Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Tetapi banyak
masyarakat yang dalam berkomunikasi untuk menyampaikan informasinya kurang
efektif, Agar dapat menyampaikan informasi dengan efektif, sebaiknya pembicara
betul-betul memahami isi pembicaraannya, harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya
terhadap pendengar serta bagaimana mengemukakannya dengan bahasa dan pengucapan
bunyi bahasa tersebut. Yang dimaksud ucapan adalah seluruh kegiatan yang kita
lakukan dalam memproduksi bunyi bahasa, yang meliputi artikulasi, yaitu
bagaimana posisi alat bicara, seperti lidah, gigi, bibir, dan langit-langit
pada waktu kita membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan. Untuk dapat
menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara selain harus memberikan kesan
bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, juga harus memperlihatkan
keberanian dan kegairahan, dan harus berbicara dengan jelas dan tepat. Maka
dari itu, dalam hal ini ada beberapa faktor yang diperhatikan oleh seorang
pembicara untuk keefektifan berbicara, yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat
dalam makalah ini antara lain:
1.
Apa yang
dimaksud dengan keefektifan berbicara?
2.
Jelaskan faktor
kebahahasaan dalam efektifitas berbicara?
3.
Jelaskan faktor
non kebahasaan dalam efektifitas berbicara?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin kami capai dari
makalah ini antara lain:
1.
Mengetahui
maksud dari efektifias berbicara
2.
Mengetahui
faktor kebahasaan dalam efektifitas
berbicara
3.
Mengetahui
faktor non kebahasaan dalam efektifitas berbicara
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat dari
penulisan jurnal ini antara lain:
1.
Bagi penulis, Manfaat
penulisan jurnal ini bagi penulis diharapkan
nantinnya penulis memiliki pengalaman yang lebih dalam pembuatan jurnal selanjutnya.
Penulis memperoleh berbagai pengalaman diantaranya yaitu pengalaman mencari dan
menemukan sumber-sumber yang relefan dan terpercaya, selain itu penulis juga
memperoleh ilmu dan pengalaman mengenai teknik penulisan jurnal, teknik
pengutipan, teknik penggabungan materi dari berbagai sumber dan mendapatkan
wawasan lebih mengenai materi yang disajikan dalam jurnal ini.
2.
Bagi pembaca, untuk
para pembaca kami harap dengan adanya jurnal ini pembaca dapat mengetahui
faktor-faktor yang menunjang keefektifan berbicara serta dapat membantu dalam
melakukan tugas atau keperluan lain dalam lingkup materi yang kami paparkan di jurnal
ini.
PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor Penunjang
Keefektifan Berbicara
Untuk menunjang keefektifan
berbicara, kita tentunya harus memperhatikan beberapa faktor baik itu faktor
kebahasaan maupun non kebahasaannya. Di bawah ini beberapa diantaranya:
1. Faktor-faktor kebahasaan
Menurut Maidar G Arsjad dan Mukti U S dalam buku Pembinaan
Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia (1988: 17) faktor-faktor kebahasaan yang
menunjang kemampuan berbicara adalah sebagai berikut :
a.
Ketepatan
ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat
mengalihkan perhatian pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi yang
digunakan tidak sama. Masing-masing mempunyai gaya tersendiri
dan gaya bahasa yang dipakai berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan,
perasaan, dan sasaran. Akan tetapi, kalau perbedaan atau pengubahan itu terlalu
mencolok, sehingga menjadi suatu penyimpangan, maka keefektifan komunikasi akan
terganggu
b.
Penempatan
tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik
tersendiri dalam berbicara. Bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu.
Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan,
nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi
menarik. Sebaliknya jika penyampaian datar saja, dapat dipastikan akan
menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.
c.
Pilihan kata
(Diksi)
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya
mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih
terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan sudah kata-kata
yang sudah dikenal oleh pendengar. Misalnya, kata-kata populer tentu akan lebih
efektif daripada kata-kata yang muluk-muluk, dan kata-kata yang berasal dari
bahasa asing. Kata-kata yang belum dikenal memang membangkitkan rasa ingin
tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi. Selain itu, hendaknya
dipilih kata-kata yang konkret sehingga mudah dipahami pendengar. Kata-kata
konkret menunjukkan aktivitas akan lebih mudah dipahami pembicara. Namun,
pilihan kata itu tentu harus kita sesuiakan dengan pokok pembicaraan dan dengan
siapa berbicara (pendengar).
Diksi adalah kemampuan pembicara atau penulis dalam memilih
kata-kata untuk menyusunnya menjadi rangkaian kalimat yang sesuai dengan
keselarasan dari segi konteks. Orang yang memiliki kemampuan memilih kata
adalah:
1)
memiliki
kosakata,
2)
memahami makna
kata tersebut,
3)
memahami cara
pembentukannya,
4)
memahami
hubungan-hubungannya,
5)
memahami cara
merangkaikan kata menjadi kalimat yang memenuhi kaidah struktural dan logis.
Ada 6 kriteria yang dapat digunakan untuk memilih kata, yaitu
kriteria
1)
humanis
antropologis
2)
linguistis
pragmatis
3)
sifat ekonomis
4)
psikologis
5)
sosiologis
6)
politis.
Berdasarkan kriteria tersebut dapat digunakan beberapa cara untuk
memilih kata, yaitu melihatnya dari segi
1)
bentuk kata
2)
baku tidaknya
kata
3)
makna kata
4)
konkret atau
abstraknya kata
5)
keumuman dan
kekhususan kata
6)
menggunakan gaya bahasa
(majas)
7)
idiom.
d.
Ketepatan
sasaran pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan
penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan
penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif,
kalimat yang mengenai sasaran. Sehingga mampu menimbulkan pengaruh,
meninggalkan kesan, atau menimbulkan akibat. Kalimat efektif memiliki ciri
utuh, berpautan, pemusatan perhatian, dan kehematan. Keutuhan kalimat terlihat
pada lengkap tidaknya unsur-unsur kalimat. Pertautan kalimat terlihat pada
kompak tidaknya hubungan pertalian antara unsur dalam kalimat, hubungan
tersebut harus jelas dan logis. Pemusatan perhatian kalimat ditandai dengan
adanya penempatan bagian kalimat yang penting pada awal atau akhir kalimat.
2.
Faktor non
kebahasaan
Menurut Maidar G Arsjad dan Mukti U S dalam buku Pembinaan
Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia (1988: 20-22) “Keefektifan berbicara tidak
hanya didukung oleh faktor kebahasaan, dalam proses belajar mengajar berbicara
sebaiknya faktor non kebahasaan ditanamkan terlebih dahulu”. Sehingga kalau
faktor non kebahasaan sudah dikuasai akan memudahkan penerapan faktor
kebahasaan. Yang temasuk faktor nonkebahasaan ialah :
a.
Sikap pembicara
Seorang pembicara dituntut memiliki sikap positif ketika berbicara
maupun menunjukkan otoritas dan integritas pribadinya, tenang dan bersemangat
dalam berbicara.
b.
Pandangan mata
Seorang pembicara dituntut mampu mengarahkan pandangan matanya
kepada semua yang hadir agar para pendengar merasa terlihat dalam pembicaraan.
Pembicara harus menghindari pandangan mata yang tidak kondusif, misalnya
melihat ke atas, ke samping, atau menunduk.
c.
Keterbukaan
Seorang pembicara
dituntut memiliki sikap terbuka, jujur dalam mengemukakan pendapat, pikiran,
perasaan, atau gagasannya dan bersedia menerima kritikan dan mengubah
pendapatnya kalau ternyata memang keliru atau tidak dilandasi argumentasi yang
kuat
d.
Gerak-gerik dan
mimik yang tepat
Seorang pembicara dituntut mampu mengoptimalkan penggunaan
gerak-gerik anggota tubuh dan ekspresi wajah untuk mendukung penyampaian gagasan.
Untuk itu perlu dihindari penggunaan gerak-gerik yang tidak ajeg, berlebihan,
dan bertentangan dengan makna kata yang digunakan.
e.
Kenyaringan
suara
Seorang pembicara dituntut mampu memproduksi suara yang nyaring
sesuai dengan tempat, situasi, jumlah pendengar, dan kondisi akustik.
Kenyaringan yang terlalu tinggi akan menimbulkan rasa gerah dan berisik
sedangkan kenyaringan yang terlalu rendah akan menimbulkan kesan melempem, lesu
dan tanpa gairah
f.
Kelancaran
Seorang pembicara dituntut mampu menyampaikan gagasannya dengan
lancar. Kelancaran berbicara akan mempermudah pendengar menangkap keutuhan isi
paparan yang disampaikan. Untuk itu perlu menghindari bunyi-bunyi penyela
seperti em, ee, dan lain-lain. Kelancaran tidak berarti pembicara harus
berbicara dengan cepat sehingga membuat pendengar sulit memahami apa yang
diuraikannya
g.
Penguasaan
topik
Seorang pembicara dituntut menguasai topik yang dibicarakan. Kunci
untuk menguasai topik adalah persiapan yang matang, penguasaan materi yang
baik, dan meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri. dan Penalaran, seorang
pembicara dituntut mampu menunjukkan penalaran yang baik dalam menata
gagasannya sehingga pendengar akan mudah memahami dan menyimpulkan apa yang
disampaikannya.
SIMPULAN
Keefektifan berbicara adalah
menyampaikan pesan, maksud dan tujuan dengan sistematis, jelas, padat, lugas
dan mudah dipahami.
Faktor-faktor yang menunjang
keefektifan berbicara trbagi menjadi dua macam yaitu faktor kebahasaan dan
faktor non bahasa, faktor kebahasaan antara lain:
1. Ketepatan ucapan
2. Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai
3. Pilihan kata (diksi)
4. Ketepatan sasaran pembicaraan
Faktor non kebahasaan antara lain:
1. Sikap pembicara
2. Pandangan mata
3. Keterbukaan
4. Gerak-gerik dan mimik yang tepat
5. Kenyaringan suara
6. Kelancaran
7. Penguasaan topik
SARAN
Saran dari
kami sebagai penulis jurnal ini adalah apabila pembaca ingin lebih memahami
faktor apa saja yang dapat menunjang keefektifan berbicara, ada baiknya pembaca
tidak hanya berpedoman pada jurnal ini tetapi juga mencari referensi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arsjad Maidar G, U.S.Mukti (1988) Pembinaan Kemampuan Berbicara
Bahasa Indonesia, Jakarta:Erlangga.
Kak, maaf, apa boleh saya minta alamat email kakak?
ReplyDeleteSy perlu menanyakan sesuatu terkait reverensi kakak
Mksh
Boleh, ini email saya sefrihidayat@gmail.com
ReplyDelete