetik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel