Model-model Pembelajaran Berbicara
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA
Oleh:
Kelompok 2
Muhamad Rifky Atorik
(172121008)
Santi Ilmiati
(172121011)
Anisa (172121030)
Dona Aristiana Hendiana (172121031)
Sefri Hidayat (172121038)
ABSTRAK
Salah
satu keterampilan berbahasa yang kerap kali dianggap sulit terutama dikalangan
peserta didik adalah keterampilan berbicara. Banyak peserta didik yang merarasa
sulit berbicara di depan umum. Hal tersebut dikarenakan dalam keterampilan
berbicara selain harus melibatkan mental juga harus adanya latihan yang rutin,
serta seorang pembicara juga harus mengetahui topik yang akan dibicarakan. Maka
dari itu untuk dapat melatih keterampilan tersebut seorang pendidik dituntut
harus mampu mengelola serta memilih model atau pola untuk proses pembelajaran
yang sesuai, sehingga dapat menarik minat peserta didik untuk berlatih
berbicara. Dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara tersebut, pendidik
harus mengetahui model-model pembelajaran berbicara apa saja yang cocok untuk
digunakan saat proses pembelajaran. Karena dengan adanya model pembelajaran
yang sesuai, akan memudahkan pendidik dalam memberikan materi serta memudahkan
pendidik dalam mencapai tujuannya.
Kata
Kunci: Model-Model Pembelajaran Berbicara
PENDAHULUAN
Sama
seperti ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya, keterampilan berbicara pun
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena semua kegiatan atau
aktivitas manusia tidak bisa terlepas dari kegiatan berbicara itu sendiri.
Terutama bagi seseorang yang berpendidikan, berbicara bukan hanya sebatas untuk
melakukan komunikasi dengan orang lain, tetapi juga harus dijadikan sebagai
sebuah keterampilan baik itu dalam menjalin kerjasama, menyatakan aspirasi, kemampuan
berbicara didepan pubik, dan lain sebagainya. Pada keterampilan berbicara ini
tidak dapat terlepas dari keterampilan menyimak, karena kedua keterampilan
tersebut merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Seorang pembimbicara
akan membutuhkan pendengar atau audiens. Begitupun dengan pendengar, ia tidak
akan menyimak sesuatu jika tidak ada topik yang sedang dibicarakan. Dalam
keterampilan berbicara juga, akan memberikan banyak pengaruh positif bagi
kehidupan seseorang. Diantaranya seperti akan melatih keberanian, mendapatkan
berbagai wawasan baru, melatih kemampuan berkomunikasi yang baik, serta dapat
melatih kepercayaan diri.
Mengingat
pentingnya keterampilan tersebut, maka perlu adanya pembinaan dari pendidik
mulai tingkat dasar sampai tingkat yang
lebih tinggi. Dalam proses pembelajaran, pendidik juga harus menguasai serta
memahami mengenai model-model pembelajaran yang akan digunakan sehingga akan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, baik bagi pendidik maupun bagi
peserta didik.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan cara
atau teknik penyajian materi yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berikut pengertian dari
beberapa ahli mengenai model pembelajaran.
1. Agus Suprijono (2010)
Menurut Agus Suprijono model
pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
2. Slavin (2010)
Slavin
mengemukakan model pembelajaran sebagai suatu acuan kepada suatu
pendekatan pembelajaran termasuk tujuan, sintaksnya, lingkungan dan sistem
pengelolaannya.
3. Trianto (2009)
Trianto menjelaskan model
pembelajaran sebagai suatu pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya)
dan sifat lingkungan belajarnya.
4. Komarudin (2010)
Komarudin menjelaskan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai panduan atau
pedoman dalam melakukan aktivitas pembelajaran.
5. Richard I Arends
Menurut Richard model pembelajaran
lebih mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
terdapat tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
6.
Kardi
dan Nur
Kardi dan Nur mengemukakan bahwa
ada lima model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam
proses pembelajaran yakni: pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif,
pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi, dan learning strategy.
a. Model
pembelajaran langsung atau yang dikenal dengan direct instruction ini adalah
sebuah model pembelajaran yang menitik beratkan pada penguasaan konsep dan juga
perubahan perilaku dengan melakukan pendekatan secara deduktif. Disini peran guru
memang sangat penting sebagai penyampai informasi, sehingga sudah seyogyanya
seorang guru memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada seperti tape recorder,
film, peragaan, gambar dan sebagainya. Adapun informasi yang disampaikan bisa
berupa pengetahuan yang sifatnya prosedural maupun pengetahuan deklaratif.
Meskipun demikian kekurangannya yaitu model pembelajaran seperti ini tidak bisa
digunakan setiap waktu serta tidak dapat diterapkan di semua tujuan
pembelajaran.
b. Metode
pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan kelompok kecil
siswa dan membangun kondisi belajar yang kondusif.
c. Model pembelajaran berbasis masalah
merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).
d. Metode
pembelajaran diskusi adalah suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana dalam setiap anggota
kelompok akan mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing
serta berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan.
e. Metode
pembelajaran learning strategy atau learning cycle yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan,
karena sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar
yang berbasis konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan
pengembangan aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur
intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki
individu untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu
dalam merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses
perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995).
