Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Hakikat Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Melalui berbagai strategi pembelajaran dan
pengembangan potensi diri, peserta didik memperoleh bekal pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri
terhadap fenomena dan perubahan-perubahan di lingkungan sekitar dirinya,
disamping memenuhi keperluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
dan pengembangan potensi ini merupakan salah
satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam
memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi pada era globalisasi.
Pembelajaran, baik dalam konteks pendidikan di sekolah
maupun pendidikan luar sekolah, pada jenjang dan dengan menggunakan pendekatan,
strategi serta model apa pun harus benar-benar efektif. Pembelajaran yang
efektif dicirikan antara lain oleh tingginya kemampuan pembelajaran tersebut
dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi pembelajaran sebagai proses,
produk dan sikap. Dimensi proses pembelajaran menuntut guru untuk melibatkan
peserta didik secara aktif kedalam kegiatan-kegiatan dalam upaya memperoleh
hasil belajar.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian dan hakikat
belajar ?
2.
Bagaimanakah , ciri-ciri, aktivitas, dan gaya
belajar ?
C. TUJUAN
1.Menjelaskan pengertian dan hakikat belajar.
2.Menguraikan cirri-ciri, aktivitas, dan gaya belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BELAJAR
Pengertian Belajar
Menurut Para Ahli
Ø Menurut Winkel,
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengelolaan pemahaman.
Ø Menurut Ernest R. Hilgard dalam
(Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya
relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Ø Menurut Gagne dalam
bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan
yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat
naluriah.
Ø Moh. Surya (1981:32),
definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada
prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang
Ø James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman.
Ø
Crinbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as
a result of experience. Belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan
oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Ø
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior
(in the broader sense) is originated or changed through practice or
training. Belajar adadalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melaui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch
merumuskan belajar learning is change is performance as a result of
practice.
Ø
Drs. Slameto merumuskan belajar sebagai suatu prose usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasilpengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
2. Pengertian Belajar
Secara Umum
Berdasarkan pengertian-pengerian yang diberikan oleh para ahli di atas maka
dapat di simpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperolah
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
B. HAKIKAT BELAJAR
Hakekat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
secara sadar dan terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman
guna memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku
yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah
laku dan daya penerimaan.
Dari sejumlah pengertian belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat
penting untuk dibahas yaitu kata “perubahan” atau “Change”.
Ketika kata
“perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan, maka pembicaraan sudah menyangkut
permasalah mendasar dari maslah belajar. Apapun formasi kata dan kalimat yang
dirangkai oleh para ahli untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya
tidak lain adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang
belajar. Perubahan yang dimaksudkan tentu saja perubahan yang sesuai dengan
perubahan yang diinginkan atau dikehendaki oleh pengertian belajar dimaksud.
Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan di akhir
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya degan pemilikan
pengalaman baru, maka individu itu telah dikatan belajar. Tetapi
perlu diingatkan, bahwa perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan
yang bersentuhan dengan asfek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Sedangkan
perubahan tingkah akibat mabuk karena meminum minuman keras, akibat gila,
akibat tabrakan, dan sebagainya, bukan kata gori belajar dimaksud.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar adalah “perubahan” dan
tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar.
C. CIRI-CIRI BELAJAR
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar:
1. Perubahan yang
terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu
atau sekurng-kurangnya individu merasakan telah terjadi perubahan
dalam dirinya.
2. Perubahan dalam
belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung secara terus menerus dan tidak statis.
3. Perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubaha-perubahan itu selalu bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4. Perubahan dalam
belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap dan permanen,
ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap.
5. Perubahan dalam
belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi Karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah aku yang
benar-benar disadari.
6. Perubahan
mencakup seluruh asfek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui peroses belajar meliputi
perubahan seluruh tingkah laku.
D. AKTIVITAS BELAJAR
1. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar.
Ketika seorang guru atau dosen menggunakan meode ceramah, maka setiap siswa
atau mahasiswa diharuskan untuk mendengarkan materi yang sedang disampaikan.
2. Memandang
Memandang adalah mengarahkan pengelihatan ke suatu
objek. Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam katagori aktivitas
belajar baik memandang materi pelajaran yang sedang disajikan dalam bentuk
catan maupun memandang gerak-gerik pengajar yang sedang menyampaikan materi.
3. Meraba,
Membau, dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra
manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
4. Menulis
atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dari aktivitas belajar yang dilakukan karena orang menyadari
kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan
itu nantinya berguna bagi pencapain tujuan belajar.
5. Membaca
Membaca disisi tidak mesti membaca buku belaka, tetapi
juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan-catatan
kuliyah, dan lain sebagainya yang berhubungan denga kebutuhan belajar.
6. Membuat
Ikhtisar atau ringkasan dan Menggarisbawahi
Ini adalah salah satu cara untuk mempermudah untuk
memahami dan mengulangi materi pelajaran yang sudah didapatkan sebelumnya.
7. Mengamati
Tabel-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan-bagan
Dalam buku atau dalam lingkungan lain sering dijumpai
tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat
berguna bagi seorang dalam mempelajari materi yang relevan
8. Menyusun
Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun paper tidak sembarangan, tetapi harus
metodoligis dan sistematis. Metodlogis artinya menggunakan metode tertentu
dalam penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir yang
logis dan kronologi.
9. Mengingat
Ingat itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk
memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali
(rembering) hal-hal yang telah dilakukan atau dipelajari.
10. Berpikir
Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru,
setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
11. Latihan
atau Praktek
Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih
fungsional, dengan demikian aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang
optimal.
G. GAYA BELAJAR
Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar
Siswa ke dalam empat kecenderungan utama yaitu:
1. Concrete Experience (CE). Siswa
belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi
pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan
sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri
sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka
dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
2. Abstract Conceptualization (AC). Siswa
belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis
logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari
situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang
mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan
pada perencanaan yang sistematis.
3. Reflective Observation (RO). Siswa
belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum
menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak
makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya
untuk membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi
pengalamannya dari berbagai segi.
4. Active Experimentation (AE). Siswa
belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi
kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang
lain lewat perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam
menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa
menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan .
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Melalui pemaparan makalah yang telah disampaikan
dimuka, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, antara lain :
1. Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang relative permanen
karena adanya pengalaman.
2. Ciri – ciri belajar diantaranya perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat fungsional,
perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif, perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan mencakup seluruh asfek tingkah laku.
Aktivitas belajar meliputi mendengarkan, memandang, meraba, membau, dan
mencicipi/mengecap, menulis atau mencatat, membaca, membuat ikhtisar atau
ringkasan dan menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan,
menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berpikir, latihan atau praktek. Gaya
belajar meliputi Concrete Experience (CE). Abstract Conceptualization (AC). Reflective Observation (RO). Active Experimentation (AE).
B. SARAN
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan
tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam
dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi pada suatu saat
terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua selaku pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin.2003. psikologi
belajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo pesada.
Musari dan Fakhri,
Muhammad. 2009. Bahan ajar psikologi belajar. Mataram:Fak.
Tarbiyah.
0 Response to "Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Hakikat Belajar"
Post a Comment