Ciri-ciri Pembicara Ideal


CIRI-CIRI PEMBICARA IDEAL
Kelompok 5 :
Ersya Nurul Ihza                  172121026
Fiorlyn Princessa Sonia        172121022
Mutiara Indah Sari               172121037
Siti Jamilah                            172121014

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbicara merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Dengan berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bicara selalu tidak jauh-jauh dengan bahasa, karena bahasa merupakan unsur penting dalam berkomunikasi dengan manusia lainnya. Jadi berbicara merupakan kepandaian manusia untuk mengeluarkan suara dan menyampaikan pendapat dari pikirannya. Berbicara juga merupakan kebutuhan kita sebagai manusia. Dengan berbicara kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan serta buah pikiran kita dengan cepat. Pengetahuan tentang ciri-ciri pembicara yang baik akan sangat bermanfaat bagi pembicara yang sudah tergolong baik, apalagi bagi pembicara yang kurang baik dan pembicara yang masih dalam taraf belajar. Oleh karena itu pada tulisan ini akan dibahas pengertian dan ciri-ciri pembicara ideal.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah pada penulisan jurnal ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan pembicara ideal?
2.      Bagaimana ciri-ciri pembicara ideal?

C.    Tujuan
Tujuan penulisan jurnal ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian pembicara ideal
2.      Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri pembicara yang ideal
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan jurnal ini yaitu:
1.      Bagi penulis, dengan menyusun jurnal ini diharapkan nantinya penulis memiliki pengalaman yang lebih dalam pembuatan jurnal-jurnal selanjutnya. Penulis memeroleh berbagai pengalaman diantaranya yaitu pengalaman mencari dan menemukan sumber-sumber yang relevan dan terpercaya dengan jurnal ini. Selain itu penulis juga memeroleh ilmu dan pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik pengutipan, teknik penggabungan materi dari berbagai sumber dan mendapatkan wawasan lebih mengenai materi yang disajikan dalam jurnal ini.
2.      Bagi pembaca, diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai pengertian dan ciri-ciri pembicara ideal.











PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pembicara Ideal
Pembicara yang baik atau ideal ialah pembicara yang selalu berusaha memahami materi yang akan disampaikannya, akan selalu berusaha untuk dapat memahami pendengarnya, situasi, dan kondisi pembicaraan yang diciptakan dengan baik. Dengan demikian seseorang dapat dikatakan sebagai pembicara ideal. Pembicara yang baik dapat dan mampu memilih dan menggunakan kata, ungkapan, dan kalimat yang tepat untuk menggambarkan jalan pikirannya. Ucapannya jelas, lafalnya baik, intonasinya tepat dalam bahasa. Pembicara juga harus dapat membangkitkan semangat pendengar, membuat mereka berpikir tentang ide-ide yang disampaikan pembicara sebelumnya tidak pernah mereka pikirkan (Vincent Chapel dalam Wendra, 2004). Pembicara yang baik selalu tampil meyakinkan dari segala segi. Isi pembicaraannya ia kuasai, cara penyampaian juga ia kuasai. Situasi dan latar belakang pendengar ia pahami.
B.       Ciri-ciri Pembicara Ideal
Setiap manusia yang dilahirkan dalam keadaan normal sudah memiliki potensi terampil bicara. Potensi tersebut akan menjadi kenyataan apabila dipupuk, dibina, dan dikembangkan melalui latihan yang baik, tearah dan dilakukan secara terus menerus. Pengetahuan tentang ciri-ciri pembicara akan sangat bermanfaat bagi pembicara yang sudah tergolong baik, apalagi pembicara yang kurang baik dan masih dalam taraf belajar. Ada sejumlah ciri-ciri pembicara ideal yang perlu diketahui, dipahami, dihayati serta diterapkan dalam berbicara. Ciri-ciri pembicara tersebut antara lain:
  1. Memilih topik tepat
  2. Menguasai materi
  3. Memahami pendengar
  4. Memahami situasi
  5. Merumuskan tujuan yang jelas
  6. Menjalin kontak dengan pendengar
  7. Memiliki kemampuan linguistik
  8. Menguasai pendengar
  9. Memanfaatkan alat bantu
  10. Meyakinkan dalam penampilan
  11. Mempunyai rencana (Wendra, 2011:70)
Masing-masing ciri-ciri tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.      Memilih topik yang tepat
Topik pembicaraan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang pembicara. Pembicara yang baik selalu dapat memilih topik pembicaraan yang menarik, aktual, dan bermanfaat bagi pendengarnya. Dalam memilih materi pembicaraan, pembicara selalu mempertimbangkan minat, kemampuan, dan kebutuhan pendengarnya (Wendra, 2011:71). Topik pembicaraan harus tersusun dengan baik sehingga pendengar cenderung akan meningkatkan antusiasnya. Sehingga pembicara disini sangat diperlukan kemampuannya dalam memilih topik yang tepat.
2.      Menguasai materi
Untuk dapat menyampaikan materi atau topik pembicaraan dengan leluasa, percaya diri, serta dapat dipahami oleh pendengar maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah menguasai materi pembicaraan. Seorang pembicara akan berusaha mencari dari berbagai sumber acuan, seperti buku, majalah, artikel, internet yang berkaitan dengan materi pembicaraan yang akan disampaikan.
Sebelum pembicaraan dimulai seorang pembicara harus mempelajari dan memahami materi yang akan disampaikan. Jika pembicara sudah mempelajari materi yang akan disampaikan, maka penguasaan terhadap materi akan lebih tinggi.
3.      Memahami latar belakang pendengar
Sasaran utama dalam melakukan suatu pembicaraan ialah pendengar. Apabila pembicara telah memahami pendengarnya maka situasi dan kondisi pembicaraan yang akan diciptakan menjadi baik. Sebelum pembicaraan berlangsung, pembicara yang baik berusaha mengumpulkan informasi berkenaan dengan pendengarnya, misalnya tentang:
a)            Jumlahnya
Sebagai pembicara yang ideal mengetahui jumlah pendengar menjadi suatu hal yang diharuskan, karena agar bisa menyesuaikan dalam melakukan suatu pembicaraan serta pelaksanaannya pun berjalan dengan baik.
b)            Jenis kelamin
Agar suatu pembicaraan saling berkesinambungan dan berhubungan dengan pendengar, maka pembicara pun harus dapat mengetahui dengan siapa ia berbicara.
c)            Pekerjaannya
Suatu pembicaraan agar diterima oleh pendengar, tentu pembicara harus terlebih dahulu mengetahui profesi apa saja yang akan ia hadapi untuk memberikan sebuah pembicaraan dan tidak akan mengalami kesulitan dalam meyakinkan, meneguhkan dan menyampaikan materi pembicaraan.
d)           Tingkat pendidikannya
Tingkat pendidikan akan menjadi hal yang penting pula dalam melakukan pembicaraan. Sebuah pembicaraan harus disesuaikan dengan tingkatan pendidikan pendengar, khususnya dalam materi yang akan disampaikan serta dari bahasanya agar dapat dipahami oleh pendengar. Sehingga pembicara tidak akan mengalami kesulitan dalam meyakinkan, meneguhkan, mendorong, maupun mengubah kebiasaan-kebiasaan hingga menemukan motivasi dan semangat baru.
e)            Minatnya
Jika minat para pendengar sesuai dengan materi yang akan disampaikan maka  akan menjadi nilai tambah atau tingkat antusias pendengar meningkat.
f)             Nilai yang dianut
Dalam pelaksanaan pembicaraan, sikap menghargai dan memahami harus diterapkan, yaitu dengan cara mengetahui terlebih dahulu nilai yang dianut para pendengar agar tercipta suasana yang damai saat pelaksanaan, dan juga diterima dengan baik oleh pendengar.
g)            Kebiasaan
Pembicara yang ideal harus dapat memahami kebiasaan para pendengar agar proses kontak komunikasi dengan pendengar terjalin dengan baik.
Bahkan perasaan pendengar terhadap topik yang akan disampaikannya sudah diramalkan apakah simpati, antipati, atau acuh tak acuh (Wendra, 2011:72)
Kesemuanya itu harus menjadi perhatian yang lebih dari pembicara sehingga tugas yang hendak dijalankan akan tepat sasaran dan mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian pembicara yang baik selalu berusaha memahami latar belakang pendengar.
4.      Mengetahui situasi
Proses pembicaraan sangat bersifat situasional artinya sangat ditentukan oleh situasi yang menaungi saat pembicaraan berlangsung. Situasi yang menaungi dimaksud di antaranya ruang, waktu, dan peralatan.
Pembicara yang baik akan mengidentifikasi mengenai ruangan, waktu, peralatan penunjang berbicara, dan suasana. Identifikasi ruangan, tempat, atau lokasi tempat peristiwa berbicara akan berlangsung misalnya luas meja atau podium, tempat duduk, situasi udara, akustiknya, dan sebagainya. Hal yang berkaitan dengan waktu apakah pembicaraan berlangsung pagi hari, siang hari, siang, sore, malam. Sarana penunjang berkaitan dengan pengeras suara, penerangan, dan sebagainya. Sehingga  mengenai suasana yang perlu diketahui apakah tenang, jauh dari keramaian, bising atau gaduh.
5.      Mempunyai tujuan jelas
Setiap aktivitas sudah tentu mempunyai tujuan. Demikian pula dengan kegiatan berbicara sudah tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Apabila tujuan pembicaraan telah ditentukan dengan jelas maka pembicaraan yang dilakukan menjadi jelas dan terarah. Pembicara yang baik tahu persis kemana ia hendak membawa para pendengarnya. Apakah pembicara hanya sekadar untuk menghibur, memberi informasi, menstimuli, meyakinkan, atau menggerakkan pendengar untuk melakukan sesuatu.
6.      Kontak dengan pendengar
Proses berbicara adalah suatu proses kontak komunikasi dengan pendengarnya. Dengan terciptanya kontak antara pembicara dan pendengar saat proses pembicaraan itu berarti antara pembicara dan pendengar saling memperhatikan dan menghargai. Pembicara yang baik akan berusaha mempertahankan pendengarnya  yakni berusaha memahami reaksi emosi dan perasaan pendengarnya. Pendengar yang merasa diperhatikan dan dihargai oleh pembicara akan bersikap positif terhadap pembicara dan pembicaraannya, dan pendengar juga akan memberikan sikap yang simpatik.
7.      Kemampuan linguistik tinggi
Linguistik yang dimaksud adalah hal yang terkait dengan bahasa baik dalam bentuknya berupa kata, ungkapan, kalimat, paragrap, maupun wacana yang digunakan. Pembicara yang baik dapat dan mampu memilih dan menggunakan kata, ungkapan, dan kalimat yang tepat untuk menggambarkan jalan pikirannya. Ucapannya jelas, lafalnya baik, intonasinya tepat dalam bahasa.
Pada prinsipnya, pembicara yang baik memiliki kemampuan linguistik yang tinggi sehingga pembicara dapat menyesuaikan penggunaan bahasa dengan kemampuan pendengarnya. Pembicara pun dapat menyajikan materi pembicaraannya dalam bahsa yang efektif, sederhana, dan mudah dipahami serta lancar dalam mengkomunikasikan gagasannya.
8.      Menguasai pendengar
Salah satu ciri pembicara yang baik adalah pandai menarik perhatian pembicara. Dengan gaya yang menarik dia menemukan pendengar, pembicara mengarahkan pendengar kepada pembicaraannya. Bila pendengar sudah terpusat, terarah perhatiannya kepada pembicara da nisi pembicaraannya maka pembicara dapat menguasai, mengontrol, dan mempengaruhi pendengarnya.
9.      Memanfaatkan alat bantu
Untuk lebih memudahkan pendengar memahami penjelasannya, pembicara harus memanfaatkan alat-alat bantu seperti skema, diagram, statistik, gambar-gambar, dan sebagainya. Pembicara pun pandai mencari contoh ilustrasi yang mengena dan sesuai dengan lingkungan pendengarnya. Pembicara juga secara cepat tahu kapan, dimana, dan saat kapan menggunakan alat bantu.
10.  Penampilan menyakinkan
Pembicara yang baik tampil dengan gaya bicara yang menarik. Bahasanya sederhana, mudah dicerna dan efektif dalam mengkomunikasikan materi. Pembicara tampil dengan percaya diri, anggun dan berwibawa namun sederhana. Tingkah laku, gerak-gerik dan cara berpakaian atau berdandan sopan serasi dengan kepribadiannya. Isi pembicaraannya ia kuasai, cara penyampaiannya juga dikuasai. Tingkah laku, cara berpakaian, dan sebagainya tidak tercela.
11.  Berencana
Pembicara yang baik menerapkan prinsip bahwa sesuatu yang direncanakan hasilnya akan lebih baik dari pada tidak direncanakan. Sehingga senantiasa diterapkan dalam mempersiapkan pembicaraannya. Persiapan yang dimaksud mulai dari:
a)      Memilih topik
b)      Memahami dan menguji topik
c)      Menganalisis pendengar dan situasi
d)     Menyusun kerangka pembicaraan
e)      Menguji cobakan
f)       Meyakinkan
Pembicara juga sudah membayang-bayangkan bila ada perubahan situasi, harus berubah pelaksanaan dan bagaimana cara mengatasinya. Walaupun rencananya sudah matang dan pasti yang bersangkutan dapat menyesuaikan pelaksanaan pembicaraannya dengan situasi yang berubah.






SIMPULAN
Jadi pembicara yang baik atau ideal ialah pembicara yang selalu berusaha memahami materi yang akan disampaikannya, akan selalu berusaha untuk dapat memahami pendengarnya, situasi, dan kondisi pembicaraan yang diciptakan dengan baik. Ada sejumlah ciri-ciri pembicara ideal yang perlu diketahui, dipahami, dihayati serta diterapkan dalam berbicara. Ciri-ciri pembicara tersebut antara lain:  memilih topik yang tepat, menguasai materi, memahami pendengar, memahami situasi, merumuskan tujuan yang jelas, menjalin kontak dengan pendengar, memiliki kemampuan linguistik, menguasai pendengar, memanfaatkan alat bantu, meyakinkan dalam penampilan, mempunyai rencana (Wendra, 2011:70).

SARAN
Adapun saran bagi pembaca ketika akan melakukan suatu pembicaraan harus selalu berusaha memahami materi yang akan disampaikannya, akan selalu berusaha untuk dapat memahami pendengarnya, situasi, dan kondisi pembicaraan yang diciptakan dengan baik. Sehingga dapat menjadi pembicara yang ideal.














DAFTAR PUSTAKA
Wendra, I Wayan. 2011. Buku Ajar Keterampilan Berbicara. Singaraja:  Universitas Pendidikan Ganesha.

Yunita, Riny. 2008. Etika Berbicara. 2008. http://www.rinyyunita.wordpress.com diakses pada tanggal 31 oktober.

Mahayani, Ria. 2014. Pembicara ideal. 2014. http://agungria.blogspot.co.id diakses pada hari jumat tanggal 20 juni.




0 Response to "Ciri-ciri Pembicara Ideal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel