Fonologi - Realisasi Fonem, Gugus Fonem dan Deret Fonem, Serta Distribusi Fonem


REALISASI FONEM, GUGUS FONEM DAN DERET FONEM, SERTA DISTRIBUSI FONEM
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fonologi
Dosen Pengampu: Agi Ahmad Ginanjar, M.Pd.


Oleh:
Santi Ilmiati                            172121011
Yola Widi Rahayu                  172121018
Fiorlyn Princessa Sonia           172121022


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh swt. yang telah  memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melakukan segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. keluarga, sahabat tak lupa kepada umatnya sampai akhir zaman. Alhamdulillah dengan izin Alloh swt. penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “Realisasi Fonem, Gugus Fonem dan Deret Fonem, Serta Distribusi Fonem”.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fonologi. Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami beberapa kesulitan dan hambatan, tetapi semua itu dapat diatasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agi Ahmad Ginanjar, M.Pd.,  selaku  dosen pengampu mata kuliah Fonologi yang telah memberikan tugas, berbagai pengetahuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca serta dapat menunjang dalam kemajuan pendidikan.



                                                                             Tasikmalaya, 08 Mei 2018


Related

      Penulis,









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Realisasi Fonem ............................................................................. 2
B. Gugus Fonem dan Deret Fonem .................................................... 8
C. Distribusi Fonem ............................................................................ 11
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Dalam pembelajaran Fonologi Bahasa Indonesia pada bagian Fonemik, Ada materi mengenai Realisasi Fonem, Gugus Fonem dan Deret Fonem, serta Distribusi Fonem. Secara singkat, Realisasi Fonem sebenarnya sama dengan bagaimana fonem itu dilafalkan. Ada realisasi fonem vokal dan konsonan. Gugus dan Deret Fonem serta Distribusi Fonem juga terbagi menjadi vokal dan konsonan. Pada Bab selanjutnya, penulis akan membahas mengenai materi tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Realisasi Fonem Bahasa Indonesia?
2.      Apa pengertian Gugus dan Deret Fonem?
3.      Bagaimana pembagian Gugus dan Deret Fonem Bahasa Indonesia?
4.      Bagaimana Distribusi Fonem Bahasa Indonesia?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui realisasi dari fonem bahasa indonesia.
2.      Untuk mengetahui pengertian gugus dan deret fonem.
3.      Untuk mengetahui pembagian gugus dan deret fonem bahasa indonesia.
4.      Untuk mengetahui distribusi dari fonem bahasa indonesia.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Realisasi Fonem
1.      Realisasi Fonem Vokal
Menurut Chaer (2015: 76-77), realisasi fonem vokal bahasa indonesia adalah sebagai berikut.
1.      Fonem /i/
Fonem ini mempunyai dua macam realisasi, yaitu:
a.       Direalisasikan sebagai bunyi [i] apabila berada pada silabel terbuka atau silabel tak berkoda seperti pada kata <kini> [kini], <lidi> [lidi], dan <sapi> [sapi].
b.      Direalisasikan sebagai bunyi [I] apabila berada pada silabel tertutup atau silabel berkoda seperti pada kata <batik> [batIk], <ambil> [ambIl], dan <lirik> [lirIk].
2.      Fonem /e/
Fonem /e/ mempunyai dua macam realisasi, yaitu:
a.       Direalisasikan sebagai bunyi [e] apabila berada pada silabel terbuka, seperti pada kata <sate> [sate], <pete> [p∂te], dan <berabe> [b∂rabe].
b.      Direalisasikan sebagai bunyi [ε] apabila berada pada silabel tertutup, seperti pada kata <monyet> [mñεt], <karet> [karεt], dan <ember> [εmbεr].
3.      Fonem /a/
      Secara umum fonem /a/ direalisasikan sebagai bunyi [a], baik pada posisi awal kata, tengah kata, maupun akhir kata seperti pada kata <apa>, <padam>, dan <dua>.
4.      Fonem /ә/
      Secara umum direalisasikan sebagai bunyi [∂] seperti pada kata <kera> [k∂ra], <erat> [∂rat], dan <Maret> [mar∂t].
5.      Fonem /u/
Fonem /u/ mempunyai dua macam realisasi, yaitu:
a.       Dilafalkan sebagai bunyi [u] apabila berada pada silabel terbuka seperti pada kata <susu> [susu], <ibu> [ibu], dan <tunggu> [tuƞgu].
b.      Direalisasikan sebagai bunyi [U] apabila berada pada silabel tertutup seperti pada kata <kasur> [kasUr], <libur> [libUr] dan <tangguh> [taƞguh].
6.      Fonem /o/
Fonem /o/ mempunyai dua macam realisasi, yaitu:
a.       Direalisasikan sebagai bunyi [o] apabila berada pada silabel terbuka, seperti pada kata <toko> [toko], dan <bakso> [ba?so].
b.      Direalisasikan sebagai bunyi [] apabila berada pada silabel tertutup, seperti pada kata <tokoh> [tkh] dan <kokoh> [kkh].
2.      Realisasi Fonem Konsonan
Menurut Chaer (2015: 77-82), realisasi fonem konsonan bahasa indonesia adalah sebagai berikut.
1.      Fonem /b/
Fonem /b/ mempunyai dua macam realisasi, yaitu:
Pertama, direalisasikan sebagai bunyi [b] apabila berada pada awal silabel, baik silabel terbuka maupun silabel tertutup yang bukan ditutup oleh fonem konsonan /b/. Misalnya pada kata <bagus> [bagus], <kabur> [kabur] dan <bantal> [bantal]. Kedua, direalisasikan sebagai bunyi [b] atau [p] apabila berposisi sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya, pada kata:
<sebab> diucapkan [s∂bab] atau [s∂bap]
<jawab> diucapkan [jawab] atau [jawap]
<sabtu> diucapkan [sabtu] atau [saptu]
2.      Fonem /p/
Direalisasikan sebagai bunyi [p] baik sebagai onset pada sebuah silabel maupun sebagai koda. Misalnya <papan> [papan],  <pukul> [pukul],


<sampul> [sampul]. Namun, perlu dicatat fonem /p/ pada awal kata bila diberi prefiks me- atau prefiks pe- akan luluh atau disenyawakan dengan bunyi nasal yang homorgan (sealat ucap). Misalnya:
Me + pilih : [memilih]
Pe + pilih : [pemilih]
Me + potong : [memotong]
Pe + potong : [pemotong]
3.      Fonem /n/
Fonem ini secara umum direalisasikan sebagai bunyi [n], seperti pada kata <nanas> [nanas], <pinang> [pinaŋ], dan <iman> [iman].
4.      Fonem /w/
Fonem ini secara umum direalisasikan sebagai bunyi [w], seperti pada kata <waris> [waris], <awan> [awan], <bawal> [bawal] dan <wow> [wow].
5.      Fonem /f/
Fonem ini secara umum direalisasikan sebagai bunyi [f] seperti pada kata <kafe> [kafe] dan <aktif> [aktif]. Kata serapan asing yang secara ortografi ditulis dengan huruf <v>, seperti kata <vitamin>, <variasi> dan <rival> juga dilafalkan sebagai bunyi [f]. Jadi, lafal ketiga kata itu adalah [fitamin], [fariasi] dan [rifal].
6.      Fonem /d/
Fonem /d/ mempunyai dua macam realisasi, yaitu:
Pertama, direalisasikan sebagai bunyi [d] apabila berposisi sebagai sebuah onset pada sebuah silabel. Misalnya pada kata <daging> [dagiƞ] <hadis> [hadis] dan <dada> [dada] dan <hadis>.
Kedua, direalisasikan sebagai bunyi [t] dan [d] bila berposisi sebagai sebuah koda pada sebuah silabel, yaitu:
<abad> dilafalkan [abat] atau [abad]
<jilid> dilafalkan [jilit] atau [jilid]
<ahad> dilafalkan [ahat] atau [ahad]
7.      Fonem /t/
Fonem ini secara umum direalisasikan sebagai bunyi [t], seperti pada kata <titi> [titi], <latih> [latih], dan <rebut> [rebut]. Namun, perlu dicatat fonem /t/ pada posisi awal kata bila diberi prefiks me- atau prefiks pe- akan luluh atau disenyawakan dengan bunyi nasal yang homorgan (sealat ucap) dengan fonem /t/ itu misalnya:
Me + tari : [menari]
Pe + tari : [penari]
Me + tumbuk : [menumbuk]
Pe + tumbuk : [penumbuk]
8.      Fonem /n/
Fonem ini secara umum direalisasikan sebagai bunyi [n], baik sebagai onset maupun sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya <nama> [nama], <panas> [panas], dan <asin> [asin].
9.      Fonem /I/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [l] baik sebagai onset maupun sebagai koda pada sebuah silabel, seperti pada kata <lari> [lari], <halal> [halal], dan <batal> [batal].
10.  Fonem /r/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [r] baik sebagai onset maupun sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya <ribut> [ribut], <karet> [karet], dan <kabar> [kabar].
11.  Fonem /z/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [z] bila sebagai onset pada sebuah silabel. Misalnya <zaman> [zaman], <zakat> [zakat], dan <zamzam> [zamzam]. Bila sebagai koda dilafalkan sebagai bunyi [z] atau bunyi [s]. Misalnya pada kata <aziz> dilafalkan [aziz] atau [azis].
12.  Fonem /s/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [s] baik sebagai onset maupun sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya pada kata <sakit> [sakit],  <pesan> [pesan], dan <kamus> [kamus].
13.  Fonem /l/


Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [l ] baik sebagai onset maupun sebagai koda. Misalnya <syarat> [l arat], <syahbandar> [l ahbandar], dan <arasy> [ara l ].
14.  Fonem /ñ/
Fonem nasal ini direalisasikan sebagai bunyi [ñ] misalnya pada kata <nyanyi> [ña ñi], <banyak> [bañak], dan <nyonya> [ñ É ña]. Fonem /ñ/ tidak pernah berposisi sebagai koda.
15.  Fonem /j/
Fonem ini secara umum direalisasikan sebagai bunyi [j] seperti pada kata <jalan> [jalan], <jujur> [jujur], dan <ajal> [ajal]. Fonem /j/ tidak pernah berposisi sebagai koda.
16.  Fonem /c/
Secara umum fonem /c/ ini direalisasikan sebagai bunyi [c] seperti pada kata <cari> [cari], <acar> [acar], dan <cacar> [cacar]. Fonem ini tidak pernah berposisi sebagai koda.
17.  Fonem /y/
Fonem ini selalu direalisasikan sebagai bunyi [y] seperti pada kata <yatim> [yatim], <ayun> [ayun], dan <yayasan> [yayasan]. Fonem ini tidak pernah berposisi sebagai koda.
18.  Fonem /g/
Fonem ini mempunyai dua macam realisasi, yaitu:
Pertama, direalisasikan sebagai bunyi [g] apabila berposisi sebagai onset. Misalnya pada kata <gajah> [gajah],  <agar> [agar], dan <gagal> [gagal].
Kedua, Direalisasikan sebagai bunyi [g] atau [k] apabila berposisi sebagai koda misalnya:
<gudeg>   dilafalkan [gudeg] atau [gudek]
<grobag>  dilafalkan [grÉbag] atau [grÉbak]
19.  Fonem /k/
Fonem ini memiliki tiga macam realisasi, yaitu:
Pertama, direalisasikan sebagai bunyi [k] apabila berposisi sebagai onset pada sebuah silabel. Misalnya pada kata <kabar> [kabar], <bakar> [bakar], dan <akur> [akur].
Kedua, direalisasikan sebagai bunyi [?] apabila berposisi sebagai koda pada sebuah silabel seperti: <bapak> [bapa?], <nikmat> [ni?mat], dan <rakyat> [ra?yat].
Ketiga, direalisasikan sebagai bunyi [g] bila berposisi sebagai koda misalnya: <gudek> [gudeg], <gubuk> [gubug], dan <gebuk> [gbug].
20.  Fonem /h/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [h] baik berposisi sebagai onset maupun sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya pada kata <nganga> [haha], <angin> [ahin], dan <bingung> [bihuh].
21.  Fonem /X/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [X] baik berposisi sebagai onset maupun sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya <khas> [Xas], <akhir> [aXir], dan <tarikh> [tariX].
22.  Fonem /h/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [h] baik berposisi sebagai onset maupun sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya pada kata <hari> [hari], <sehat> [sehat], dan <lebih> [lbih].
23.  Fonem /?/
Fonem ini direalisasikan sebagai bunyi [?] yang muncul pada:
Pertama, silabel pertama dari sebuah kata yang berupa fonem vokal. Misalnya pada kata <akan> [?akan], <isap> [?isap], dan <udang> [?udah].
Kedua, di antara dua buah silabel, dimana naklus silabel pertama dan nuklus silabel kedua berupa fonem vokal yang sama. Misalnya pada kata
<taat>      dilafalkan [ta?at]
<aan>      (nama orang) dilafalkan [a?an]
<iin>       (nama orang) dilafalkan [i?in]


B.     Gugus Fonem dan Deret Fonem
      Menurut Chaer (2015 : 83), gugus fonem adalah dua buah fonem yang berbeda tetapi berada dalam sebuah silabel atau suku kata. Sedangkan yang dimaksud deret fonem adalah dua buah fonem yang berbeda, berada dalam silabel berbeda, meskipun letaknya berdampingan.
  1. Gugus dan Deret Vokal
Menurut Chaer (2015: 83-84), gugus vokal sama dengan diftong. Sejauh ini diftong tercatat ada dalam bahasa Indonesia adalah diftong atau gugus vokal <ai>, <au>, <oi>, dan <ei>, seperti terdapat pada kata:
1)      Pulau
2)      Santai
3)      Sekoi
4)      Survei
Sedangkan deret vokal yang tercatat ada sampai saat ini adalah:
1)      aa   seperti pada kata saat dan taat 
2)      au seperti pada kata laut dan daun 
3)      ai   seperti pada kata kain dan kait 
4)      ao  seperti pada kata kaos dan laos 
5)      ua  seperti pada kata luar dan kuat 
6)      ue  seperti pada kata kue
7)      ui   seperti pada kata puing dan suit
8)      ia   seperti pada kata siar dan kiat
9)      iu   seperti pada kata tiup dan liur
10)  io   seperti pada kata biola
11)  oa  seperti pada kata loak
12)  oi   seperti pada kata koin dan poin
13)  eo  seperti pada kata beo
  1. Gugus dan Deret Konsonan
Menurut Chaer (2015: 84-87), gugus konsonan disebut juga klaster yang ada dalam bahasa Indonesia adalah:
br         seperti pada kata brahma
bl         seperti pada kata blangko  dan semblih 
by        seperti pada kata obyektif
dr         seperti pada kata drama dan drakula
dw       seperti pada kata  dwidarma
dy        seperti pada kata madya 
fl          seperti pada kata flannel dan inflasi 
fr         seperti pada kata  frater dan infra 
gl         seperti pada kata global dan  gladiol 
gr         seperti pada kata gram dan grafis 
kl         seperti pada kata klasik dan klinik
kr         seperti pada kata kritik dan  Kristen 
ks         seperti pada kata ksatria dan eksponen 
kw       seperti pada kata kwartir dan kwarter
pr         seperti pada kata pribadi
ps         seperti pada kata psikolog dan psikopat 
sl          seperti pada kata slogan dan  slalom 
sp         seperti pada kata spontan dan  special
spr       seperti pada kata sprit dan spreyer
sr         seperti pada kata srigala dan sronok 
st         seperti pada kata  studio dan stasiun
str        seperti pada kata  strata dan strika 
sw        seperti pada kata  swadaya dan swast
sk         seperti pada kata  skala 
skr       seperti pada kata skripsi dan manuskrip 
tr          seperti pada kata tragedy dan trahum 
ty         seperti pada kata satya
Deret konsonan yang ada dalam bahasa Indonesia antara lain:
            bd        seperti pada kata sabda
            bh        seperti pada kata subhat
            bl         seperti pada kata kiblat


