Fonologi - Transkripsi Fonetik



BAB I
PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang Masalah
       Fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia. Dalam kajian fonetik, perumusan masalahnya adalah bagaimana suatu bunyi dihasilkan atau dilafazkan. Sedangkan dalam kajian fonemik mempelajari bagaimana suatu fonem dapat berpengaruh terhadap bentuk kata dan konteks makna. Dalam pembahasan bahasa, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, bekerja sama, berinteraksi, dan berinterelasi antar anggota masyarakat.
       Keberadaan bahasa ini dunia berbeda-beda, kerena perbedaan regional, social dan tempo (konteks penggunaan bahasa). Penggunaan kosakata tertentu akan berpengaruh terhadap bagaimana kosakata tersebut di lafazkan, diintonasikan dan bagaimana kecenderungan terhadap penekanan bunyinya.
B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, didapat rumusan masalah, antara lain :
1.    apakah transkripsi fonetik itu?
2.    apa tujuan transkripsi fonetik?
C.     Tujuan Masalah
 Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1.   memahami pengertian transkripsi fonetik.
2.   memahami tujuan transkripsi fonetik.
D.    Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna untuk menambah wawasan terutama dalam hal yang berkaitan dengan transkipsi fonetik. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfat bagi:
1.        penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan khususnya tentang transkripsi fonetik.
2.      pembaca, sebagai media informasi tentang transkripsi fonetik secara teoritis maupun praktis.

E.     Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metede yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Transkripsi Fonetik
(Menurut Chaer dalam bukunya, 2009)
“Transkripsi fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau secara tepat dengan menggunakan huruf atau fonetik”. Huruf fonetik ini dibuat berdasarkan huruf (alfabet) latin yang dimodifikasi, atau diberi tanda-tanda diakritik.
Mengapa ? karena alfabet latin hanya berjumlah 26 buah huruf, padahal bunyi-bunyi huruf sangat banyak ; melebihi huruf latin. Misalnya, huruf vokal hanya ada lima buah , yaitu <a>, <i>, <u>, <e>, dan <o>, padahal fonem vokal bahasa indonesia saja ada enam buah yaitu /a/; /i/; /e/; / ə /; /u/; dan /o/.
Jadi, untuk fonem vokal keempat digunakan huruf <e> yang dimodifikasi dibalik menjadi< ə >. Contoh lain, bunyi <o> pada kata <toko> dan <tokoh>tidak sama ; maka untuk bunyi <o> pada kata <toko> digunakan huruf <o>; sedangkan  untuk bunyi <o> pada kata <tokoh>digunakan huru < > yaitu huruf <o> yang bagian awalnya dibuang. Bunyi <e> pada kata <sate>,<kera>, dan <monyet> adalah tidak sama; maka untuk bunyi [e] pada kata <sate> diguankan huruf fonetik <e>; untuk bunyi [e] pada kata <kera> digunakan huruf fonetik <ə >, pada kata <monyet> digunakan huruf [ɛ]. Dengan demikian ketiga kata itu secara fonetik ditulis menjadi [sate], [k ə ra], dan [moñ ɛ t].
Kita lihat, pada dasarnya dalam kajian fonetik, satu huruf hanya digunakan untuk satu bunyi ; atau satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf. Tidak ada pengguna satu huruf untuk dua bunyi yang berbeda ; juga tidak ada pengguna dua huruf yang berbeda untuk satu bunyi.
Dalam berbagai buku fonologi atau fonetik, dan berbagai kamus inggris kita lihat berbagai macam tulisan fonetik. Setiap pakar memang dapat membuatnya sendiri, untuk keperluan yang biasanya disesuaikan dengan keadaan fonetik bahsa yang dikajinya.namun dalam kajian linguistik internasional dikenal adanya abjad fonetik yaitu IPA. Yang mulai diperkenalkan pada tahun 1886 oleh The International phonetic Assosiation; yang kemudian telah berkali-kali direvisi. Revisi terakhir adalah pada tahun 1989.
Adanya usaha untuk membuat atau menyusun abjad fonetik oleh sejumlah pakar antara lain, karena abjad IPA itu belum lengkap, belum dapat mencakup untuk semua bunyi yang terdapat dalam berbahasa didunia ini,  atau satu bahasa tertentu. Namun, semuanya tetap bersandar pada alfabet Latin, yang dimodifikasi.
Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Lambang bunyi atau lambang fonetis (phonetic symbol) yang sering dipakai adalah lambang bunyi yang ditetapkan oleh the internationalphonetic assosiation (IPA), yaitu persatuan para guru bahasayang berdiri sejak akhir abad ke-19,yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru dalam pengajaran bahsa yang lebih menekankan pada pengajaran bahasa lisan. Sistem lambang yang digunakan oleh IPA ini lazim disebut theintternational phonetic alphabet yang disingkat IPA juga. Alphabet IPA ini merupakan serangkaian lambang yang didasarkan pada alphabet latin,yang diciptakan untuk keperluan memberikan semua bunyi bahasa yang ada di dunia. Oleh karna jumlah bunyiyang ada dalam bahasa-bahasadi dunia ini lebih banyak dari pada jumlah huruf yang ada maka IPA melakukan modivikasi bentuk-bentuk huruf guna membedakan bunyi-bunyi yang berlainan. Dalam melakukan modifikasi bentuk huruf itu selalu diusahakan agar bunyi-bunyi yang banyak persamaannya diberi lambang atau bentuk dasar yang sama perbedaannya hanyalah penambahan diakritik saja.
Berikut ini didaftar secara selektif lambang-lambang fonetik IPA yang diperkirakan terdapat dalm bunyi bahasa indonesia,dan dengan penyesuaian diperlunya karna pertimbangan komputerisasi


Lambang Fonetis
Alfabet Latin
Contoh
[i]
Sama dengan huruf i
[bi+sa] ‘bisa’, [sa+ḍis] ‘sadis
[I]
Sama dengan huruf i bertilde
[so+pIr] ‘sopir’, [sIk’+sa] ‘siksa’
[e]
Sama dengan huruf e
[sa+te] ‘sate’, [so+re] ‘sore
[ɛ]
Sama dengan huruf e capital
[pən+d ɛ?] ‘pendek’, [r ɛ+m ɛh] ‘remeh’
[ə]
Sama dengan huruf e terbalik
[kə+lə+la+war] ‘kelelawar’
[a]
Sama dengan huruf a
[pa+rah] ‘parah’, [sã+ka] ‘saka’
[u]
Sama dengan huruf u
[bu+ku] ‘buku’, [mu+tu] ‘mutu’
[U]
Sama dengan huruf u kapital
[ba+tU?] ‘batuk’, [um+bUl] ‘umbul’
[o]
Sama dengan huruf o
[so +to] ‘soto’, [ka+do] ‘kado’
[O]
Sama dengan huruf o kapital
[?Oñ+cOm] ‘oncom’, [bO+rOs] ‘boros’
[aw]
Huruf a dan w subscript
[pa+yaw] ‘payau’, [ha+ri+maw] ‘harimau’
[Ay]
Huruf a dan y subscript
[san+tay] ‘santai’, [tu+pay] ‘tupai’
[Oy]
Huruf o kapital dan ysubscript
[kO+bOy] ‘koboi’, [am+bOy] ‘amboi’
[p]
Sama dengan huruf p
[pa+pan] ‘papan’, [ku+paš] ‘kupas’
[p’]
Huruf p berpetik tunggal
[sap’+ta] ‘sapta’, [a+tap’] ‘atap’
[b]
Sama dengan huruf b
[ka+bar] ‘kabar’, [bu+tUh] ‘butuh’
[t]
Sama dengan huruf t
[ta+ta] ‘tatar’, [tin+ta] ‘tinta’
[t’]
Huruf berpetik tunggal
[a+dat’] ‘adat’, [O+bat’] ‘obat’
[ṭ]
Huruf t bertitik bawah
[pən+ṭOl] ‘penthol’([bakso), [ṭu+ṭU?] ‘pukul’(Jawa)
[d]
Sama dengan huruf d
[da+di] ‘jadi’, [du+du] ‘bukan’ (Jawa)


 [k]
Sama dengan huruf k
[ka+ka?] ‘kakak’, [ku+pas] ‘kupas
[k’]
Huruf k berpetik tunggal
[po+li+tik’] ‘politik’, [prak’+tis] ‘praktis’
[?]
Sama dengan tanda Tanya
[a+ja?] ‘ajak’, [ba?+so? ‘bakso’
[g]
Sama dengan huruf g
[ga+gal] ‘gagal’, [gu+la] ‘gula’
[m]
Sama dengan huruf m
[ma+lam] ‘malam’, [lam+pu] ‘lampu
[n]
Sama dengan huruf n
[pin+tu] ‘pintu’, [pən ťiɳ] ‘penting’
[ṇ]
Huruf n bertitik bawah
[ṇa+ma] ‘nama’, [ta+ ṇam] ‘tanam’
[ñ]
Huruf n bertilde
[ña+ta] ‘nyata’, [ña+ ñi] ‘nyanyi’
[ῆ]
Huruf n berekor
[pu+laῆ] ‘pulang’, [pa ῆ+kal] ‘pangkal’
[c]
Sama dengan huruf c
[ca+car] ‘cacar’, [cu+ra ƞ] ‘curang’
[j]
Sama dengan huruf j
[ja+ja?] ‘jajak’, [ja+ra?] ‘jarak’
[l]
Sama dengan huruf l
[la+lu] ‘lalu’, [li+pat’] lipat’
[r]
Sama dengan huruf r
[ra+mah] ‘ramah’, [ru+mah] ‘rumah’
[s]
Sama dengan huruf s
[sa+ri] ‘sari’, [su+rat’] surat’
[š]
Huruf s bertlide
[ša+rat] ‘syarat’, [ma+ša+ra+kat’] ‘masyarakat’
[z]
Sama dengan huruf z
[za+man] ‘zaman’, [zi+a+rah] ‘ziarah’
[x]
Sama dengan huruf x
[xas] ‘khas’, [xa+lîk’] ‘khalik’
[]
Huruf x bergelung bawah
[ba+li] ‘baligh’ [ma ﻻ+rîp’] ‘maghrib’
[h]
Sama dengan huruf h
[ha+lus] ‘halus’ [ni+hîl] ‘nihil’
[ħ]
Huruf h bertangkai di atas
[maħ+ka+mah] ‘mahkmah’, [maħ+lU?] ‘makhluk’
[w]
Sama dengan huruf wћ
[wa+jar] ‘wajar’, [ta+wa] ‘tawa’
[ώ]
Huruf w bergaris bawah
[ώ+ώît] ‘mulai’, [ru+ώət] ‘rumit’ [Jawa)
[y]
Sama dengan huruf y
Ba+yi] ‘bayi’, [pə+la+yan] ‘pelayan’

B.     Tujuan dan Manfaat Transkripsi Fonetik
Tujuan transkripsi fonetis secara etimologi bahwa transkripsi berasal dari trans pindah, mengubah, memindah’dan skripsi `tulisan’. Maksudnya tindakan memindah dari lisan ke dalam tulisan. Kegiatan ini membutuhkan latihan yang terus – menerus sebab kemahiran menulis fonetis akan muncul secara baik bila seseorang mengadakan latihan secara kontinu. Ujaran seseorang (la parole) kadang mengandung kesalahan pelafalan, maka kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan membuat transkripsi fonetis.
Bahasa tulis merupakan representasi dari bahasa lisan. Tulisan fonetis juga dibuat berdasarkan bahasa tulis (bentuk tulisan ortografis). Tulisan fonetis mempergunakan lambang bunyi bahasa yang sudah ada dalam bab bunyi bahasa segmental. Tulisan fonetis dibuat untuk menyarankan bunyi bahasa. Artinya, apabila tulisan tersebut dibaca, maka terdengar ucapan yang pernah didengar sebelumnya. Tentu saja tidak akan mirip seratus persen. Alasanya, orang memiliki alat ucap yang berbeda sehingga kualitas suara yang dihasilkan akan berbeda.






















BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Dalam  tulisan fonetik setiap bunyi, baik yang segmental maupun superasegmental, dilambangkan secara akurat, persis seperti yang diucapkan. Setiap bunyi dilambangkan dengan lambang-lambang sendiri, meskipun perbedaannya hanya sedikit.
Untuk menandai perbedaan-perbedaan bunyi yang kecil digunakan tanda-tanda diakritik.
Disamping tulisan fonetik ada juga tulisan fonemik dan tulisan ortografis. Dalam tulisan fonemik setiap fonem  dilambangkan dengan sebuah lambang. Jadi, ada kemungkinan kurang akurat bila dibandingkan dengan tulisan fonetik. Sedangkan ortografis adalah tulisan menurut sistem ejaan yang berlaku untuk suatu bahasa.

B.     Saran
Penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk pembaca dengan makalah ini akan meningkatkan pengetahuan tentang traskripsi fonetik . Dengan adanya makalah ini semoga bermanfaat.







DAFTAR PUSTAKA

Muslich Masnur, (2011).Fonologi Bahasa Indonesia.Jakarta: Bumi Aksara.
Chaer Abdul,(2009).Fonologi Bahasa Indonesia.Jakarta: Rineke Cipta.


0 Response to "Fonologi - Transkripsi Fonetik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel