Fonologi - Fonem Suprasegmental
MAKALAH FONEM
SUPRASEGMENTAL
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fonologi
Dosen
pengampu; Agi Ahmad Ginanjar,M.Pd.
oleh
Kelompok
10 :
Naya
Rohmatul Umah 172121009
Anisa 172121030
Astri
Asri Asistarnggang 172121035
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA INDONESAIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
2018
Related
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang
Maha Esa karena atas rahmat serta karunia-Nya makalah Fonologi yang berjudul
“Fonem Suprasegmental” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang
ditulis ini memaparkan mengenai pengertian serta penjelasan mengenai
jenis-jenis dari Fonem Suprasegmental. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Fonologi, Bapak Agi Ahmad
Ginanjar, S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam
penyusun makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca serta dapat menunjang dalam
kemajuan pendidikan. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan penulisan makalah ini. Oleh sebab
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Tasikmalaya,
Februari 2018
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sosial, manusia saling berhubungan antara satu dengan yang yang
lainnya, dan hal tersebut perlu adanya komunikasi. Kebutuhan berkomunikasi itu
semakin kompleks seiring perkembangan kebudayaan manusia, sehingga bahasa
ditempatkan sebagai alat komunikasi manusia pada posisi yang paling penting.
Agar
komunikasi tersebut berjalan denan baik, kedua belah pihak memerlukan bahasa
yang dapat dipahami bersama. Wujud bahasa yang utama adalah bunyi bahasa. Dalam
pengucapannya, bunyi-bunyi bahasa tersebut dapat disegmentasikan atau dapat
dipisah-pisakan (bunyi segmental). Dalam bunyi yang disegmentasikan itu terdapat
unsur-unsur yang menyertainya sehingga disebut bunyi seprasegmental. Dalam
bunyi seprasegmental ini menyangkut aspek nada, tekanan, tempo, dan jeda pada
kata yang diucapkan, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami saat
berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam masalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian dari Fonem Suprasegmental?
2.
Apa saja unsur-unsur Fonem
Suprasegmental?
C. Tujuan
Untuk mengetahui serta mempelajari unsur-unsur pada
Fonem Suprasegmental, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memerhatikan unsur-unsur yang telah dipelajari dalam Fonem
Suprasegmental dengan tepat.
D. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dengan
mempelajari Fonem Suprasegmental ini adalah selain dapat menambah wawasan
dibidang pembunyian bahasa, juga bermanfaat untuk membantu seseorang terutama
bagi jurusan pendidikan bahasa Indonesia dalam hal berkomunikasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Fonem Suprasegmental
Tanpa
kita sadari sebenarnya Fonem Suprasegmental selalu ada ketika seseorang
melakukan kegiatan berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Karena dalam Fonem Suprasegmental tersebut
menerangkan mengenai tekanan, nada, dan perhentian yang mengiringi fonem
segmental. Sehingga tak heran jika pada Fonem Suprasegmental akan sangat
berpengaruh terhadap aktivitas berkomunikasi seseorang, karena dalam Fonem Suprasegmental
ini akan memengaruhi makna dari sebuah ujaran yang disampaikan. Oleh sebab itu
fonem segmental dan Fonem Suprasegmental ini seperti dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan, keduanya memiliki keterkaitan dalam proses atau kegiatan
berkomunikasi tersebut.
Pada
pembelajaran Fonem Suprasegmental ini, ada beberapa ahli yang merumuskan juga dalam
beberapa bukunya. Seperti menurut Muslich:61 “Bunyi Suprasegmental atau bunyi
nonsegmental yaitu bunyi yang tidak bisa disegmen-segmenkan karena kehadiran
bunyi ini selalu mengiringi, menindih, atau menemani dari bunyi segmental itu
sendiri”. Sedangkan menurut Heryadi:60, “fonem suprasegmental adalah fonem yang
tidak tampak (dalam tulisan), melainkan muncul ketika tuturan terjadi”
B.
Unsur-Unsur
Fonem Suprasegmental
Saat
kita melakukan kegiatan berkomunikasi dengan orang lain, bila diperhatikan,
setiap ujaran yang diucapkan baik itu oleh diri kita sendiri ataupun lawan
bicara ada yang diucapkan dengan keras dan ada yang diucapkan dengan lemah, ada
ujaran yang diucapkan dengan cepat dan ada pula yang diujarkan dengan lambat,
ada pula perhentian-perhentian tertentu, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan
bagian dari Fonem Suprsasegmental. Dari gejala-gejala tersebut maka dibagi-bagi
menjadi tiga unsur:
1.
Tekanan
Tekanan adalah cara pelafalan bagian-bagian tertentu dari
suatu tutur yang berbeda dengan pelafalan yang lainnya. Fungsinya sebagai alat
untuk perhatian khusus dari pendengar mengenai bagian itu.
Contoh:
Ahmad menembak burung
di kebun
Jika yang ingin
ditegaskan adalah ahmad yang menembak burung maka pasti dalam mengucapkan ahmad
akan berbeda dengan bagian-bagian lainnya, lalu jika yang ditegaskan adalah
menembaknya maka pasti dalam mengucapkan menembak akan bebeda dengan
bagian-bagian lainnya.
2. Nada
Nada
yang diucapkan oleh seseorang dapat digunakan sebagai penanda untuk mengetahui
kondisi dari penutur. Jika berbicara tampak nada lambat-lambat dan lunglai
dapat dipastikan orangitu sedang dalam kondisi sedih atau sakit. Jika berbicara
dengan nada keras dan cepat dapat dipastikan orang itu dalam kondisi marah atau
kecewa. Sedangkan jika nada bicaranya sedang-sedang saja (dalam artian tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) orang itu dalam kondisi senang dan gembira.
Umpanya
seorang anak menuturkan kata /ibu/ dengan nada
I - bu
I…../
3
Ini
berarti memanggil ibunya yang jauh darinya. Sedangkan jika nada
I - bu
I
……./2
Berarti
seorang anak yang sedang sakit, kemudian ditanya ‘Siapa disampingmu?”, itulah
jawabannya.
Contoh
lain umpanya dalam menuturkan /Sial/ dengan nada
/sial/
4 3
/si
: al/
3…….2
Selain untuk mengetahui kondisi si
penutur, nada dapat pula digunakan untuk menentukan isi tuturan seseorang. Jika
tutur seseorang bernada (2) 3 / (2) 3 1 berarti tutur itu memberitahukan. Jika
bernada (2) 3 / (2) 3 2 berarti tuturan itu berisi pertanyaan. Sedangkan jika
bernada (2) 3 / (2) 1 berarti tuturan
itu berisi perintah. Umpamanya saja dalam kalimat “Ahmad pergi” dituturkan
dengan nada:
Ahmad pergi
(2)
3
/ (2) 3 1
Berarti
orang yang menentukan kalimat itu memberitahu kepada pendengar tentang
kepergian ahmad.
Ahmad pergi
(2)
3 / (2)1
!
Berarti
orang yang menuturkan kalimat itu menyuruh Ahmad untuk pergi dari tempat yang
ditempatinya.
3. Perhentian
Yang dimaksud dengan perhentian
atau jeda adalah pemusatan suatu arus bunyi –bunyi segmental ketika diujarkan
oleh penutur. Sehingga akan terjadi kesenyapan diantara bunyi-bunyi yang
terputus tersebut. Kesenyapan ini bisa terjadi di posisi awal, tengah, atau pun
akhir ujaran. Jika dalam sebuah teks biasanya jeda dapat ditandai dengan
beberapa tanda. Seperti, jada yang sebentar dapat ditandai dengan koma (,), dan
jeda yang menyatakan bahwa tuturan sudah mencapai kebulatan yang ditandai
dengan titik (.), atau titik koma(;). Oleh
karena itu
perhentian dalam tutur benar-benar dapat menentukan arti. Maka seorang penutur
harus berhati-hati dalam menggunakan perhentian ini.
Contohnya:
-Ibu/ Mila orang
gila di kota Ciamis/ ditangkap polisi.
-Ibu Mila/ orang
gila di kota Ciamis ditangkap polisi.
-Ibu/ Mila/
orang gila/ di kota Ciamis ditangkap polisi.
Pada tuturan
kalimat pertama berisi tentang informasi seorang anak yang memberi tahu ibunya
mengenai keadaan Mila di kota Ciamis. Tuturan kedua berisi tentang informasi
seseorang yang memberi tahu orang lain mengenai keadaan ibu Mila di kota
Ciamis. Sedangkan pada tuturan yang ketiga berisi informasi tentang ibu, Mila,
dan orang gila di kota Ciamis.
BAB
III
SIMPULAN
Fonem Suprasegmental
merupakan suatu bunyi yang kehadirannya selalu mengiringi, menindih, atau
menemani dari bunyi segmental. Dan Fonem Suprasegmental ini tidak akan tampak
jika dalam bahasa tulis. Tetapi akan tampak apabila bahasa tulis tersebut
dituturkan. Dalam Fonem Suprasegmental ini memiliki tiga unsur yaitu, tekanan,
nada, dan perhentian yang penggunaannya saling berkaitan
DAFTAR
PUSTAKA
Heryadi, Dedi. (2016).
Fonologi Bahasa Indonesia Dalam Nuansa Pembelajaran. Tasikmalaya: Universitas
Siliwangi
0 Response to "Fonologi - Fonem Suprasegmental"
Post a Comment