Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Manifestasi Hasil Belajar Dan Jenis Beajar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan
atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi
pelajaran. Namun pada dasarnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku
yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan tingkah laku itu biasanya
berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan atau penguasaan terhadap
keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Perwujudan (Manifestasi) Hasil
Belajar akan tampak pada siswa yang telah mengalami proses pembelajaran.Karena
kebutuhan manusia yang bermacam-macam di bidang pendidikan, munculah
keanekaragaman belajar dalam dunia pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Perilaku Belajar?
2. Apa
saja perwujudan (manifestasi) hasil belajar?
3. Apa
saja jenis-jenis belajar?
1.3 Tujuan
1
Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan
Perilaku Belajar
2
Mendeskripsikan perwujudan (manifestasi)
hasil belajar
3
Mengetahui apa saja jenis-jenis belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Belajar
perilaku
adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon baik itu reaksi,
tanggapan, jawaban, atau balasan yang dilakukan suatu organisme. Secara khusus
pengertian perilaku adalah bagian dari suatu kesatuan pola reaksi. Chaplin
(Chaplin dalam kartono 1999,h. 53).
Pengertian
belajar menurut para ahli antara lain:
1. Belajar
adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Morgan (Wisnubrata, 1983:3).
2. Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Moh. Surya (1981:32)
3. Belajar
adalah perubahan diposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama
periode tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses
pertumbuhan.Gagne (1977:3).
4. Belajar
adalah proses dimana suatu organism mengubah perilakunya karena hasil dari
pengalaman.Gagne dan Berliner (1983:252).
Perilaku belajar dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas belajar.
Sebenarnya konsep dan pengertian belajar itu sangat beragam tergantung dari
sudut pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar diartikan sebagai
perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh
kemudian dari pengalaman-pengalaman. Davidoff (davidoff, 1998,h.178).
2.2 Perwujudan (Manifestasi)
Perilaku Belajar
Manifestasi
belajar berarti sebuah pernyataan atau perwujudan yang diperoleh sebagai reaksi
dari sebuah proses belajar karena proses belajar (yang benar ataupun yang tidak
benar) tetap akan membuahkan sebuah hasil. Hasil inilah yang disebut sebagai
manifestasi belajar.
Manifestasi Belajar merupakan suatu perwujudan, sebuah hasil dari
sebuah pembelajaran. Perwujudan dan perilaku belajar akan tampak bagi seorang
siswa yang telah mengalami proses pembelajaran. Berikut adalah macam-macam
perwujudan perilaku belajar yang tampak diantaranya :
1. Kebiasaan
Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan
menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Burghardt (1973). Kebiasaan ini
terjadi karena prosedur pembiasaan. Contoh : seorang siswa yang belajar bahasa
secara berulang-ulang, ia akan cenderung menghindari penggunaan bahasa yang
salah, akhirnya ia akan terbiasa menggunakan bahasa yang baik dan benar.
2. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti
menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik namun
keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran tinggi. Jadi, seseorang yang melakukan gerakan dengan tanpa diiringi koordinasi
gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi berarti belum dapat disebut
terampil atau tidak terampil.
3.
Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu bentuk belajar yang dilakukan oleh manusia.
Pengamatan merupakan sebuah proses penangkapan dan penafsiran pesan yang ada
pada stimuli melalui alat indera. Pengamatan adalah salah satu hal yang penting
dalam proses belajar, karena dari pengamatan akan memunculkan sebuah definisi. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan
yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu
mencapai pengertian yang benar. Jadi, jika sebuah
pengamatan yang dilakukan salah, maka definisi yang di munculkan pun salah.
4.
Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Asosiatif ialah sebuah
kemampuan untuk menghubungkan data-data yang diperoleh. Berpikir asosiatif
yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide lain.
Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan
sebelumnya. Jadi ide-ide itu timbul atau terasosiasi (terkaitkan) dengan ide
sebelumnya secara spontan. Sarlito W. Sarwono.
5.
Berpikir Rasional dan Kritis
Berpikir rasional dan
kritis merupakan perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan
memecahkan masalah. Berfikir rasional akan sangat berguna dalam memecahkan
suatu masalah (problem solving)
karena berfikir rasional selalu mengedepankan objektifitas dari pada
subjektifitas. Sebab, subjektifitas selalu dipengaruhi oleh emosi dan ego yang
berdampak melihat sesuatu dari sudut pandang pribadi. Dalam berfikir rasional
hal ini harus dihindari supaya melahirkan suatu sikap objektif.
6.
Sikap
Sikap pada dasarnya
merupakan kecenderungan mental. Sikap tidak hanya ditentukan oleh proses
belajar yang dialami di sekolah saja, namun peran aktif orangtua (terutama ibu)
juga sangat dominan.
Menurut Greenspan :
“Setiap anak akan senantiasa membawa sifat (kromosom)
yang akan senantiasa menjadi blue print
pertumbuhan dan perkembangannya, namun juga bahwa tumbuh kembang itu di
pengaruhi oleh faktor lingkungannya, yaitu pengasuh dan pendidiknya.” Dengan
demikian berarti sikap seseorang terbentuk tidak hanya karena hasil dari proses
pembelajaran namun sikap terbentuk pula karena gen dari orangtua sendiri, para
pendidik dan keadaan lingkungan disekitarnya.
7. Inhibisi
Inhibisi merupakan
perwujudan perilaku belajar yang terdapat dalam diri seseorang yang berperan
sebagai pengontrol tindakan-tindakan yang tidak diperlukan, kemudian menyeleksi
atau melakukan tindakan lain yang lebih baik ketika berinteraksi dengan
lungkungannya. Singkatnya, inhbisi adalah membuang sikap yang tidak berguna
ketika sedang melakukan interaksi dengan lingkungan.
Contohnya adalah ketika seseorang sedang belajar di dalam kelas, ia bisa memilih mana
yang harus dicatat dan mana yang tidak harus. Sikap inhibisi mendorongnya untuk
tidak menulis hal yang dianggap tidak perlu.
8.
Apresiasi
Aprisiasi adalah suatu
sikap menghargai terhadap sesuatu yang bernilai luhur seperti nilai agama,
tatakrama, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Apresiasi seseorang dapat
ditentukan dari proses belajar seseorang tersebut, misalnya seseorang yang
belajar maksimal untuk melukis akan mengapresiasi nilai suatu lukisan dengan
sangat tinggi. Apalagi kalau lukisan tersebut adalah sebuah mahakarya
seorang maestro seperti Afandi, atau lukisan itu adalah lukisan klasik yang
mempunyai nilai historis dan legendaris.
9. Tingkah Laku Afektif
2.3
Jenis-jenis Belajar
Keanekaragaman belajar
muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga
bermacam-macam. Berikut ini merupakan jenis-jenis belajar :
1.
Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar dengan berfikir abstrak untuk mempelajari
sesuatu yang tidak konkrit. Tujuannya adalah memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam pempelajari hal-hal yang abstrak di
perlukan peranan akal yang kuat disamping penguasaan atas prinsip, konsep, dan
generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, kimia,
astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.
Misalnya, seorang anak
yang baru mengenal Tuhan, ia kemungkinan beranggapan bahwa tuhan itu berwujud,
laki-laki dan sebagainya. Namun lambat-laun setelah beranjak dewasa dan belajar
ilmu tauhid, akhirnya ia mengerti apa itu tuhan dan bagaimana sifat-Nya karena
ia mengamalkan cara berfikir abstrak.
2. Belajar
Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan
motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot (neuromuscular). Tujuannya adalah
memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis
ini, latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Misalnya belajar
olahraga, musik, melukis, menari, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga
sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah sholat dan haji.
3. Belajar
Sosial
Belajar sosial pada
umumnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan tekni-teknik untuk
memecahkan masalah sosial. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan
kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,
masalah persahabatan, masalah kemompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat
kemasyarakatan.
4. Belajar
Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan
teliti. Dalam hal ini, hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar
pemecahan masalah. Untuk keperluan ini, khususnya guru yang mengajar bidang
eksakta, sangat dianjurkan menggunakan model dan strategi mengajar yang
berorientasi pada cara pemecahan masalah.
5. Belajar
Rasional
Belajar
rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan
rasional (sesuai dengan akal sehat). Dengan belajar
rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu
kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strstegi akal
sehat, logis, dan sistematis (Reber, 1988).
6. Belajar
Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembetukan kebiasaan-kebiasaan baru atau
perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman khusus, juga mengggunakan
hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan
kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti
selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Belajar kebiasaan akan lebih tepat
dilaksanakan dalam konteks pendidikan keluarga. Namun demikian, tentu tidak
tertutup kemungkinan penggunaan pelajaran agama sebagai sarana belajar
kebiasaan bagi para siswa.
7. Belajar
Apresiasi
Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai
suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan
ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai
secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi
musik, dan sebagainya.
8. Belajar
Pengetahuan
Menurut Reber (1988) : “belajar pengetahuan (study) ialah belajar dengan
cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek tertentu. Studi ini juga
dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terancam untuk menguasai materi
pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen”. Tujuan
belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan
pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan
memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan
alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Perilaku
belajar dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas belajar. Sebenarnya konsep dan
pengertian belajar itu sangat beragam tergantung dari sudut pandang setiap
orang yang mengamatinya.
Perwujudan atau
manifestasi perilaku belajar meliputi : kebiasaan, ketrampilan, pengamatan,
berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap,
inhibisi, apresiasi tingkah laku afektif.
Dan jenis-jenis
belajarnya, yaitu :
1.
Belajar abstrak
2.
Belajar keterampilan
3.
Belajar Sosial
4.
Belajar Pemecahan masalah
5.
Belajar Rasional
6.
Belajar Kebiasaan
7.
Belajar Apresiasi
8.
Belajar pengetahuan
3.2
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang Manifestasi Hasil Belajar
dan Jenis-jenis Belajar
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Dan ada baiknya jika para pembaca
ingin lebih memahami lagi mengenai Manifestasi Belajar dan Jenis-jenis Belajar,
pembaca bisa membaca lagi dari referensi lain dan tidak berpedoman pada makalah
ini saja
DAFTAR PUSTAKA
Google. Perwujudan Perilaku Belajar, diperoleh 01 September 2017 jam 08.00, dari (https://www.google.com/search?q=perwujudan+perilaku+belajar&ie utf 8&oe=utf-8.)
Mehimemadeone. (2012), Perwujudan Perilaku dan Jenis-jenis, diperoleh 01 September 2017 jam 08.00, dari(http://mehimemadeone.blogspot.com/2012/09/perwujudan-prilaku dan-jenis jenis.html.
0 Response to "Makalah Teori Belajar Bahasa Indonesia - Manifestasi Hasil Belajar Dan Jenis Beajar"
Post a Comment