Jadi menurut para ahli di atas dapat kami
simpulkan bahwa model pembelajaran memiliki pola serta kerangka agar guru atau
pendidik dapat memberikan materi dengan mudah sesuai dengan tujuannya. Setiap
guru harus mampu mengelola dan memilih model pembelajaran yang tepat bagi
peserta didiknya agar tujuan pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Saat ini, guru dituntut untuk menguasai beragam stretegi, metode, teknik maupun
model pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru yang memiliki kompetensi dalam mengelola
kelas dan tentu akan berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh.
B.
Model-Model
Pembelajaran Berbicara
Dalam keterampilan berbahasa
khususnya berbicara terdapat model-model pembelajaran yang dapat diaplikasikan
dalam proses belajar-mengajar diantaranya:
1.
Model
Pembelajaran Ulang Ucap
Model pembelajaran ulang ucap merupakan pembelajaran
tingkat awal pada model pembelajaran berbicara dan model pembelajaran ini juga
sebagai langkah awal bagi pembelajaran selanjutnya yaitu model pembelajaran
lihat ucapkan. Langkah pembelajaran dalam model pembelajaran ulang ucap ini
dapat divariasikan dan dikombinasikan agar lebih kreatif dan menyenangkan, akan
tetapi harus tatap mengacu pada tujuan pembelajaran. Dalam
model pembelajaran ulang ucap disini adalah suara guru atau rekaman dari tape
recorder atau kaset yang diperdengarkan di depan kelas, lalu siswa mendengarkan
dengan teliti dan mengucapkannya lagi sesuai dengan yang diperdengarkannya
tersebut. Penilaian dalam model pembelajaran ulang ucap
ini dititikberatkan pada lafal dan intonasi secara jelas dan tepat.
2.
Model
Pembelajaran Lihat Ucapkan
Model pembelajaran lihat ucapkan merupakan
pembelajaran lanjutan dari model pembelajaran ulang ucap. Pada lihat ucapkan
siswa tidak mendengar ucapan kata atau kalimat baik dari guru ataupun siswa
akan tetapi melihat suatu benda,
gambar, atau kartu yang berisi tulisan kata/kalimat. Selanjutnya, siswa
mengucapkan nama benda, gambar, atau kata/kalimat dalam kartu tersebut dengan
benar. Penilaian dititik beratkan pada ketepatan ucapan (lafal, intonasi, tanda
baca).
3.
Model
Pembelajaran Memerikan
Model pembelajaran memerikan
merupakan pembelajaran tingkat lanjutan setelah siswa menguasai atau mengalami
model pembelajaran ulang ucap dan lihat ucapkan. Dalam model pembelajaran
memerikan ini siswa belajar bagaimana menjelaskan, menerangkan, melukiskan,
atau mendeskripsikan sesuatu.
4.
Model
Pembelajaran Menjawab Pertanyaan
Model pembelajaran menjawab
pertanyaan merupakan pembelajaran tingkat lanjut yang mempunyai tujuan agar
siswa dapat menyampaikan pesan secara lisan (berbicara) melalui stimulus
pertanyaan dari orang lain atau guru. Metode yang dirasakan paling tepat dalam
pembelajaran ini adalah metode tanya jawab.
5. Model Pembelajaran Bertanya
Model pembelajaran bertanya merupakan pembelajaran
lanjutan setelah siswa melampaui model pembelajaran menjawab pertanyaan. Model
pembelajaran ini kebalikan daripada model pembelajaran menjawab pertanyaan.
Karena pada model pembelajaran ini siswa dilatih untuk menguasai kemampuan
bertanya bukan menjawab pertanyaan.
6.
Model
Pembelajaran Melanjutkan Cerita
Model pembelajaran melanjutkan
cerita merupakan pembelajaran dalam rangka melatih siswa dalam berbicara dan
bercerita dengan cara melanjutkan sepenggal cerita yang belum selesai.
Sengaja cerita tidak diselesaikan guru, agar siswa sendiri yang melanjutkannya.
7.
Model
Pembelajaran Menceritakan Kembali
Model pembelajaran menceritakan kembali merupakan
salah satu sub bagian dari model pembelajaran berbicara pada mata pelajaran
bahasa Indonesia. Model pembelajaran menceritakan kembali merupakan kelanjutan
dari model pembelajaran melanjutkan cerita. Maka dikandung pengertian
bahwa setelah peserta didik dan guru menguasai pembelajaran melanjutkan cerita
maka akan meningkat ke model pembelajaran menceritakan kembali. Di dalam model
pembelajaran ini peserta didik sudah mulai belajar mandiri merangkai kata-kata
dan kalimat sendiri meskipun secara sederhana.
8. Model Pembelajaran Bercerita
Model pembelajaran Bercerita merupakan pembelajaran
berbicara yang hampir sepenuhnya pemikiran peserta didik sendiri. Guru hanya
sebagai moderator dan motivator. Pada pembelajaran awal dimungkinkan mengangkat
tema-tema cerita dari gagasan peserta didik sendiri, namun seiring waktu ide
atau tema cerita berasal atau ditentukan guru. Tentu saja tema cerita yang
menggugah, menarik dan aktual. Bisa juga dimulai dari cerita lingkungan
kehidupan sehari-hari peserta didik, lalu menuju lingkungan atau kawasan yang
lebih luas dan kompleks.
9. Model Pembelajaran Parafrase
Model
pembelajaran parafrase merupakan pembelajaran berbicara tingkat lanjut sebelum
pembelajaran bermain peran. Beberapa unsur Parafrase yaitu :
Parafrase Kalimat: artinya
memisahkan atau memenggal sebuah kalimat menjadi beberapa kata menurut
jabatannya, yaitu : Subyek, Predikat, Obyek, Keterangan.
Parafrase Suku Kata: artinya memisahkan atau memenggal sebuah kata menurut
suku katanya.
Parafrase Puisi: artinya mengubah
bentuk puisi ke bentuk prosa atau narasi.
10.
Model Pembelajaran
Reka Cerita Gambar
Model pembelajaran reka cerita gambar merupakan pembelajaran bercerita
berdasarkan gambar, bisa gambar satuan (terpisah) bisa pula gambar berseri atau
berurutan. Apabila gambar
tersebut berseri/berurutan, maka siswa harus mengurutkannya terlebih dahulu
menjadi urutan yang sesuai lalu menyusun sebuah cerita berdasarkan gambar
tersebut.
11. Model Pembelajaran Diskusi
Model
pembelajaran diskusi merupakan suatu model pembelajaran dimana dua atau lebih
siswa melakukan pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik. Dalam
model pembelajaran berdiskusi ini, terjadi dua kegiatan saling berhubungan
yaitu menyimak dan berbicara yang dilakukan silih berganti. Untuk topik yang
didiskusikan dapat berupa materi pembelajaran dan dapat pula mengenai cerita
atau berita yang sedang viral yang
disajikan oleh pengajar.
12. Model Pembelajaran Wawancara
Model
pembelajaran wawancara adalah seuatu percakapan yang dilakukan oleh siswa dalam
bentuk tanya jawab. Dalam pembelajarannya, pewawancara yaitu siswa dapat
melakukan wawancara terhadap orang lain seperti tokoh, pedagang, masyarakat,
dan pakar dalam bidang tertentu. Dengan adanya model pembelajaran ini
diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya.
13. Model Pembelajaran Bermain Peran
Model
pembelajaran bermain peran merupakan salah satu sub bagian dari model
pembelajaran berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran
bermain peran merupakan pembelajaran terakhir pada model pembelajaran
berbicara. Dengan demikian maka dikandung pengertian bahwa model pembelajaran
ini sebagai tataran tertinggi
dalam model pembelajaran berbicara. Jika dalam model pembelajaran berbicara
sebelumnya masih terdapat campur tangan guru, maka dalam bermain peran ini
sudah hampir 100% murni dari inisiatif, spontanitas dan pemikiran peserta
didik. Dalam praktiknya bermain peran
ini menyerupai sandiwara atau drama, hanya saja dalam bentuk yang lebih kecil
atau sederhana.
Dari beberapa model pembelajaran berbicara di
atas, menurut pandangan kami model yang paling baik atau efektif adalah model
menjawab pertanyaan. Karena ketika guru memberikan pertanyaan, suka tidak suka
siswa harus menjawab pertanyaan tersebut. Dengan begitu siswa akan
menjawab semampunya, dan secara tidak langsung siswa tersebut sudah
belajar berbicara. Ketika siswa memberikan jawaban yang tidak tepat, guru harus
membenarkannya dengan tidak menjatuhkan jawaban siswa tersebut. Dengan cara
seperti itu siswa akan terus termotivasi untuk belajar, salahsatunya yaitu
belajar berbicara minimal di depan teman-temannya dalam konteks pendidikan.
SIMPULAN
Dengan adanya
Model-Model Pembelajaran Berbicara ini diharapkan akan memudahkan peserta didik
dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan proses yang menyenangkan.
Karna pada dasarnya, model pembelajaran
apa saja baik, karena sama-sama memiliki dasar yang kuat, tetapi sebaik
apapun model pembelajaran yang digunakan bergantung pada pengajar dalam
mengelola serta menerapkannya, sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dengan demikian, peranan guru sangat penting dalam menunjang keberhasilan
pengajaran,terutama dalam keterampilan berbicara.
DAFTAR
PUSTAKA
Riyanto, Agus. (2016)
“Model Pembelajaran Brebicara”.
https//agusriyantoblog.wordpress.com
(Diakses 20 Februari 2018)
Sepengetahuan. (2016)
“Pemgertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli”.
http://www.spengetahuan.com (Diakses 20 Februari 2018)
0 Response to "Model-model Pembelajaran Berbicara"
Post a Comment