Pengumuman SNMPTN 2020
Pengumuman SNMPTN 2020
Sebelum mendownload, silakan baca Cerpen Saya ya untuk hiburan.
Jejak Kematian Ayah
Seminggu sejak hari kematian Ayahku, Aku setiap hari selalu datang ke makamnya untuk menaburkan bunga dan memanjatkan doa. Tak ada hal lain dalam pikiranku selain kata penyesalan. Suatu hari, tepat ketika aku selesai berdoa di atas liang lahat ayah, tiba-tiba datang seseorang lalu duduk di sebelahku. Dia berkata padaku "Sudahlah, janganlah kau berlarut dalam kesedihan. Masih ada orang lain yang menyayangimu". Kemudian aku tetap matanya dan kulihat lekukan dari setiap sudut yang ada di wajahnya, namun aku tak pernah melihatnya. "Terima kasih, maaf Anda siapa?" tanyaku seraya mengusap air mata. Tak lebih lama dari helaan nafasku, dia pergi begitu saja tanpa jawaban ataupun ucapan perpisahan.
Hari berikutnya tepat pukul 6.30 Aku bergegas berangkat ke sekolah. Saat aku buka pintu depan, ternyata ada kantong kresek yang menggantung di gagang pintu bagian luar. Saat kuambil ternyata berisi nasi beserta lauk pauknya. Setelah kuliah lebih detail, ada secarik kertas bertuliskan "Makanlah, karena untuk bangkit dari kesedihan kau butuh energi". Seketika pikiranku langsung teringat pada sesosok wanita kemarin sore yang menghampiriku di makam ayah.
"Mungkin ada benarnya jika aku harus makan" pikirku. Setelah selesai makan, aku berangkat ke sekolah dan melakukan kembali aktivitasku seperti hari-hari biasanya. Sepulang sekolah saat Aku hampir sampai di rumah, kuliah orang itu lagi sedang duduk di teras rumah seolah menungguku. Dia tersenyum melihatku. "Sudah pulang?" ucapnya saat itu, "iya sudah" singkat jawabku.
Salah satu hal yang ayah selalu katakan padaku adalah berbuat baiklah kepada semua orang. Hal itu yang membuatku tak berpikir macam-macam pada orang yang kini berada di teras rumahku. Setelah berganti pakaian aku menghampirinya sembari membawa segelas teh hangat. "Silakan diminum" dia hanya membalas dengan senyuman. Cukup lama kami hanya duduk terpaku diam tanpa kata. "Aku mengenalmu seperti ayahmu mengenalmu" ucapnya. Belum sempat aku menimpal dia langsung bercerita tentang tujuannya menemuiku.
"Aku sudah lama mengenal ayahmu dan keluargamu. Memang bukan melalui cara yang baik kami saling mengenal, saat itu mendiang ibumu sedang menggendongmu dan melihatku bersama ayahmu di sebuah penginapan. Ya, hubungan kami yang tak semestinya terjadi diketahui ibumu dan dia memastikannya saat itu. Kemudian dalam kondisi terkejut dia pulang dan kecelakaan. Beruntung nyawamu terselamatkan. Sejak saat itu aku memilih untuk tak lagi berinteraksi dengan keluargamu. Namun seminggu yang laku kudengar ayahmu meninggal karena kecelakaan pula. Ironis memang kedua orangtuamu harus berakhir dengan cara yang sama. Aku datang menemuimu ingin meminta maaf, dan aku berjanji untuk menebus semua kesalahanku dengan merawat dan membesarkanmu."
Sejak saat itu, aku menjalani hari-hari bersama orang yang dulu merusak rumah tanggaku. Kupanggil dia ibu, persis seperti panggilanku pada ibu kandungku.
Link Download Klik Disini
Sebelum mendownload, silakan baca Cerpen Saya ya untuk hiburan.
Jejak Kematian Ayah
Seminggu sejak hari kematian Ayahku, Aku setiap hari selalu datang ke makamnya untuk menaburkan bunga dan memanjatkan doa. Tak ada hal lain dalam pikiranku selain kata penyesalan. Suatu hari, tepat ketika aku selesai berdoa di atas liang lahat ayah, tiba-tiba datang seseorang lalu duduk di sebelahku. Dia berkata padaku "Sudahlah, janganlah kau berlarut dalam kesedihan. Masih ada orang lain yang menyayangimu". Kemudian aku tetap matanya dan kulihat lekukan dari setiap sudut yang ada di wajahnya, namun aku tak pernah melihatnya. "Terima kasih, maaf Anda siapa?" tanyaku seraya mengusap air mata. Tak lebih lama dari helaan nafasku, dia pergi begitu saja tanpa jawaban ataupun ucapan perpisahan.
Hari berikutnya tepat pukul 6.30 Aku bergegas berangkat ke sekolah. Saat aku buka pintu depan, ternyata ada kantong kresek yang menggantung di gagang pintu bagian luar. Saat kuambil ternyata berisi nasi beserta lauk pauknya. Setelah kuliah lebih detail, ada secarik kertas bertuliskan "Makanlah, karena untuk bangkit dari kesedihan kau butuh energi". Seketika pikiranku langsung teringat pada sesosok wanita kemarin sore yang menghampiriku di makam ayah.
"Mungkin ada benarnya jika aku harus makan" pikirku. Setelah selesai makan, aku berangkat ke sekolah dan melakukan kembali aktivitasku seperti hari-hari biasanya. Sepulang sekolah saat Aku hampir sampai di rumah, kuliah orang itu lagi sedang duduk di teras rumah seolah menungguku. Dia tersenyum melihatku. "Sudah pulang?" ucapnya saat itu, "iya sudah" singkat jawabku.
Salah satu hal yang ayah selalu katakan padaku adalah berbuat baiklah kepada semua orang. Hal itu yang membuatku tak berpikir macam-macam pada orang yang kini berada di teras rumahku. Setelah berganti pakaian aku menghampirinya sembari membawa segelas teh hangat. "Silakan diminum" dia hanya membalas dengan senyuman. Cukup lama kami hanya duduk terpaku diam tanpa kata. "Aku mengenalmu seperti ayahmu mengenalmu" ucapnya. Belum sempat aku menimpal dia langsung bercerita tentang tujuannya menemuiku.
"Aku sudah lama mengenal ayahmu dan keluargamu. Memang bukan melalui cara yang baik kami saling mengenal, saat itu mendiang ibumu sedang menggendongmu dan melihatku bersama ayahmu di sebuah penginapan. Ya, hubungan kami yang tak semestinya terjadi diketahui ibumu dan dia memastikannya saat itu. Kemudian dalam kondisi terkejut dia pulang dan kecelakaan. Beruntung nyawamu terselamatkan. Sejak saat itu aku memilih untuk tak lagi berinteraksi dengan keluargamu. Namun seminggu yang laku kudengar ayahmu meninggal karena kecelakaan pula. Ironis memang kedua orangtuamu harus berakhir dengan cara yang sama. Aku datang menemuimu ingin meminta maaf, dan aku berjanji untuk menebus semua kesalahanku dengan merawat dan membesarkanmu."
Sejak saat itu, aku menjalani hari-hari bersama orang yang dulu merusak rumah tanggaku. Kupanggil dia ibu, persis seperti panggilanku pada ibu kandungku.
Link Download Klik Disini
0 Response to "Pengumuman SNMPTN 2020"
Post a Comment