Makalah Linguistik Umum
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengembangan
Bahasa dimulai pada awal kehidupan manusia. Bahasa dapat dipahami sebagai suatu
interaksi suara, dan makna. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran
sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan yang lainnya. Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia pasti menggunakan bahasa untuk berinteraksi satu
sama lain.
Linguistik
adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek
kajiannya; atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet yaitu telaah
ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak
berbeda, tetapi, bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu
diperdebatkan lagi. Lebih lanjut akan diuraikan tentang Bahasa Sebagai Objek
Kajian Linguistik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan bahasa?
2. Apa
saja hakikat bahasa?
3. Apa
saja fungsi bahasa?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian bahasa.
2. Mengetahui
hakikat bahasa.
3. Mengetahui
fungsi bahasa.
D.
Manfaat
1. Agar
pembaca dapat mengetahui tentang pengertian bahasa.
2. Agar
pembaca dapat mengetahui tentang hakikat bahasa.
3. Agar
pembaca dapat mengetahui tentang fungsi bahasa.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bahasa
Kata “Bahasa” berasal dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā yaitu kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya.
1. Menurut Harimurti Kridalaksana (1983)
Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
diri.
2. Menurut
Tarigan (1989)
Bahasa
adalah sistem yang tersusun secara sistematis yang kemungkinan dipakai pada
sistem generatif serta menjadi lambang atau simbol yang arbitrer.
3. Menurut
Gorys Keraf (1997)
Bahasa
adalah alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia.
4. Menurut
Ferdinand de Saussure
Bahasa
merupakan salah satu ciri yang menjadi pembeda, hal ini karena dengan memakai
bahasa maka setiap kelompok yang ada pada masyarakat dapat menjadi dirinya
sebagai kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain.
5. Menurut
Walija (1996)
Bahasa ialah
komunikasi yang paling lengkap serta efektif untuk menyampaikan ide, pesan,
maksud, perasaan serta pendapat kepada orang lain.
Jadi,
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Pengertian tersebut sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
B.
Hakikat
Bahasa
1.
Bahasa
Adalah Sebuah Sistem
Sistem
berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna
atau berfungsi. sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu dan yang lain
berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara
teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan.
Sebagai
sebuah sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya
bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis
artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari
sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik).
Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran
sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Secara hirarkial, bagan
subsistem bahasa tersebut sebagai berikut.
2.
Bahasa
Itu Berwujud Lambang
Lambang
dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu semiotika,
yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam
semiotika dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang
(simbol), sinyal (signal), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode,
indeks, dan ikon. Lambang bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan
langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.
3.
Bahasa
Itu Berupa Bunyi
Menurut
Kridalaksana (1983) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari
getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan dalam tekanan udara.
Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak
semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.
4.
Bahasa
Itu Bersifat Arbitrer
Kata
arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana
suka’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan
wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau
pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Ferdinant de Saussure (1966:
67) dalam dikotominya membedakan apa yang dimaksud signifiant dan signifie.
Signifiant (penanda) adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie (petanda)
adalah konsep yang dikandung signifiant.
Bolinger
(1975: 22) mengatakan: Seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkannya itu, maka seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan dapat
menebak makna sebuah kata apabila dia mendengar kata itu diucapkan.
Kenyataannya, kita tidak bisa menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun
(termasuk bahasa sendiri) yang belum pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut
tidak memberi ”saran” atau ”petunjuk” apapun untuk mengetahui maknanya.
5.
Bahasa
Itu Bermakna
Salah
satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud lambang. Sebagai
lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin
disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu
mempunyi makna. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak
mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
·
[kuda], [makan], [rumah], [adil], [tenang]
= bermakna = bahasa
·
[dsljk], [ahgysa], [kjki], [ybewl] = tidak
bermakna = bukan bahasa
6.
Bahasa
Itu Bersifat Konvensional
Meskipun
hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer,
tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat
konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi
bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, dilambangkan dengan
bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa Indonesia harus mematuhinya. Kalau
tidak dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi akan
terhambat.
7.
Bahasa
Itu Bersifat Unik
Bahasa
dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang
tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi,
sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem
lainnya.
8.
Bahasa
Itu Bersifat Universal
Selain
bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama
yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri
universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi
bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.
9.
Bahasa
Itu Bersifat Produktif
Bahasa
bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi
dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan
bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang
berlaku dalam bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia,
/a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan
satuan-satuan bahasa:
·
/i/-/k/-/a/-/t/
·
/k/-/i/-/t/-/a/
·
/k/-/i/-/a/-/t/
·
/k/-/a/-/i/-/t/
10. Bahasa Itu Bervariasi
Anggota
masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai
status sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan
tersebut maka bahasa yang digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga istilah dalam
variasi bahasa yaitu:
·
Idiolek: Ragam bahasa yang bersifat
perorangan.
·
Dialek: Variasi bahasa yang digunakan
oleh sekelompok anggota
masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu.
·
Ragam: Variasi bahasa yang digunakan
dalam situasi tertentu.
Misalnya, ragam baku dan ragam tidak baku.
11. Bahasa Itu Bersifat Dinamis
Bahasa
tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan
manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena
keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam
kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu selalu berubah, maka
bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi dinamis. Perubahan
itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru, peralihan makna sebuah
kata, dan perubahan-perubahan lainnya.
12. Bahasa Itu Manusiawi
Alat
komunikasi manusia berbeda dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat
tetap, statis. Sedangkan alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat
produktif dan dinamis. Maka, bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu
hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.
C.
Fungsi
Bahasa
Konsep
bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Bagi
sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk
menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan
sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what
end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut
penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
1. Fungsi Personal
atau Pribadi
Dilihat dari
sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur
menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya
mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu
menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga
apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.
2. Fungsi
Direktif
Dilihat dari
sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatuf
tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar
melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki
pembicara.
3. Fungsi Fatik
Bila dilihat
segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya
bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan
bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya
sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan
keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan
secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan
fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman,
gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata.
Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak
mempunyai makna.
4. Fungsi
Referensial
Dilihat dari
topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan
objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya
pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa
bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si
penutur tentang dunia di sekelilingnya.
5. Fungsi
Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari
segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik.
Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa
digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan
lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk
membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses
pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
6. Fungsi
Imajinatif
Jika dilihat
dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi
imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja.
Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan
sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.
BAB
3
KESIMPULAN
Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah
bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan
oleh manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan
oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
Dari definisi tersebut didapatkan beberapa ciri atau
sifat yang hakiki dari bahasa tersebut antara lain, adalah bahasa adalah sebuah
sistem, bahasa itu berwujud lambang, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu
bersifat arbiter, bahasa itu bermakna, bahasa itu bersifat konvensional, bahasa
itu bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, bahasa itu bersifat
produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa
itu bersifat dinamis, bahasa itu bersfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan
bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk
menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan
sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what
end”. Oleh karena itu, fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari:
1. Sudut
penutur, yaitu Fungsi Personal atau Pribadi
2. Sudut pendengar,
yaitu Fungsi Direktif
3. Segi kontak
antara penutur dan pendengar, yaitu Fungsi Fatik
4. Segi topik,
yaitu Fungsi Referensial
5. Segi kode
yang digunakan, Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
6. Segi amanat,
yaitu Fungsi Imajinatif
0 Response to "Makalah Linguistik Umum"
Post a Comment