ANALISIS CERPEN MATINYA SEORANG DEMONSTRAN KARYA AGUS NOOR
Nama : Hasna Maulida Mulyana
NPM : 172121027
Kelas : IA
NPM : 172121027
Kelas : IA
Analisis Cerpen Matinya Seorang Demonstran
Karya Agus Noor
Karya Agus Noor
Cerpen karya Agus Noor Matinya Seorang Demonstran adalah cerpen yang sangat menarik. Cerpen ini bercerita tentang kisah mahasiswa pada masa reformasi dan tercetak jelas bagaimana perjuangan para mahasiswa dalam mencapai keadilan dan hakiki. Dalam cerpen ini banyak terkandung nilai-nilai kehidupan yang sangat baik di dalamnya. Maka dari itu, cerpen ini akan dianalisis menggunakan pendekatan semiotik yang dapat mengetahui makna-makna atau tanda-tanda berupa simbol yang terkandung dalam cerpen ini serta pendekatan mimetik dengan memahami suatu tiruan hubungan karya sastra dengan realitas atau kenyataan.
Analisis Pendekatan Semiotik
Dengan menggunakan pendekatan semiotik, diketahui bahwa cerpen Matinya Seoranng Demonstran karya Agus Noor memiliki beberapa simbol-simbol yang ada. Simbol tersebut tidak hanya memiliki satu arti namum terdapat arti atau makna lainnya yang terkandung dan tersirat. Simbol-simbol tersebut diantaranya :
Pahlawan
Pahlawan dalam cerpen ini menyimbolkan seorang pejuang yang rela berkorban jiwa raganya hanya untuk membela rakyatnya, kemudian pahlawan ini seseorang yang berjuang dan mempunyai nama yang besar dan terpandang di kehidupan masyarakat sehingga dikenal oleh masyarakat dan masyarakatpun senantiasa mengingat pahlawan tersebut. Sementara para pejuang yang tidak dikenal oleh masyarakat dan tidak memiliki nama yang besar maka pahlawan tersebut terlupakan begitu saja.
Nama jalan
Di Indonesia, kebanyakan nama jalan menggunakan nama pahlawan atau pejuang yang terkenal dan memiliki nama yang terpandang atau dikenal oleh masyarakat.
Demonstran
Demonstran dalam cerpen ini seorang mahasiswa yang disebut dengan pahlawan yang sesungguh-sungguhnya untuk menegakan keadilan bagi rakyat dan negaranya serta membela sekumpulan manusia yang bahkan tidak mengetahui satu nama dari pada demonstran tersebut.
Analisis Pendekatan Semiotik
Dengan menggunakan pendekatan semiotik, diketahui bahwa cerpen Matinya Seoranng Demonstran karya Agus Noor memiliki beberapa simbol-simbol yang ada. Simbol tersebut tidak hanya memiliki satu arti namum terdapat arti atau makna lainnya yang terkandung dan tersirat. Simbol-simbol tersebut diantaranya :
Pahlawan
Pahlawan dalam cerpen ini menyimbolkan seorang pejuang yang rela berkorban jiwa raganya hanya untuk membela rakyatnya, kemudian pahlawan ini seseorang yang berjuang dan mempunyai nama yang besar dan terpandang di kehidupan masyarakat sehingga dikenal oleh masyarakat dan masyarakatpun senantiasa mengingat pahlawan tersebut. Sementara para pejuang yang tidak dikenal oleh masyarakat dan tidak memiliki nama yang besar maka pahlawan tersebut terlupakan begitu saja.
Nama jalan
Di Indonesia, kebanyakan nama jalan menggunakan nama pahlawan atau pejuang yang terkenal dan memiliki nama yang terpandang atau dikenal oleh masyarakat.
Demonstran
Demonstran dalam cerpen ini seorang mahasiswa yang disebut dengan pahlawan yang sesungguh-sungguhnya untuk menegakan keadilan bagi rakyat dan negaranya serta membela sekumpulan manusia yang bahkan tidak mengetahui satu nama dari pada demonstran tersebut.
Tak hanya dapat Bintang Lima Tapi Bintang Tujuh
Tak hanya dapat Bintang Lima Tapi Bintang Tujuh bermakna bintang lima adalah pangkat tertinggi di ABRI sedangkan bintang tujuh adalah merek puyer obat sakit kepala.
Guru
Seorang pendidik dan pengajar pada pendidikan yang mempunyai profesi yang sangat mulia namun tak pernah diperhatikan layaknya profesi-profesi lainnya. Guru yang disebutkan dalam cerpen ini secara tidak langsung menyimbolkan mereka yang selalu bekerja keras namun tidak pernah dipedulikan oleh pemerintah.
Pemilik malam jumat
Maksudnya dari pemilik malam jumat selalu diistilahkan oleh Eka, yaitu waktu yang dimiliki Eka untuk bersama Ratih adalah pada malam jumat.
Pemilik malam minggu
Eka mengatakan bahwa maksud pemilik malam minggu adalah Arman, yaitu malam minggu waktu Arman bersama dengan Ratih.
Rapat gelap
Dalam cerpen ini bermakna bahwa diadakan atau dilakukannya rapat secara sembunyi-sembunyi oleh Eka dan teman-temannya saja.
Melakukan lobby
Dalam kutipan secepatnya kita harus melakukan lobby untuk membebaskan kawan-kawan kita , makna melakukan lobby yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain agar kawan-kawan Eka dapat dibebaskan.
Tokoh Eka
Seorang mahasiswa pejuang yang menyimbolkan betapa sungguh-sungguhnya para pejuang tanpa nama yang berjuang demi beribu-ribu rakyat Indonesia meskipun tidak banyak orang yang mengetahui perjuangannya.
Tokoh Arman
Seorang anak yang berpangkat atau mempunyai nama yang terpandang dimasyarakat. Yang menyimbolkan betapa belaganya pemerintah pada saat itu, ketidakbaikan pemerintah Indonesia pada saat itu dan bagaimana kepecundangan pemerintah yang hanya menumpang tenar nama saja agar terpandang baik di masyarakat.
Tak hanya dapat Bintang Lima Tapi Bintang Tujuh bermakna bintang lima adalah pangkat tertinggi di ABRI sedangkan bintang tujuh adalah merek puyer obat sakit kepala.
Guru
Seorang pendidik dan pengajar pada pendidikan yang mempunyai profesi yang sangat mulia namun tak pernah diperhatikan layaknya profesi-profesi lainnya. Guru yang disebutkan dalam cerpen ini secara tidak langsung menyimbolkan mereka yang selalu bekerja keras namun tidak pernah dipedulikan oleh pemerintah.
Pemilik malam jumat
Maksudnya dari pemilik malam jumat selalu diistilahkan oleh Eka, yaitu waktu yang dimiliki Eka untuk bersama Ratih adalah pada malam jumat.
Pemilik malam minggu
Eka mengatakan bahwa maksud pemilik malam minggu adalah Arman, yaitu malam minggu waktu Arman bersama dengan Ratih.
Rapat gelap
Dalam cerpen ini bermakna bahwa diadakan atau dilakukannya rapat secara sembunyi-sembunyi oleh Eka dan teman-temannya saja.
Melakukan lobby
Dalam kutipan secepatnya kita harus melakukan lobby untuk membebaskan kawan-kawan kita , makna melakukan lobby yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain agar kawan-kawan Eka dapat dibebaskan.
Tokoh Eka
Seorang mahasiswa pejuang yang menyimbolkan betapa sungguh-sungguhnya para pejuang tanpa nama yang berjuang demi beribu-ribu rakyat Indonesia meskipun tidak banyak orang yang mengetahui perjuangannya.
Tokoh Arman
Seorang anak yang berpangkat atau mempunyai nama yang terpandang dimasyarakat. Yang menyimbolkan betapa belaganya pemerintah pada saat itu, ketidakbaikan pemerintah Indonesia pada saat itu dan bagaimana kepecundangan pemerintah yang hanya menumpang tenar nama saja agar terpandang baik di masyarakat.
Analisis Pendekatan Mimetik
Dengan `pendekatan mimetik ini cerpen Matinya Seorang Demonstran karya Agus Noor meniru kenyataan-kenyataan yang terdapat dalam suatu nilai-nilai yang terkandung dalam lingkungan masyarakat.
Yang pertama, terdapat dalam kutipan Banyak orang yang ingin jadi pahlawan, agar namanya dijadikan nama jalan. Mungkin, itulah satu-satunya keberuntungan menjadi pahlawan di negara ini. Pemaparan dalam kutipan tersebut terdapat suatu peniruan yang terdapat di lingkungan masyarakat yaitu sebuah nama pahlawan dijadikan sebuah nama jalan, dilingkungan masyarakat sudah banyak nama-nama disepanjang jalan menggunakan nama pahlawan, misalnya pahlawan Jenderal Ahmad Yani adalah komandan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Semasa hidupnya, beliau pernah berjuang mempertahankan wilayah NKRI, sekarang namanya sering dijadikan nama jalan, termasuk di Bandung, Bekasi, Bogor, Tangerang, Jakarta, Manado, Banjarmasin, dan Banyuwangi. Selain itu Jenderal Sudirman juga merupakan panglima besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama. Saking cintanya dengan negara ini, Jenderal Sudirman bahkan sempat berperang walau ia sedang sakit. Selain namanya digunakan menjadi nama jalan besar Ibu Kota, jalan Jenderal Sudirman atau jalan Panglima Sudirman juga bisa ditemui di antaranya di kota Bandung, Semarang, Medan, dan Surabaya. Serta masih banyak lagi nama pahlawan yang dijadikan nama jalan.
Yang kedua, terdapat dalam kalimat Kau tahu nasib guru di negara ini, kan? Mulia statusnya, tapi melarat nasibnya. Pemaparan dalam kalimat tersebut terdapat suatu peniruan dalam hal profesi seorang guru, pada zaman dahulu profesi seorang guru sangat mulia namun tak pernah diperhatikan layaknya profesi-profesi lainnya sehingga masyarakat tidak mau menjadi seorang guru karena profesi guru tidak pernah dipedulikan oleh pemerintah, gajihnya kecil sehingga nasibnya melarat dan masyarakat lebih banyak memilih untuk terjun ke dunia politik karena hal tersebut akan lebih dipandang baik oleh masyarakat, gajihnya besar dan akan dipedulikan oleh pemerintah.
Yang ketiga, cerpen ini menceritakan tentang kisah mahasiswa pada masa reformasi dan tercetak jelas bagaimana perjuangan para mahasiswa dalam mencapai keadilan untuk rakyat dan negaranya, dalam cerita tersebut meniru sebuah kejadian pada zaman dahulu yang terdapat suatu demonstran para mahasiswa yang melakukan demo kepada para pemerintah untuk mengegakan suatu keadilan untuk rakyatnya dan untuk kemajuan negaranya juga.
Dengan `pendekatan mimetik ini cerpen Matinya Seorang Demonstran karya Agus Noor meniru kenyataan-kenyataan yang terdapat dalam suatu nilai-nilai yang terkandung dalam lingkungan masyarakat.
Yang pertama, terdapat dalam kutipan Banyak orang yang ingin jadi pahlawan, agar namanya dijadikan nama jalan. Mungkin, itulah satu-satunya keberuntungan menjadi pahlawan di negara ini. Pemaparan dalam kutipan tersebut terdapat suatu peniruan yang terdapat di lingkungan masyarakat yaitu sebuah nama pahlawan dijadikan sebuah nama jalan, dilingkungan masyarakat sudah banyak nama-nama disepanjang jalan menggunakan nama pahlawan, misalnya pahlawan Jenderal Ahmad Yani adalah komandan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Semasa hidupnya, beliau pernah berjuang mempertahankan wilayah NKRI, sekarang namanya sering dijadikan nama jalan, termasuk di Bandung, Bekasi, Bogor, Tangerang, Jakarta, Manado, Banjarmasin, dan Banyuwangi. Selain itu Jenderal Sudirman juga merupakan panglima besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama. Saking cintanya dengan negara ini, Jenderal Sudirman bahkan sempat berperang walau ia sedang sakit. Selain namanya digunakan menjadi nama jalan besar Ibu Kota, jalan Jenderal Sudirman atau jalan Panglima Sudirman juga bisa ditemui di antaranya di kota Bandung, Semarang, Medan, dan Surabaya. Serta masih banyak lagi nama pahlawan yang dijadikan nama jalan.
Yang kedua, terdapat dalam kalimat Kau tahu nasib guru di negara ini, kan? Mulia statusnya, tapi melarat nasibnya. Pemaparan dalam kalimat tersebut terdapat suatu peniruan dalam hal profesi seorang guru, pada zaman dahulu profesi seorang guru sangat mulia namun tak pernah diperhatikan layaknya profesi-profesi lainnya sehingga masyarakat tidak mau menjadi seorang guru karena profesi guru tidak pernah dipedulikan oleh pemerintah, gajihnya kecil sehingga nasibnya melarat dan masyarakat lebih banyak memilih untuk terjun ke dunia politik karena hal tersebut akan lebih dipandang baik oleh masyarakat, gajihnya besar dan akan dipedulikan oleh pemerintah.
Yang ketiga, cerpen ini menceritakan tentang kisah mahasiswa pada masa reformasi dan tercetak jelas bagaimana perjuangan para mahasiswa dalam mencapai keadilan untuk rakyat dan negaranya, dalam cerita tersebut meniru sebuah kejadian pada zaman dahulu yang terdapat suatu demonstran para mahasiswa yang melakukan demo kepada para pemerintah untuk mengegakan suatu keadilan untuk rakyatnya dan untuk kemajuan negaranya juga.
0 Response to "ANALISIS CERPEN MATINYA SEORANG DEMONSTRAN KARYA AGUS NOOR"
Post a Comment