PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL “LOVESOMNIA” KARYA SITI NUR ATIKA
PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL
“LOVESOMNIA” KARYA SITI
NUR
ATIKA
Astri Asri
Sitanggang
Jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia,
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
astriasri99@gmail.com
Abstrak
Setiap penulis dalam membuat karya sastra memiliki ciri khas masing-masing
dalam mencipakan
hasil karyanya. Karakter seorang penulis
mempengaruhi
hasil tulisannya. Melalui
diksi dan gaya bahasa yang digunakan akan membuat pengarang akan lebih mudah menggambarkan cerita yang
ingin disampaikan dan membuat cerita lebih menarik karena pemilihan kata yang tepat. Salah satunya
adalah novel Lovesomnia karya Siti Nur Atika yang menggunakan berbagai diksi dan gaya bahasa
dalam menulis ceritanya. Penelitian ini akan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Deskriptif
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari pelaku
atau pengarang yang digunakan menggambarkan suatu objek yang ada dalam subjek penelitian untuk
menilai kualitas makna yang terdapat dibalik fakta. Bertujuan untuk (1) mengetahui diksi yang
digunakan dalam novel Lovesomnia
karya Siti Nur Atika yaitu penggunaan kata baku, penggunaan bahasa asing, dan penggunaan kata serapan, dan (2) mengetahui gaya bahasa yang
digunakan dalam
novel Lovesomnia karya Siti Nur Atika yaitu gaya
bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan
dan
gaya bahasa penegasan. Gaya bahasa yang
banyak digunakan adalah gaya bahasa perbandingan
sedangkan gaya bahasa yang jarang digunakan
adalah gaya bahasa penegasan.
Kata Kunci: Diksi, Gaya Bahsa, Kualitatif
PENDAHULUAN
Diksi adalah pilihan
kata.
Artinya pemilihan
kata yang tepat
serta sesuai dengan maksud yang
ingin disamapaikan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suyitno dalam Siswono
(2014:7) diksi adalah
pilihan kata terhadap bahasa-bahasa yang dikuasai
oleh penutur. Diksi penting dalam membuat karya
sastra terutama dalam dunia
tulis menulis, memilih kata merupakan unsur yang sangat penting. Sebab
dapat mempengaruhi
dan
memungkinkan pesan yang
ingin
disampaikan bisa tersampaikan.
Persoalan
diksi atau pilihan
kata bukanlah hal yang sederhana. Istilah ini bukan
hanya mengenai kata-kata mana yang
dipakai untuk mengungkapkan
suatu ide
atau gagasan,
akan
tetapi juga meliputi
gaya
bahasa
dan ungkapan. Keahlian mennggunakan alat ini akan memengaruhi jelas tidaknya tulisan pada
lempengan tadi. Kelak waktu penekanan dititikberatkan pada
keahlian dalam menulis
indah, maka style lalu
berubah menjadi kemampuan dan
keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah (Keraf, 2006:
112).
Dahulu style disebut sebagai
khas seorang penulis dari cara menulis menggunakan stilus
atau alas untuk menulis. Kelak waktu
penekanan dititikberatkan pada
keahlian dalam menulis indah, maka style lalu
berubah menjadi kemampuan dan
keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah (Keraf, 2006: 112). Gaya bahasa
merupakan pengungkapan
pikiran seseorang atau penulis melalui bahasa yang khas,
kemudian diwujudkan dalam penggunaan diksi dalam menulis yang
akan membuat perbedaan antar individu
dengan individu lainnya.
Setiap karya sastra memiliki karakter gaya bahasa masing-masing. Sebab penulis
memiliki gaya bahasa yang disampaikan oleh
penulis sesuai karakter
penulis itu sendiri.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa watak penulis mempengaruhi hasil karyanya. Jika
penulis memiliki karakter lembut, maka
kata- kata yang
digunakan akan melankolis dan
mendramatisir alur cerita. Jika
penulis memiliki watak keras, maka
kata-kata yang terdapat
dalam hasil karyanya tak jauh berbeda dengan watak yang dimilikinya.
Kata novel berasal dari bahasa Italia,
novella, yang berarti barang baru yang kecil.
Pada
awalnya, dari segi panjangnya
novel memang sama dengan cerita pendek dan novelet. Yang
membedakan novel dengan
novelet adalah
panjangan
dan
keluasan cakupannya. Karena
dalam novel jauh lebih
panjang, pengarang
dapat menyajikan unsur- unsur pembangun novel seperti tokoh, alur,
plot, tema dan lainnya (Riswandi dan
Kusmini, 2017:44). Bahasa yang digunakan
dalam novel sesuai dengan penulisnya,
bagaimana pengarang memilih diksi
dan gaya bahasa dalam menulis
cerita dalam
novelnya.
Penelitian
terdahulu yang terkait dengan penggunaan diksi dan gaya bahasa
yang penulis jadikan bahan perbandingan
ialah
“Penggunaan Diksi dan
Gaya Bahasa pada Novel “Daun
yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin” Karya Tere Liye”.
Penelitian ini mengambil sumber dari
novel Lovesomnia karya Siti Nur Atika.
Penulis memilih novel ini karena adanya
keinginan penulis
untuk meneliti diksi dan gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam
membat cerita dalam novelnya sehingga membuat banyak orang yang
menyukai novel ini.
Novel Lovesomnia yang ditulis oleh Siti Nur Atika menceritakan tentang seorang pria yang
memiliki insomnia kritis, pria
bernama Raymond ini hanya dapat tidur paling
lama 2 jam dalam sehari dan akhir- akhir
ini dia hanya dapat tidur sekitar 30 menit. Awal mula
ia tidak bisa tidur karena hobinya yaitu membongkar
komputer atau
gawai karena memiliki rasa
penasaran yang besar akan hal baru yang dia temui. Sudah
banyak dokter yang
dia datangi dan tidak ada
yang berhasil membuat dia tidur lebih dari 2
jam.
Raymond sudah mengusahakam
berbagai
cara
dalam menyembuhkan
insomnianya ini seperti minum susu hangat,
yoga, tidak melakukan aktivitas apapun dalam waktu
30 menit hingga 1 jam dan
lainnya. Namun tidak brhasil hingga ia
nekat
meminum obat tidur dalam jumlah banyak yang membuat
ia kritis karena overdosis.
Namun ada
seorang
wanita memiliki kebiasaan tidur yang
sangat lama atau dapat
disebut dengan Hipersomnia. Monic
nama wanita itu, dia menyukai kebiasaan tidurnya itu karena baginya tidur
dalam waktu yang lama menyenangkan, rekor
terlama dia tidur adalah 17 jam karena hari libur dan dia tidak
memiliki pekerjaan yang
harus dikerjakan. Kebiasaan monic ini
sampai ketelinga Raymond dan membuat Raymond penasaran dengan kelebihan Monic. Raymond
memanggil Monic dan menyuruh
Monic untuk mencoba membuat
Raymond
tidur
lebih dari 2 jam.
Ternyata cara Monic
berhasil. Raymond dapat tidur hingga 6 jam. Mereka akhirnya membuat perjanjian
mengenai
Monic menjadi orang yang
membuat Raymond tidur
selama dia membutuhkan bantuan Monic. Dengan sedikit
ancaman dari Raymond karena
Monic tidak menyetujui
perjanjian itu. Setelah perjanjian
itu ditanda tangani kedua belah pihak, Monic
rutin membuat Raymon tidur setiap
hari. Kebiasan bertemu setiap hari membuat Ramond
jatuh cinta dengan Monic. Awalnya monic
tidak percaya
dengan cinta Raymon
padanya
namun seiring berjalannya waktu Monic dapat
melihat bahwa Raymond memang mencintainya bukan
memanfaatkannya karena dpat membuat Raymon tidur
dengan baik.
Masalah adalah kesulitan
atau sesuatu yang
membuat manusia penasaran akan jawaban dari masalah yang
dihadapi. Oleh karena itu,
suatu penelitian tidak akan meneliti semua permasalahan yang ada.
Pembatasan masalah
akan
memungkinkan untuk diadakan kembali penelitian intensif
mengenai masalah-masalah yang dibahas.
Agar masalah dan jawaban tidak meluas dan nantinya akan membuat
bingugn, dalam penelitian ini penulis khusus membahas
analisis diksi dan gaya bahasa
pada
novel Lovesomnia karya
Siti Nur Atika.
Gaya
bahasa
dan
diksi menjadi masalah yang
menarik jika hasil penelitian ini dikaitkan dengan masalah penggunaan bahasa
dalam
pelajaran bahasa Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah
(1) mendeskripsikan penggunaan
diksi dalam novel Lovesomnia karya Siti Nur Atika, (2) mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa yang ada
dalam Lovesomnia
karya Siti Nur Atika.
METODE
Penelitian ini
penggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif,
dengan maksud untuk memberikan
hasil analisis bagaimana penggunaan diksi dan gaya bahasa pada
novel Lovesomnia
karya Siti Nur Atika.
Secara
harfiah, sesuai dengan namanya
penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur kuantifikasi,
perhitungan, statistic, atau bentuk cara-cara
lainna yang menggunakan
ukuran angkat (Struss dan
Corbin dalam
Fitriah dan Luthfiyah,
2017:44).
Penelitian
kualitatif yaitu prosedur penelitian yang
menggunakan data deskriptif berupa
kata-kata
tertulis atau lisan dari orang
dan
pelaku yang dapat diamati oleh penulis. Kualitatif berarti yang berkaitan dengan aspek
kualitas, nilai atau makna yang
terdapat
dibalik fakta. Kualitas atau nilai hanya dapat
dijelaskan melalui
bahasa, linguistik atau kata-kata (Julie dan Josepha dalam Fitriah dan
Luthfiyah,
2017:44).
Metode
deskriptif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang ada dan
terjadi dalam rangka menjawab
suatu permasalahan
penelitian.
Data-data yang dibutuhkan oleh peneliti sudah ada
pada
subjek penelitian (Heryadi, 2014: 42). Kesimpulan pengertian deskriptif
kualitatif dari
berbagai adalah
penelitian
menggunakan
data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari pelaku atau pengarang yang digunakan
menggambarkan suatu objek yang
ada dalam subjek
penelitian untuk menilai kualitas makna yang terdapat dibalik fakta.
Peneliti bertugas untuk mengumulkan
data,
mendeskripsikannya menganalisisnya, sampai akhirnya dapat membuat kesimpulan sebagai jawaban terhadap
masalah penelitian yang diajukannya.
Data penelitian ini bersumber pada novel yang berjudul Lovesomnia karya
Siti Nur Atika. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kata-kata atau kalimat yang berkaitan dengan diksi dan gaya bahasa. Proses pengumpulan data
penelitian
dilakukan melalui tahapan (1) membaca keseluruhan teks novel “Lovesomenia”
karya Siti
Nur Atika dancmemahami
isi
novel tersebut,
(2) observasi terhadap isi dan cerita dari novel “Lovesomnia” karya
Siti Nur
Atika yang berkaitan dengan diksi dan gaya bahasa, (3) pemilihan data sesuai fokus penelitian yang dilakukan, yaitu mengenai
diksi dan gaya bahasa
pada novel Lovesomnia karya Siti Nur Atika, (4)
data dianalisis sehingga
dapat diperoleh deskripsi tentang analisis diksi dan gaya bahasa pada
novel Lovesomnia karya Siti Nur Atika, (5) penarikan
simpulan: simpulan ini masih perlu adanya ferivikasi (pengecekan kembali mengenai kebenaran laporan) agar
data yang
diperoleh benar-benar valid.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Penggunaan Diksi
pada Novel
Lovesomnia
Pada setiap karya
sastra penggunaan
diksi menjadi suatu
hal
yang utama
yang harus
diperhatian oleh
pengarang. Sebagaimana
yang
diungkapkan
oleh Siswono (2014:7) diksi adalah pilihan kata
terhadap bahasa-bahasa yang
dikuasai oleh penutur. Sebab pokok dari karya
sastra itu sendiri adalah kreatifitas
pengarang dalam
memainkan kata-katanya dalam
menulis sebuah karya
sastra. Diksi merupakan
pemilihan kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan yang ingin disampaikan oleh
pengarang. Adapun diksi yang digunakan
pengarang dalam menulis novel Lovesomnia
karya Siti Nur
Atika dapat dilihat
berikut ini.
1. Pemakaian Kata
Tutur Baku
Pemakaian kata tutur baku dalam novel
Lovesomnia, yaitu kata yang
digunakan
dalam novel
Lovesomnia adalah lebih banyak
bahasa
baku dari pada bahasa tidak baku.
Dalam cerita
novel Lovesomnia pembicaraan
sehari-hari atau bahasa yang tidak baku jarang
digunakan oleh pengarang
dalam menulis
narasi maupun dialog antar tokoh dalam novel namun lebih banyak meneceritakan kehidupan dalam pekerjaan
dan
kehidupan pebisnis besar yang
sering
berpindah kota bahkan
negara untuk
mengerjakan pekerjaanya yang lebih sering menggunakan bahasa formal atau
baku dalam berdialog.
2. Pemakaian Kata
atau Istilah Asing
Pemakaian kata atau istilah asing
adalag
dalam cerita menggunakan bahasa asing
dalam
pembicaraanya, bahas asing yang digunakan ialah bahasa Inggris dan bahasa
Italia. Banyak
pembicaraan dengan antar pebisnis menggunakan bahsa
inggris atau dialog
tokoh yang sedang terkejut akan suatu hal
menggunakan
bahsa inggris. Penggunaan bahasa italia
lebih banyak saat memesan
makanan, minuman saat sedang makan di dalam restoran italia yang ada dalam cerita
novel tersebut atau merahasiakan
sesuatu dari tokoh lainhya.
3. Pemakaian kata serapan
Pemakaian kata
serapan dalam novel
Lovesomnia
banyak digunakan oleh
pengarang. Kata
serapan adalah hasil menyerap bahasa asing yaitu bahasa
inggris
yang digunakan untuk menjadi diksi dalam
novel Lovesomnia
yaitu kata psikolog
dari kata psychologist, presiden
dari kata
president, direktur dari kata
director, rileks
dari kata relax, fakta dari kata fact, fiksi dari kata fiction, relasi dari kata relation, focus
dari kata focus, es krim
dari kata ice cream, intimidasi dari kata
intimidation, dan merek dari
kata merk.
Penggunaan Gaya Bahasa
pada Novel
Lovesomnia
Gaya
bahasa merupakan pengungkapan pikiran
seseorang
atau pengarang
melalui bahasa yang khas, kemudian diwujudkan dalam dalam menulis yang
akan membuat perbedaan antar individu
atau
pengarang. Gaya bahasa yang dapat
ditemukan dalam
novel “Lovesomnia” karya Siti Nur Atika adalah gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa penegasan, dan gaya bahasa
penegasan.
1. Gaya
Bahasa Perbandingan
Untung
tangan kanan Raymond yang
baru bekerja tiga bulan ini sudah mengerti sifat bosnya itu (Atika, 2018:12).
Kalimat
diatas menggunakan majas metafora,
karena meletakan sebuah objek yang
bersifat
sama dengan pesan yang
ingin disampaikan
oleh pengarang dalam bentuk ungkapan. Kata “tangan kanan”
merupakan ungkapan bagi
orang yang setia dan dipercaya oleh seseorang
yaitu Ditra
tangan kanan Raymond dalam novel Lovesomnia.
“Saya ingin
kau menjadi teman tidur
saya”
(Atika, 2018:37).
Kalimat diatas menggunakan majas
eufemisme. Kata “teman tidur” dalam kalimat
diatas bermasuk mengganti
kata-kata yang
dianggap kurang
baik yaitu melacur atau
pekerjaan menjual diri dengan pandanan yang
lebih halus yaitu
teman tidur.
“Kamu mengaturku seenaknya seperti aku
ini barang bagimu, Ray” (Atika, 2018: 85).
Kalimat
diatas menggunakan
majas
asosiasi, karena membandingkan dua
objek yang
berbeda, namun
dianggap sama dengan
pemberian kata sambung seperti. Perbadingan dua objek ini antara
Monic dan barang yang Raymond atur seenaknya sesuai dengan
kemauannya karena mengatur
Monic dari mulai perjanjian kontrak, datang
dan
pergi kerja, tempat tinggal
dan
lainnya.
Jika
saja jantung bisa keluar dari badan, Monic yakin jantunganya sudah terbang
entah kemana (Atika, 2018:157).
Kalimat diatas merupakan
majas hiperbola karena
kalimat
diatas mengungkapkan
sesuatu dengan berlebihan,
bahkan hampir
tidak masuk akal. Seperti “jantungnya sudah terbang
entah kemana” bagi manusia normal
ini sangat tidak masuk akal karena
jantung meruapakn organ tubuh terpenting yang jika keluar dari tubuh
makan pemilik tubuh akan mati
dan juga jantung bukan meripakan hewan tetapi
orang tubuh manusia jadi
jantung tidak dapat terbang.
Bahkan, mungkin
kekayan
Raymond hanya segelintir
kuku kekayaan Mr. Frenklin (Atika,
2018:185)
Kalimat
diatas merupakan
majas
hiperbola, karena kalimat diatas melebih-lebihkan kekayaan yang
dimiliki Mr. Frenklim. Monic mengetahui
bahwa Raymond adalah
salah satu orag kaya yang memiliki banyak perusahaan di Indonesia
namun kekayaan
Raymond
itu sangat kecil bandingannya
dengan Mr. Frenklin
yaitu dilebih-lebihkan dengan gambaran
ujung kuku yang
sangat
kecil dari tubuh manusia.
2. Gaya
Bahasa Penegasan
Monic masuk ke dalam ruangan Raymond
dengan perasaan kesal (Atika, 2018:49)
Kalimat diatas menggunakan majas pleonasme, karena “masuk ke dalam” memiliki arti yang
sama, sehingga
tekesan tidak efektif. Pengarang dapat hanya menggunakan kata “masuk”
tidak perlu menambahkan kata
“ke dalam” karena memiliki arti yang
sama, masuk pasti ke dalam tidak
akan
masuk namun memerintah keluar. Namun penggunaan
majas
pleonasme dapat digunakan jiika pengarang ingin menegaskan
suatu
hal.
3. Gaya
Bahasa Pertentangan
Lihatlah, berbagai pasal yang dicantumkan di perjanjian itu sangat menguntungkan pihak
Raymond
kecuali pihak
Monic (Atika,
2018:80).
Kalimat diatas menggunakan majas
kontradiksi interminis, karena gaya
bahasa yang
menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Dibuktikan
dengan penggunaan kata
“kecuali” pada
kalimat diatas. Monic
menyangkal ujaran Raymond tentang pasal yang
ada disurat perjanjian
karena hanya
menguntungkan salah satu pihak
dan merugikan
pihak satu lain baik dalam segi mental, tenaga dan waktu.
“Jangankan musik dangdut, pak. kalau mau
memutar music rock juga gak
masalah. Aku akan tetap tidur dengan
damai” (Atika,
2018:26).
Kalimat diatas menggunakan majas paradoks, karena membandingkan dua situasi asli
dengan situasi kebalikan yaitu
music rock yang
keras dan biasanya menggangu orang
yang sedang tidur dan kata “damai” yang menggambarkan Monic dapat tidur
dengan nyaman walau music rock diputar dengan keras.
Kalau dipikir-pikir,
mereka
berdua seperti bumi dan langit (Atika, 2018:179)
Kalimat
diatas menggunakan majas
antitesis, karena kalimat diatas memadukan pasangan kata yang
memiliki arti bertentangan atau
berlawanan yaitu pada kata bumi
dan langit.
PEMBAHASAN
Novel “Lovesomnia”
karya Siti Nur Atika
menceritakan tentang seorang pria
bernama Raymond yang
memiliki wajah tampan, jabatan dan kekayaan yang banyak namun dia tidak mampu membeli jam tidurnya sehingga ia melakukan berbagai cara
untuk dapat tidur seperti orang normal lainnya hingga Monic datang
dan
membantunya agar dapat tidur seperti orang normal lainnya. Terdapat banyak novel yang bertemakan
romansa. Namun
penulis
lebih tertarik dan menyukai novel Lovesomnia
karya Siti Nur Atika, karena di dalam novel Lovesomnia terdapat banyak kata-kata
motivasi, cara
berjuang untuk mengejar hal yang
diimpikan, dan tidak menyerah dengan keadaan baik cita-
cita maupun cinta yang
tergambar dalam novel
tersebut.
Novel Lovesomnia
ini merupakan novel terbitan ke tujuh dari dua belas buku yang
sudah diterbitakan
oleh Siti Nur Atika.Banyak yang menyukai hasil
karya Siti
Nur Atika karena jalan ceritanya yang tidak
mudah ditebak dan fakta-fakta
dalam novel
yang sesuai dengan
faktanya
tidak sepenuhnya fiktif seperti nama tempat, makanan, dan barang yang digunakan oleh tokoh.
Siti Nur Atika juga banyak mengisnpirasi banyak penulis yang
baru
mencoba
menulis. Dia memberitahu bagaiaman cara menulis agar
disukai banyak pembaca dan dia menulis
dari pertama hingga
sekarang di aplikasi yang
bernama Wattpad.
Siti
Nur Atika memiliki enam belas novel dan tigas yang masih dalam proses pembuatan,
dua belas diantaranya sudah terbit dan empat
karyanya berada di
Gramedia.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis diksi
dan gaya bahasa novel Lovesomnia karya Siti Nur Atika
dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Diksi yang terdapat dalam
novel Lovesomnia
meliputi pemakaian
kata
tutur baku, pemakaian kata-kata atau istilah
asing, dan pemakaian kata
serapan.
2. Gaya bahasa
yang paling
dominan
digunakan pengarang dalam novel
Lovesomnia
adalah gaya
bahasa perbandingan yang
meliputi metafora,
eufemisme, asosiasi, dan hiperbola, gaya bahasa penegasan yang meliputi
pleonasme dan gaya bahasa pertentangan
yang meliputi
kontradiksi interminis,
paradoks dan antitesis.
Gaya bahasa
yang paling sedikit digunakan yaitu gaya
bahasa
penegasan dan gaya bahsa yang banyak digunakan adalah gaya
bahasa perbandingan
SARAN
Beberapa
saran berikut dapat menjadi
bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak-
pihak terkait. Bagi siswa, karya
ilmiah ini dapat dijadikan acuan bahan pembelajaran
dalam menambah
khasanah
dan wawasan.
Bagi peneliti lain, sebelum melakukan
penelitian sebaiknya memahami lebih dahulu
mengenai gaya bahasa sebelum
memulai meneliti analisi mengenai gaya
bahasa. Bagi
pembaca karya sastra, sebaiknya dalam
menikmati karya sastra bukan hanya sekadar
membaca isi cerita
dalam novel tersebut, akan tetapi juga harus memahami lebih dalam
baik dari sudut pandang
linguistik
ataupun
nilai yang
terkandung
di dalam novel yang sedang
dibaca. Agar saat mencoba penelitian atau memahami analisis ini tidak membuat pembaca semakin bingung. Masih banyak kekurangan penulis dalam menganalisis diksi dan gaya bahsa dalam novel Lovesomnia karya
Siti
Nur Atika baik dalam penggunaan bahasa atau hasil
penelitian.
Setelah membaca analisis
ini penulis harap pembaca belum
puas dengan analisis ini dan
mencari analisis lain
dalam
menambah wawasan.
DAFTAR
RUJUKAN
Atika Siti
N. 2018. Lovesomnia. Jakarta:
Romancious.
Faricha,
Nury
Z. 2015. Penggunaan
Diksi dan Gaya Bahasa pada Novel “Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membanci Angin”
Karya Tere Liye.
Malang: Universitas Islam
Malang.
Fitriah dan Luthfiyah.
2017.
Metologi penelitian
(Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas
dan Studi Kasus).
Sukabumi: CV
Jejak.
Keraf, G. (2006).
Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Riswandi dan Kusmini. 2017. Berkenalan dengan
Prosa Fiksi. Tasikmalaya:
Langgam Pustaka.
Siswono. 2014. Teori dan
Praktik Diksi, Gaya Bahasa, dan Pencitraan.
Yogyakarta: Deepublish.
0 Response to "PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL “LOVESOMNIA” KARYA SITI NUR ATIKA"
Post a Comment