hb        seperti pada kata mahkama
hl         seperti pada kata bahla, bahlul 
hm       seperti pada kata tahm
ht         seperti pada kata tahta, 
kb        seperti pada kata takbir, akbar 
kl         seperti pada kata iklan, coklat 
km       seperti pada kata sukma 
kr         seperti pada kata pokrol, takrir
ks         seperti pada kata siksa, paksa 
kt         seperti pada kata bakti, bukti 
?d        seperti pada kata [bak?da
?l         seperti pada kata [ta?luk], [ta?lik] 
?m       seperti pada kata [ba?mi], [ma?mum
?n        seperti pada kata [ma?na], [la?nat] 
?y        seperti pada kata [ra?yat], [ru?yat] 
lb         seperti pada kata kalbu, talbiah 
ld         seperti pada kata kaldu, kaldera 
lk         seperti pada kata taling, palka 
lm        seperti pada kata halma, gulma
lp         seperti pada kata pulpen, bolpoin 
mb       seperti pada kata sambut, timbul 
mp       seperti pada kata simpan, sampul 
mpr      seperti pada kata kompraŋ 
nc        seperti pada kata hancur, lancip 
ncl       seperti pada kata kinclong 
ncr       seperti pada kata kencring 
nd        seperti pada kata janda, tunda 
nj         seperti pada kata janji, tanjung 
np        seperti pada kata tanpa 
nt         seperti pada kata nanti, pantun 
ŋg        seperti pada kata laŋgar, maŋga
ŋk        seperti pada kata naŋka, boŋkar
ŋkr       seperti pada kata baŋkrut
ŋs         seperti pada kata piŋsan, saŋsi
pt         seperti pada kata baptis, saptu
rb         seperti pada kata karbon, terbang      
rc         seperti pada kata karcis 
rd         seperti pada kata kerdil, kardus  
rg         seperti pada kata surga, harga 
rh          seperti pada kata berhala 
rj          seperti pada kata terjang, terjal 
rk         seperti pada kata berkas, harkat 
rl          seperti pada kata  perlu 
rm        seperti pada kata norma, nirmala 
rn         seperti pada kata sirna, porno 
rp         seperti pada kata korpus
rs         seperti pada kata sirsak 
rt          seperti pada kata kertas, karton
sb         seperti pada kata tasbih
sk         seperti pada kata miskin
sl          seperti pada kata muslim
sr         seperti pada kata mesra, pasrah
sp         seperti pada kata  puspa
 ʃd        seperti pada kata taʃdid
 ʃr         seperti pada kata taʃrik
tm        seperti pada kata ritme 
tl          seperti pada kata mutlak
Xl        seperti pada kata maXluk

C.    Distribusi Fonem
      Menurut Chaer (2015 : 89), distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem didalam satu satuan ujaran, yang kita sebut sebuah kata atau


morfem. Secara umum fonem dapat berada pada posisi awal kata, di tengah kata, maupun di akhir kata. Fonem vokal memang  selalu dapat menduduki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai puncak penyaringan  pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian,  mungkin dapat menduduki  awal dan akhir, tetapi mungkin juga hanya menduduki posisi pada awal.
  1. Fonem Vokal
1)      Vokal /a/, dapat menduduki semua posisi, contoh: ambil, taat dan harga.
2)      Vokal /i/, dapat menduduki semua posisi, contoh: indah, amin dan tani.
3)     Vokal /e/, dapat menduduki semua posisi, contoh: enak, karet dan sate.
4)   Vokal /∂/, dapat menduduki semua posisi, contoh: [∂mas], [l∂mbut], [kod∂].
5)    Vokal /u/ dapat menduduki semua posisi, contoh: udang, sambut, dan lagu.
6)  Vokal /o/ dapat menduduki semua posisi,  seperti pada contoh: oleh, belok dan bakso.
(Chaer, 2015: 89-90)
  1. Fonem Diftong
1.      Diftong /aw/ dapat menduduki posisi awal dan posisi akhir, contoh: aula [awla] dan pulau [pulaw]. Tidak dapat menduduki posisi tengah.
2.      Diftong /ay/ hanya menduduki posisi akhir, seperti pada kata pantai [pantay]. Tidak dapat menduduki  posisi awal dan posisi tengah.
3.      Diftong /oy/ hanya menduduki posisi akhir, seperti pada kata sekoi [s∂koy] dan amboi [amboy]. Tidak dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah.
4.  Diftong /ey/ juga hanya menduduki posisi akhir, contoh: survei [survey]. Tidak dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah.
(Chaer, 2015: 90)
  1. Fonem Konsonan
1.   Konsonan /b/ dapat mendudukui posisi awal, posisi tengah dan posisi akhir  seperti tampak pada bambu, timbul dan sebab. Namun, pada posisi akhir sebagai koda posisinya mendua, maksudnya dapat sebagai fonem /b/ dan dapat pula sebagai fonem /p/. Di sisni, fonem /b/ itu kehilangan kontrasnya dengan fonem /p/. Fonem yang sepeti ini lazim disebut dengan nama arkifonem. Keduanya, /b/ dan /p/ dianggap sebagai anggota dari arkifonem /B/ (keterangan: arkifonem dilambangkan dengan huruf kapital).
2.   Konsonan /p/ dapat menduduki semua posisi: awal, tengah dan akhir, seperti tampak pada contoh; pikat, lipat dan tutup.
3.   Konsonan /m/ dapat meduduki semua posisi: awal, tengah dan akhir, seperti tampak pada contoh: makan, aman dan dalam.
4.  Konsonan semivokal /w/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti tampak pada contoh: waris dan awam. Pada posisi akhir semi vokal /w/ merupakan bagian dari diftong /aw/, yang secara ortografi dilambangkan dengan huruf  <u> . Misalnya [pulaw] – <pulau>, dan [danaw] - <danau>. Sebagai luncuran atau bunyi pelancar, bunyi [w] dalam ortografi tidak diberi lambang apa-apa. Contoh: [duwa] - dua; dan [kuwe] - <kue>.
5. Konsonan /f/ dapat menduduki semua posisi: awal, tengah, dan akhir, seperti tampak pada contoh: fitnah, sifat, dan aktif. Perlu dijelaskan dalam bahasa Indonesia, konsonan labiodental tak bersuara /f/ dan konsonan labiodental bersuara /v/ tidak memiliki pasangan minimal. Maka konsonan /f/ dan konsonan /v/ dalam bahasa Indonesia hanya diperbedakan secara ortografis. Kata-kata yang dalam bahasa asingnya dilambangkan dengan <f> akan ditulis dengan huruf <f> dan yang dilambangkan dengan <v> akan ditulis dengan huruf <v>. Jadi, fakultas ditulis dengan huruf <f> sedangkan vitamin ditulis dengan huruf <v>.
6.   Konsonan /d/ dapat menduduki semua posisi: awal, tengah dan akhir, seperti tampak pada contoh: dari, adat dan abad. Namun, pada posisi


      akhir fonem /d/  lazim dilafalkan sebagai bunyi [t]. Jadi, fonem /d/ disini adalah  anggota dari arkifonem /D/.
7.  Konsonan /t/ dapat menduduki semua posisi: awal, posisi tengah dan posisi akhir, seperti tampak pasda contoh: taeri, hati dan karet.
8. Konsonan /n/ dapat menduduki semua posisi: awal, tengah, dan akhir, seperti tampak pada contoh: nasi, tanah, dan tuan.
9.  Konsonan /l/ dapat menduduki semua posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, seperti tampak pada contoh: lari, balai, dan bakal.
10. Konsonan /r/ dapat menduduki  posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, seperti tampak pada contoh: raja, urat dan lebar.
11. Konsonan /n/ dapat menduduki semua posisi awal, posisi tengah dan posisi akhir. Contoh: zakat, lazim, dan aziz. Namun, pada posisi akhir fonem /z/ ini kehilangan statusnya sebagai fonem /z/ dia menjadi anggota dari arkifonem Z, karena lazim diucapkan sebagai /s/.
12. Konsonan /ñ/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti tampak pada contoh: nyali [ñali] dan banyak [bañak] tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.
13. Konsonan /j/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti tampak pada contoh: jalan dan ajal tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.
14. Konsonan /c/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti tampak pada contoh: copet dan kecil, tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.
15. Konsonan /ʃ/ dapat menduduki  posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, seperti tampak pada contoh: [ʃarat] dieja  syarat, [iʃarat] dieja isyarat, dan [araʃ] dieja arasy.
16. Konsonan /s/ dapat menduduki  semua posisi: posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, seperti tampak pada contoh: salut, pasar dan baris.
17. Konsonan /g/ dapat menduduki posisi awal dan tengah seperti tampak pada contoh: gadis dan agar. Juga dapat menduduki posisi akhir pada sejumlah kata; tetapi secara ortografis selalu dilambangkan dengan huruf <k>. Contoh: gubuk dilafalkan [gubug] atau [gubuk];  grobak  dilafalkan [grobag] atau [grobak]; dan  gudek  dilafalkan [gudeg] atau [gudek].
18. Kornsonan /k/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, seperti tampak pada contoh: kata, akan, dan anak.
19. Konsonan /?/ dapat menduduki posisi tengah, dan posisi akhir, secara ortografis kehadirannya dilambangkan dengan huruf <k>, seperti tampak pada contoh: nikmat [ni?mat] dan bapak [bapa?]. Secara fonetis fonem ini selalu muncul di muka silabel yang tidak punya onset, seperti ikan [i?kan] dan taat [ta?at].
20. Konsonan /ŋ/ dapat menduduki semua posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, contoh: nganga [ŋaŋa], angan [aŋan], dan benang [benaŋ].
21. Konsonan /x/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, contoh: [xitan] dieja <khitan>, [axir] dieja <akhir> dan [tarix] dieja <tarikh>.
22. Konsonan /h/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, contoh: hamil, mahir, dan sudah. Pada beberapa kata yang bukan unsur serapan fonem [h] ini pada posisi awal sering ditanggalkan seperti hidup - idup; hisap - isap; dan hembus - embus.
(Chaer, 2015: 90-93)
  1. Gugus Konsonan
1.      Gugus konsonan /br/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada kata brahmana.
2.      Gugus konsonan /bl/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada kata blangko dan amblas.
3.      Gugus konsonan /by/ hanya menduduki posisi tengah, seperti pada kata obyek dan subyek.
4.      Gugus konsonan /dr/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada kata drama dan sudra.


5.      Gugus konsonan /dw/ dapat menduduki posisi awal saja, seperti pada kata dwidarma.
6.      Gugus konsonan /dy/ hanya menduduki posisi tengah, seperti pada kata madya.
7.      Gugus konsonan /fl/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada kata flanel dan inflasi.
8.      Gugus konsonan /fr/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada kata frater dan infra.
9.      Gugus konsonan /gl/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata global dan glukosa.
10.  Gugus konsonan /gr/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata grafis dan gram.
11.  Gugus konsonan /kl/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata klasik dan klinik. 
12.  Gugus konsonan /kr/ hanya menduduki posisi awal seperti  posisi awal seperti  posisi awal seperti  Cugus konsonan kr hanya menduduki posisi awal seperti pada kata kritik dan kroket. 
13.  Gugus konsonan /ks/ dapat menduduki posisi awal, tengah, dan akhir seperti pada kata ksatria, eksponen, dan konteks.
14.  Gugus konsonan /kw/ dapat menduduki posisi awal dan tengah seperti pada kata kwintal dan takwim.
15.  Gugus konsonan /pr/ dapat menduduki posisi awal dan tengah seperti pada kata pribadi dan keprok.
16.  Gugus konsonan /ps/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata psikologi dan psikiater.
17.  Gugus konsonan /sl/ hanya dapat menduduki posisi awal seperti pada kata slogan dan slebor.
18.  Gugus konsonan /sp/ hanya dapat menduduki posisi awal saja seperti pada kata spontan dan spirit.
19.  Gugus konsonan /sr/ hanya dapat menduduki posisi awal saja seperti pada kata srigala.
20.  Gugus konsonan /st/ hanya dapat menduduki posisi awal, seperti pada kata studio dan stasiun.
21.  Gugus konsonan /sk/ hanya dapat menduduki posisi awal saja seperti pada kata skala.
22.  Gugus konsonan /skr/ dapat  menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada kata skripsi dan manuskrip.
23.  Gugus konsonan /tr/ dapat menduduki posisi awal dan tengah, seperti pada contoh tragedi dan sutra.
(Chaer, 2015: 93-94)























BAB III
KESIMPULAN
            Realisasi fonem itu sama dengan bagaimana fonem itu dilafalkan. Realisasi fonem terbagi menjadi vokal dan konsonan. Gugus fonem adalah dua buah fonem yang berbeda tetapi berada dalam sebuah silabel atau suku kata. Sedangkan yang dimaksud deret fonem adalah dua buah fonem yang berbeda, berada dalam silabel berbeda, meskipun letaknya berdampingan. Gugus dan deret fonem terbagi menjadi vokal dan konsonan.
            Distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem didalam satu satuan ujaran, yang kita sebut sebuah kata atau morfem. Secara umum fonem dapat berada pada posisi awal kata, di tengah kata, maupun di akhir kata. Fonem vokal memang  selalu dapat menduduki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai puncak penyaringan  pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian,  mungkin dapat menduduki  awal dan akhir, tetapi mungkin juga hanya menduduki posisi pada awal.














DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2015. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Related Posts

0 Response to "Fonologi - Realisasi Fonem, Gugus Fonem dan Deret Fonem, Serta Distribusi Fonem"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel